Pergi

2.3K 305 22
                                    

"Papa, tolong jangan berhenti pukpukin Lele." Mata anak laki-laki yang sebelumnya setengah terpejam dan sudah hampir tertidur pulas, kembali terbuka lebar karena tangan sang papa yang berhenti menepuk-nepuk pahanya. Memutuskan untuk memaksa saudara kembarnya mengikuti kemauannya, sepasang saudara kembar itu berakhir tidur di kamar orang tua mereka. Dengan Chenle bersikeras meminta Mark untuk menepuk-nepuk pahanya agar dirinya cepat tertidur.

"Papa udah puk-pukin kamu dari tadi tapi kamu gak tidur-tidur." Balas Mark, memprotes anak laki-lakinya yang sudah tertidur di sebelahnya hampir setengah jam tapi tidak juga terlelap. Padahal Mark sudah hampir hanyut dalam mimpinya.

"Tapi nanti Papa sama Mama bagaimana kalau Lele dan Icung pergi? Pasti Mama kesepian kalau tidak ada Lele. Benar kan Ma?" Posisi Chenle yang awalnya sudah berbaring, langsung berubah menjadi duduk. Matanya membelalak lebar, seakan-akan terkejut dengan pemikirannya sendiri. Membuat Mark hampir meledakkan tawanya melihat ekspresi putranya, juga Haechan yang langsung mencubit hidung Chenle.

"Kamu harusnya nanya gitu tuh kemaren pas Opa ajak kamu. Bukan sekarang pas besoknya kamu udah mau berangkat." balas Haechan gemas. Siang hingga sore hari dihabiskan kedua putra kembarnya itu untuk mengepak barang-barang, yang mereka bersikeras untuk memilihnya sendiri. Dan malamnya, Chenle membawa Jisung untuk tidur berhimpitan dengan kedua orang tua mereka. Beralasan esok hari mereka akan meninggalkan Haechan dan Mark untuk ikut dengan Johnny selama beberapa hari.

"Ah Mama tidak sayang sama Lele dan Icung." Mark sekilas melihat ekspresi Haechan berubah sedikit muram akibat kalimat pendek bocah laki-laki serupa dengannya dalam hal banyak bicara.

"Mama kalau gak sayang sama kalian, kalian udah dibuang di depan rumah." Bantah Mark, menyenandungkan tawa renyahnya saat menggigit main-main pipi bocah laki-laki yang tidur di antaranya. Tangannya meraih tangan Haechan, mengelusnya perlahan. Menghasilkan sebuah senyum tipis di wajah yang lebih muda, mendengar bagaimana suaminya menjawab putra mereka dengan setengah bercanda.

"Mama jangan berhenti bernyanyi, nanti Jisung tidak bisa tidur." Protes Jisung, menghentikan perdebatan sang papa dengan saudaranya yang membuat Haechan tidak melanjutkan lagu pengantar tidur. Berkebalikan dengan Chenle si anak papa, Jisung lebih senang dinyanyikan lagu oleh Haechan sebagai teman menuju tidurnya.

"Icung, Lele masih ngomong sama Papa." Potong Chenle tidak terima karena dirinya masih berdebat dengan sang papa. Meskipun sedikit kehilangan suara merdu yang sedari tadi mengalun menemani mereka

"Kalau Chenle ngomong terus, gak tidur, besok bangun kesiangan ditinggal opa." ancam Jisung karena saudaranya yang masih saja mengoceh. Padahal waktu mengajaknya untuk tidur di kamar orang tua mereka, Jisung sudah yakin Chenle akan langsung tertidur dalam waktu singkat. Menilik dari matanya yang sudah terlihat sayu, juga tangan yang beberapa kali menguceknya.

"Ih Icung, jangaaan."

"Yaudah cepet tidur Chenleee."

"Iya ini tidur, Papa ayo puk-pukin Lele lagi."

"Aduh, Papa capek."

"Aaaaa Papaaaa.... "

"Mama, minta tolong menyanyi lagi untuk Jisung."

"Cepet tidur. Tidur. Tidur."

Cup. Cup. Cup

***

Siapa yang kangen?

Cung!

Close to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang