Mami

5.1K 803 58
                                    

"MAMIII PACARKU MAU DIBAWA KE MANA?" Teriakan Mark hanya dibalas dengusan oleh Taeyong yang membawa Haechan dari sisi anak sulungnya. Membuat Mark terpaksa buru-buru mengekori langkah kaki sang ibu sebelum kekasihnya itu dikuasai oleh keluarganya.

"Cuma diajak ke ruang makan lho Kak." balas Taeyong singkat, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah sosok di sampingnya. "Haechan udah makan?"

"Tadi baru ngemil aja, jajan di depan sekolah Mam. Kan mau tunggu Kak Mark." Taeyong mencubit pipi Haechan yang sudah tersenyum lebar hingga menampilkan gigi rapinya. Mark yang cemberut mengikuti di belakang mereka.

"Mamiiiii."

"Gak malu kamu Kak? Di depan pacarmu kayak gitu?" Rona merah langsung menyebar di wajah lelah Mark, yang sebenarnya sudah ingin segera berduaan dengan kekasihnya.

"Makan gak Kak? Udah dimasakin sama Mami lho." Bujuk Haechan ke arah Mark yang masih diam, menyilangkan dadanya sambil menatapnya tajam. Bukannya terintimidasi, Haechan justru mengeluarkan tawanya hingga terdengar di seluruh ruangan. "Ngambekan banget. Mami, aku sama Sungchan aja, boleh?" Tanya Haechan, menggodai Mark yang langsung menariknya untuk dipeluk dari samping, membuat wajah kekasihnya itu tenggelam di bahunya. Taeyong mendecih lalu menjewer telinga putra sulungnya.

"Diajakin makan, malah nakal ke pacarnya." Omelnya panjang lebar, disambut gerutuan kesakitan yang lebih muda. Belum sempat membalas kalimat sang ibu, ganti suara sang adik menginterupsi obrolan mereka.

"Mami, boleh pinjem Kak Haechan gak? Mau minta tolong dibantu ngerjain tugas." Sela Sungchan, mencoba meminta kekasih kakaknya untuk menemaninya mengerjakan tugas, bukannya meminta kakak ataupun ayahnya.

"Gak minta tolong Kak Jeno aja Chan? Kan lebih pinter dia daripada kakak." Balas Haechan, mengingatkan Sungchan pada kenyataan Jeno yang lebih pandai darinya. Bahkan temannya itu masuk ke dalam peringkat tiga besar paralel di semester pertama mereka.

"Ada Kak Mark juga itu dek." Ujar Taeyong mengingatkan anak bungsunya yang justru dibalas gelengan kepala cepat.

"Tapi ngajarinnya enakan Kak Haechan Mi." Elak Sungchan yang disambut tawa Taeyong. Terutama karena gerutuan Mark setelah Haechan menyetujui permintaan Sungchan dan melepaskan pelukan mereka. Kekasihnya itu bahkan langsung ganti mengikuti langkah lebar adiknya ke arah ruang tamu, di mana buku pelajaran adiknya bertebaran menunggu giliran untuk diselesaikan. Mark lalu ikut duduk di sofa di belakang Haechan, membiarkan kekasihnya bersila di karpet, membantu adik bungsunya mengerjakan tugas. Tangannya mengelus surai kecoklatan di hadapannya.

"Kamu seneng banget sama Sungchan." Cibir Mark setelah hamper lima belas menit menemani Haechan dan Sungchan di ruang tengah.

"Iya. Lucu soalnya dia. Aku kan gak punya adik, so I will babying him from now on."

"Is that why you have a big brother?"

"Iya, mama udah gak bisa punya anak, makanya trus adopsi kak Dery" Haechan membalas sambil lalu, perhatiannya kembali ke arah Sungchan yang masih kebingungan mengerjakan tugasnya "Kamu jangan ganggu aku kenapa sih?" Seru Haechan risih karena Mark yang terus mengusilinya, entah mencubiti punggung tangannya yang sedari tadi dipegangnya, ataupun menciumi pipinya dari arah belakang.

"Wangi kamu enak soalnya." Jawabnya tanpa berusaha menghindari cubitan kekasihnya, yang sebal dengan tingkahnya.

"Diem atau aku bilangin Mami." Ancamnya yang tidak dipedulikan oleh Mark, dan justru semakin gencar mengecupi puncak kepala kekasihnya. Meninggalkan Sungchan yang sibuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan yang diajarkan Haechan.

***

Kapan mereka ninu-ninu ya?
Wkwkwk

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang