27. Sedikit harapan untuk Naradha

7.6K 404 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✨✨✨

Dengan langkah lebar Gema berjalan menyusuri koridor SMA Pelita, cowok itu menatap tajam lurus ke depan. Tujuannya saat ini adalah Naradha yang sedang bersama dengan kedua sahabatnya.

Gema masih tidak menyangka Naradha menyembunyikan hal seperti ini darinya, jika saja cewek itu berkata jujur sejak awal Gema akan dengan senang hati membantunya. Gema tidak akan meninggalkan Naradha dalam ke adaan apapun, namun cewek itu malah memilih jalan yang salah dengan mengikuti alur permainan Agas.

Itu bukan jalan yang benar, melainkan sebuah kesalah besar. Jika sudah seperti ini situasi akan sangat sulit sekarang, Agas pasti akan melakukan hal – hal di luar nalar untuk menyerang Gema dan juga Naradha suatu saat nanti.

"Kenapa gak jujur dari awal sih?" gumam cowok itu dengan situasi hati yang sedang gundah, Agas itu sangat berbahaya dan mulai dari sekarang Gema harus lebih berhati – hati dan selalu memperhatikan Naradha lagi. Gema tidak ingin ada sesuatu yang buruk  kembali terjadi.

Langkah Gema berhenti di gudang belakang sekolah tempatnya biasa membolos bersama teman – temannya, dan cowok itu dapat melihat saat ini Natan dan Deren sedang duduk bersama Naradha tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan segera cowok itu berjalan mendekat.

Natan dan Deren mengalihkan atensinya, saat melihat kedatangan Gema.

"Tuh Radha, dari tadi diem terus." Kata Natan khawatir, sejak tadi cowok itu sudah mencoba mengajak Naradha bicara namun cewek itu hanya diam dan tidak memberikan respon apapun.

Gema memandang ke arah Naradha, wajahnya pucat, mata indahnya memandang kosong ke arah depan, keadaannya sangat kacau. Gema tahu saat ini cewek itu pasti sedang tidak baik – baik saja, dan Gema yakin saat ini Naradha sedang memikirkan hal – hal tidak penting tentang hubungan mereka.

Deren menepuk pelan pundak Gema, "Ajak pulang aja Gem, kasihan dia lagi hamil. Nih tadi gue beliin air mineral, tenang aja ntar gua sama Natan yang mintain ijin."

"Makasi bro," ucap Gema pelan dengan anggukan kecil untuk mengiyakan perkataan Deren.

Deren memberi isyarat kepada Natan untuk pergi bersamanya, membiarkan Naradha dan Gema memiliki waktu bicara beruda saja. Karena mereka tidak perlu mengetahui lebih jauh tentang hubungan rumah tangga keduanya. Namun sebelum benar – benar meninggalkan Naradha dan Gema, Deren kembali menepuk pundak Gema tapi kali ini lebih kencang.

"Hadapi semunya dengan kepala dingin, coba pahami susahnya ada di posisi Radha. Inget lo itu sekarang suaminya, lo punya tanggung jawab penuh untuk lindungin dia." Setelahnya Deren dan Natan benar – benar pergi meninggalkan keduanya.

Gema hanya mengangguk, ditatapnya Naradha yang masih duduk terdiam saat ini. Seketika penyesalan muncul di hatinya, ternyata selama ini Gema terlalu menuntut kepada cewek itu. Gema selalu menyalahkan cewek itu untuk semua hal buruk yang terjadi, cowok berahang tegas itu sampai lupa kalau Naradha justru lebih tersiksa dari dirinya.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang