03. Hilang arah

11.9K 706 1
                                    

••|HAPPY READING|••



"Gema ini Papanya Radha, boleh tolong cari Radha? Sampai sekarang dia belum pulang, ponselnya Om telponin gak di angkat Gem."

Begitulah kabar Gema dengar dari sambungan telepon, yang ia terima dari ayah kekasihnya. Gema yang tadi sedang asik bermain game sambil rebahan di kasur, tiba-tiba tubuhnya menegang hebat saat mendengar bahwa sang kekasih belum pulang ke rumah.

Tadi sore Naradha menolak untuk di antar pulang dan memilih membiarkannya pulang sendiri, Gema merasa bodoh karena mengiyakan saja ucapan kekasihnya itu. Rasa khawatir Gema bertambah saat mengingat kondisi Naradha hari ini yang terlihat sangat berbeda dari biasanya, cewek itu lebih banyak diam dan menangis membuat Gema sangat tidak tenang jika mengingatnya.

Tanpa banyak basa basi lagi, Gema beranjak dari kasur mengambil jaket denimnya dan keluar dari kamar. Cowok itu kini mengendarai mobilnya untuk mencari keberadaan sang kekasih yang entah sedang ada dimana. Gema jelas panik, karena Naradha sama sekali tidak merespon panggilan berkali-kali bahkan kini ponsel cewek itu total mati.

Gema sudah mencoba menghubungi semua sahabat kekasihnya, namun tidak ada satupun dari mereka yang tahu keberadaan Naradha. Gema sudah sangat khawatir sekarang, pikiran negatif tentang sesuatu buruk yang terjadi pada sang kekasih begitu memuncak di hatinya.

Cewek kesayangannya semoga baik-baik saja saat ini.

Gema kembali melajukan mobilnya menembus gelapnya jalanan di malam hari, menghampiri setiap tempat yang mungkin kekasihnya itu sering kunjungi namun hasilnya nihil. Naradha tidak ada di mana pun.

"Kemana kamu Dha? Kamu kenapa sebenarnya?" gumam Gema yang sudah tidak tahu arah harus kemana lagi, cowok itu mengendarai moblnya pelan sambil melihat kesekitar tanpa tujuan.

Mobil yang Gema kendarai kini sudah sampai di pelosok kota yang begitu terpencil, saking buta arah dan paniknya cowok itu sampai terdampar di tempat sunyi ini.

Gema tetap menjalankan mobilnya mencari jalan untuk keluar dari tempat ini, namun saat mobil hitam milik Gema hendak melewati sebuah jembatan tua yang lumayan besar cowok itu melihat seorang cewek dengan seragam SMA tengah berdiri di pagar pembatas jembatan.

"Itu beneran Naradha? Ngapain dia disini?" Gema sangat mengenali seragam itu dari SMA Nakula, namun ia sejanak berusaha meyakinkan diri memperhatikan dari dalam mobil bahwa memang benar itu Naradha yang sedang ia cari.

Setelah yakin dengan apa yang dirinya lihat, jantung Gema berpacu begitu cepat saat melihat apa yang akan di lakukan oleh Naradha. Cowok itu segera turun dari mobilnya, berlari menghampiri Naradha dengan tergesa dan sigap menarik tangan sang kekasih yang tubuhnya hampir saja jatuh terhempas ke dasar jembatan yang cukup tinggi ini.

"Radha, kamu gila hah?!"

Gema menarik kasar, dan mendekap hangat tubuh kekasihnya itu dengan erat. Demi apapun Gema tidak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya terlambat bahkan sedetik saja. Sudah dapat di pastikan ia akan kehilangan Naradha selamanya. Keringat membasahi sekujur tubuh, bahkan kini Gema sedikit bergetar karena kejadian tadi.

Naradha memberontak dalam dekapan Gema, "Lepasin Gem, lepas! Biarin aku lompat, biarin aku mati!"

Gema menggeram, hatinya terasa hancur melihat kondisi kekasihnya saat ini. Demi apapun, Gema berjanji akan menghabisi siapapun yang membuat kekasihnya seperti ini. "Istighfar Dha! Kamu kenapa Hah?!"

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang