12. Melepas topeng

7.6K 400 19
                                    


Di pagi hari yang cerah ini, SMA dwi tunggal sudah di hebohkan dengan kedatangan seorang cowok tampan dengan motor soprt merah andalannya. Suara gemuruh yang di keluarkan oleh motor cowok itu membuat bising seisi sekolah, seolah memecahkan gendang telinga. Semua orang bertanya – tanya siapa sebenarnya orang itu, karena mereka belum pernah melihatnya.

Cowok dengan motor sport merah itu memarkir kendaraannya di tengah – tengah lapangan parkir, seolah menyuruh semua orang yang ada di sekolah untuk memandang ke arahnya. Setelah memarkir motornya, cowok itu melepas helm full facenya, lalu mengacak pelan surai kecoklatannya. Dan saat seluruh warga sekolah melihat siapa cowok itu, semua orang melotot tak percaya.

Cowok itu adalah Agas. Cowok yang selama ini di kenal kalem, polos, baik hati dan juga sangat ramah pada semua orang. Kini datang ke sekolah dengan tampilan yang sangat – sangat berbeda. Agas yang biasanya selalu diantar oleh supir pribadi keluarganya, kini datang ke sekolah mengendarai motor sport. Dadanan cowok itu yang biasanya mencirikan cowok pendiam, rapi, rambut yang disisir rapi dan terkesan culun kini sangat berbeda.

Rambut kecoklatan lumayan panjang yang bisanya selalu di sisir rapi ke samping, kini di biarkan saja berantakan tidak beraturan ke depan. Kancing seragam yang biasanya di kancing rapi hingga bagian paling atas dan di lengkapi dengan dasi yang terpasang rapi, kini tidak lagi. Seragam yang Agas gunakan sedikit lusuh, dua kancing teratas seragamnya di biarkan terbuka memamerkan dada cowok itu yang membidang indah.

Agas tersenyum puas saat melihat banyak siswa siswi yang memandang takjub ke arahnya, setelah melihat perubahan cowok itu yang bisa di katakan cukup drastis. Agas menyisir rambutnya ke belakang membuat banyak gadis – gadis yang menjerit heboh.

"Woahhh kak Agas sekarang ganteng banget!!"

"Anjir – anjir! Pegangin gue cevatt, gue mau pingsan gak bisa nafas woiii ganteng banget!!!" jerit salah satu siswi begitu heboh, sembari menyuruh semua orang memegangi tubuhnya lalu siswi itu membuat gerakan seolah akan ambruk tidak sadarkan diri.

"Kak Agas, Mama gue di rumah dari kemarin nyariin mantunya wooiii tau – taunya di sini ternyata!!"

"Agas pulang! Anak kita kangen kamu!"

Agas hanya berdecak malas, cih! Lihat saja jeritan heboh para siswi itu saat melihat dirinya yang sekarang. Coba saja dulu, bahkan saat Agas ingin berkenalan dengan salah satu dari mereka, cowok itu malah di katai culun dan tidak gaul tapi sekarang?

Kadang begitulah seseorang, menilai semua dari fisik bukan hati. Menjatuhkan seseorang karena melihat fisiknya yang kurang sempurna, tanpa memandang siapa orang itu dan bagaimana latar belakangnya. Dan ya, inilah Agas yang sebenarnya. Cowok lopos, dan lugu itu hanyalah topeng yang ia gunakan selama ini.

Kini Agas datang dengan jati dirinya yang asli, cowok dengan berbagai ambisi, percaya diri, pencita dunia malam, sex bebas dan balapan liar. Cowok yang hatinya mudah terbakar rasa iri dan cemburu, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dirinya mau dan menjatuhkan sainganya dengan cara licik.

Itulah Agas Prasetya yang sebenarnya.

Cowok itu dengan santainya meregangkan lehernya, kemudian turun dari motor sportnya dan berjalan ke koridor menuju ke kelas. Belum beberapa langkah berjalan di koridor, cowok itu berpapasan langsung dengan ketiga sahabatnya atau yang saat ini bisa di sebut saingan beratnya mungkin.

Ya mereka adalah Natan, Deren dan Gema yang kini sedang memandang Agas dengan sorot mata merendahkan dan terkesan jijik.

Natan melipat tangannya di depan dada, sedangkan Gema berdiri tegap dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana seragamnya, jangan tanya Deren karena saat ini cowok itu tengah sibuk dengan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan dan sedang merapikannya dengan ludahnya sendiri.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang