13. Ingin membenci, namun susah

7.2K 343 11
                                    

Jangan lupa baca part sebelumnya ya, udah double up nih votenya inget ya!!

Jangan lupa baca part sebelumnya ya, udah double up nih votenya inget ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨



Naradha memasuki area kantin, dan pengelihatan cewek itu langsung memutar mencari keberadaan Gema dan teman – temannya. dan ya, seperti biasanya Gema duduk di meja kantin paling pojok yang biasanya selalu di isi oleh cowok itu dan teman – temannya. dengan semangat cewek itu langsung menuju meja Gema dan teman - temannya sembari membawa kotak makanannya.

"Gema!" panggil Naradha membuat Gema dan teman – temannya menoleh. Raut wajah Gema langsung berubah datar saat melihat kedatangan Naradha, selera makan cowok itu seolah hilang saat melihat wajah Naradha.

Entah kenapa, rasa cinta di hati Gema untuk Naradha sudah tidak tersisa lagi. Kini hanya ada rasa sakit hati, dan rasa benci yang Gema pendam untuk cewek itu. cewek yang dengan teganya membohongi semua orang demi mangamankan posisinya dan membuat Gema harus bertanggung jawab atas apa yang tidak di lakukannya.

"Woah ada Radha, bawa apaan itu Dha?" wajah cerah Deren menyambut kedatangan Naradha dengan baik, namun tidak dengan Natan dan Gema, jika Deren masih bisa menyembunyikan kekesalannya namun tidak dengan kedua temannya yang lain.

Naradha hanya tersenyum canggung, "Ini, gue bawa makanan buat Gema." Cewek itu berjalan menghampiri Gema dan duduk di sebelah cowok itu, tanpa permisi.

"Tapi lo telat, gak lihat tuh Gema dah beli makanan?" Natan mendengus malas, entah kenapa rasa belas kasihannya pada Naradha hilang begitu saja saat mendengar semua cerita Gema tadi. Naradha menarik nafasnya pelan, kemudian menoleh ke arah Gema yang enggan menatap wajahnya.

"Yah, padahal aku udah masak buat kamu loh Gem."

Natan mendengus sebal, cowok itu kemudian menatap Naradha dengan pandangan rendah. "Kasi aja tuh sama bapak dari anak lo, kali aja setelah lo kasi makanan dia mau tanggung jawab!" sindir Natan tajam dengan nada berbisik agar tidak ada yang mendengarnya.

Naradha menoleh ke arah Natan, hatinya sebenarnya sangat sakit saat mendengar ucapan Natan berusan namun cewek itu berusaha menahan emosinya. "Ngomong apaan sih Nat, ngawur lo!" gurau Naradha, yang masih belum mengatahui kalau Deren dan Natan sudah tahu semua tentang kehamilannya.

"Masih gak ngerti juga Dha? Apa perlu gue umumin pake toa sekolah? Biar semua orang tahu kalau Gema gak salah iya?" Natan mulai meninggikan nada bicaranya dan manatap Naradha dengan tajam.

Merasa Natan terlalu kelewatan Deren segera menyenggol bahu sahabatnya itu, "Nat, udah gak suah terlalu frontal, biar nih cewek mikir sendiri salahnya apaan,"

"Kalau di biarin mikir sendiri, dia gak bakal pernah sadar salahnya apa Der! Nih cewek tuh egosi, apapun bakal dia lakuin biar posisinya selalu aman, meskipun itu harus mengorbankan masa depan orang lain!" Natan semakin menjadi – jadi, ya begitulah Natan cowok itu selalu frontal dan blak – blakan. Natan juga sangat benci pada orang yang egosi dan selalau mementingkan dirinya sendiri.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang