17. Bukan waktu yang tepat

8K 417 16
                                    


Selamat menunaikan ibadah puasa, bagi umat muslim.

Selamat menunaikan ibadah puasa, bagi umat muslim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✨✨✨

Perlahan Naradha membuka kelopak matanya, cewek cantik itu terganggu tidurnya karena merasa sinar matahari menyilaukannya dari arah balkon. Cewek cantik itu mengucek kedua matanya pelan, dan saat ingin meregangkan tubuhnya pergerakan Naradha sedikit tidak bebas. Dan saat cewek itu menoleh ke arah pinggangnya, terdapat sepasang lengan kekar yang sedang membelit tubuhnya dari belakangan.

Hal itu membuat Naradha sedikit kaget, wajah cewek itupun memerah padam. Membayangkan ia dan Gema tidur dengan berpelukan membuatnya merasa malu, ahh Naradha belum terbiasa dengan situasi seperti ini. jantungnya bahkan berdetak tidak beraturan.

Naradha kemudian membalik tubuhnya dengan perlahan, dan cewek itu tertegun saat melihat wajah damai lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. hati Naradha teremas rasanya, mengingat ini bukanlah pernikahan yang di inginkan bahkan di dasari oleh kebohongan. Namun harusnya Naradha bersyukur, karena sampai saat ini setidaknya Gema masih menerima kehadirannya dan anaknya.

Perlahan tangan lentik Naradha menelusuri garis rahang Gema yang masih tertidur dengan nyenyak, Naradha memang menusia paling tidak tahu di untung di dunia ini. seharusnya Gema masih mau membantunya saat tahu dirinya hamil saja sudah bersyukur, tapi dengan kurang ajarnya Naradha malah menuduh cowok sebaik Gema.

Tapi bagaimana lagi? Naradha tidak punya pilihan lain.

Kemudian Naradha melirik jam dinakas sebelah tempat tidur, baru pukul 06.10 jadi ini masih terlalu pagi untuk membangunkan Gema bersiap ke sekolah. Sepertinya Naradha akan bangun terlebih dulu, dan membantu pekerjaan dapur Mama Dania.

Naradha kemudian bergerak dengan perlahan untuk turun dari ranjang tanpa membangunkan Gema, dengan gerakan halus yang begitu tidak terbaca kini Naradha sudah keluar dari pelukan Gema. Namun saat hendak duduk, tanpa Naradha ketahui Gema malah kembali menariknya dengan tiba – tiba dan memeluknya semakin erat.

Hal itu membuat Naradha terpekik pelan, "G-gem, aku mau bangun." Cicitnya pelan, namun tidak ada repon dari Gema.

"Gem,"

"Hmm," gumamnya malas untuk menjawab.

"Bangun dulu, aku mau bantuin Mama."

Cowok itu hanya menggeliat sebentar, namun enggan melepas pelukannya. "Biarin gini dulu, bentar aja." Ucap cowok itu dengan nada berat khas bangun tidur, hal itu membuat jantung Naradha ingin melompat rasanya. Namun Naradha masih mencoba mangontrol dirinya.

"T-tapi Gem,"

Cowok itu menggeram marah, "Ck! Lo diem deh, gak usah bacot!" sukses, bentakan Gema membuat Naradha terdiam membeku. Cewek itu lantas memilih menutup mulutnya rapat – rapat karena tidak mau Gema lebih marah lagi.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang