14. Kecerobohan

6.3K 367 11
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Mulut dan hati kadang memang tidak sejalan. Dimulut benci, tapi di hati cinta."

****


Naradha berjalan seorang diri menuju ruang guru, dengan langkah pasti cewek itu melangkahkan kakinya sedikit tergesa. Sepertinya Naradha lupa bahwa dirinya sedang hamil muda, hingga cewek itu tidak sadar tali sepatunya belum terakat dengan benar dan berakhir tersandung.

"Akkhh!" Naradha meringis pelan saat tubuhnya terhayung ke depan, karena tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri. Cewek itu meringis, memegangi perutnya yang terasa nyeri. Kondisi lorong saat ini sepi tidak ada satu orang pun yang lewat, hal itu membuat Naradha kesusahan untuk meminta pertolongan.

Cewek itu mencoba bangkit, namun entah kenapa kakinya terasa lemas karena efek rasa sakit yang ditimbulkan oleh perutnya. Naradha mengerang pelan, ia berusaha menahan rasa sakit ini namun tidak bisa mau berusaha bangun pun rasanya susah.

"Hiks, s-sakit," Naradha memeluk perutnya sendiri, sialan! Ini efeknya yang terlalu ceroboh, cewek itu bingung ingin meminta bantuan pada siapa saat ini. dan yang terlintas di pikirannya saat ini hanyalah Gema, cewek itu mengambil ponselnya yang ada di saku seraganya dan mencoba untuk mengubungi Gema.

Naradha berharap Gema bersedia untuk membantunya saat ini, beberapa kali Naradha mencoba menghubungi Gema namun hasilnya nihil. Cowok itu tidak menjawab panggilan Naradha, air mata Naradha mulai meluruh menahan rasa sakit yang begitu hebat menyarang perutnya.

Naradha kembali mencoba menghubungi Gema, namun lagi dan lagi cowok itu tidak mengangkat panggilannya. "Gema kamu dimana?" lirih cewek itu, ia sangat butuh bantuan saat ini. rasa sakit ini sudah tidak bisa Naradha tahan lagi.

Cewek itu meremas seragamnya dengan kuat, mencoba menyalurkan semua rasa sakit yang di rasakannya lewat remasan yang begitu kuat itu. air matanya sedari tadi sudah tidak terbendung lagi, bahkan sejak tadi Naradha menggigit bibir bawahnya untuk menahan teriakan dan juga isakannya agar tidak ada yang mendengar.

"S-sakit.." lirih cewek itu, lagi dan lagi. Tangan Naradha kembali meraih ponselnya yang tergeletak di lantai ubin yang dingin ini, mencoba menghubungi Gema sekali lagi dan berharap semoga kali ini cowok itu mengangkat panggilannya.

Dan akhirnya panggilan itu diangkat oleh Gema, "Kenapa nel~"

Belum sempat Gema menyelesaikan ucapannya, Naradha dengan segera menyela. "Gema aku mohon, tolong Gem! Sakit, perut aku sakit banget, aku mohon hiks!" lirih cewek itu pilu, rasa sakit di perutnya semakin menjadi – jadi.




******


Saat ini Gema dan dua sahabatnya sedang duduk – duduk di belakang sekolah, tampat ini tepat berada di belakang gedung. Disini sangat sepi, bahkan kotor. Biasanya tempat ini di gunakan untuk menaruh barang barang dari sekolah yang sudah rusak atau tidak di gunakan lagi.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang