36. She's Revenge

7K 450 41
                                    

°°••°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°••°°

Agas kini dilanda rasa khawatir yang berlebihan, cowok itu sekarang berada di kamar mandi. Entah kenapa cowok tampan dengan hidung mancung itu merasa kedatangan Naradha kembali setelah berbulan bulan merupakan sebuah ancaman berbahaya untuknya. Belum lagi setelah Naradha menyebutnya dengan calon papa muda, membuat Agas semakin ketar – ketir.

"Sialan, apa dia tahu soal Prisly?" gumam Agas dengan wajah khawatir yang jelas tercetak, cowok itu berkali – kali mengusap wajahnya gusar, jantungnya sejak tadi berdetak tidak karuan. Bahaya besar sedang mengancamnya jika saja Naradha benar – benar tahu tentang Prisly, mantan kekasihnya yang tengah hamil anaknya sekarang.

"Gak! Gak boleh! Gue harus cari cara biar gak ada satu orang pun yang tahu soal Prisly dan anak sialan itu!" Agas menggeram kesal, tangannya bergetar hebat, otaknya terus berputar mencari cara untuk mengatasi semua ini.

Agas tidak mau bertangung jawab atas anak itu, karena sama saja artinya Agas merusak masa depan sekaligus rencananya selama ini. Agas tidak ingin itu terjadi, hidupnya sudah terlalu hancur namun tolong jangan masa depannya. Agas ingin merasakan kebahagiaan walaupun itu hanya sekali dalam hidupnya.

"Gua gak mau tanggung jawab! Gue gak mau! Gue mau bahagia! Tolong sekali aja, kasi gue kebahagiaan bangsat!" Agas terduduk lemah di lantai kamar mandi, tidak bisa lagi menahan beratnya beban hidupnya.

Drtttt Drttt!

Dering suara telepon sejak tadi terus terdengar membuat Agas muak, nomor tidak dikenal yang sejak tadi terus menghubunginya entah apa tujuannya. Karena sudah geram Agas akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan itu, cowok itu diam membiarkan orang diseberang sana bicara terlebih dahulu.

"Gas, lama banget di toilet! Jangan bunuh diri ya, calon anak lo yang ada dikandungan Prisly masih butuh bapaknya!"

Suara halus dengan nada mengejek itu menyapa indra mendengaran Agas, cowok itu jelas tahu bahwa ini suara Naradha. Agas mengepalkan tangannya, ketakutannya semakin bertambah saat Naradha mengucapkan nama wanita itu.

Cowok itu menarik napasnya, mencoba mengontrol ketakutannya.

"Bacot!"

lelaki itu segera mematikan sambungan teleponnya. Agas harus cepat bertindak, sebelum Naradha benar – benar menghancurkan semua rencananya.

Sementara diseberang sana Naradha tengah tertawa puas, apalagi saat mendengar suara Agas yang sedikit bergetar lewat sambungan telepon. Seringai tajam kembali terlihat di bibirnya, kali ini Naradha tidak akan diam.

Cewek itu akan membalaskan semua rasa sakit yang sudah diterimanya kepada Agas, Naradha akan menghancurkan cowok itu membuatnya hancur dan mendapat rasa malu yang sama seperti dirinya dulu.

"Permainan gue bakal segera dimulai Gas," gumam Naradha pelan.

Lelaki itu akan segera menyaksikan sisi berbeda dari seorang Naradha Alyana, seorang gadis yang hidupnya telah di hancurkan. Apapun alasannya tindakan Agas tidaklah benar dan lelaki itu harus mendapat balasan yang setimpal.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang