41. Kenyataan yang sebenarnya

7.3K 407 28
                                    


Ayoo ramaikan!!

Udah siap baca?

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya!!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°••°°





Berjalan perlahan memasuki gedung sekolah dengan kondisi yang sama sekali tidak baik, Agas dengan wajahnya yang berantakan masih memaksakan dirinya untuk hadir di sekolah hari ini. entah dorongan dari mana Agas merasa memiliki sedikit semangat untuk menata hidupnya yang lebih baik ke depan nanti. Hingga tiba di lorong utama SMA Pelita, semua pandangan tertuju padanya tanpa peduli lelaki itu tetap berjalan dengan langkah tegap hendak menuju kelasnya.

Tidak memperdulikan cibiran – cibiran atau bahkan bisikan setan dan umpatan kejam yang selalu di dengarnya selama berjalan, namun seperti pada niat awalnya lelaki itu seolah tuli tidak mau membuka telinga atas apapun yang mereka ucapkan.

Agas sudah terlalu kebal dengan semua ini, sudah terlalu terbiasa menerima cibiran dan juga cemoohan dari semua orang. Mau bagaimana lagi Agas terlahir di dunia ini memang tidak pernah mendapatkan kelebihan apapun, tidak pernah mendapat keadilan dari siapapun termasuk orang tuanya.

Lelaki itu terlahir memang untuk mendapatkan siksaan, ia memang terlahir untuk berjuang sendiri di tengah derasnya badai yang sedang menimpanya. Hingga di situasi seperti sekarang ini pun Agas tidak merasa heran, karena lelaki itu sudah tahu ujung pangkalnya akan seperti apa.

"OHH ITU DIA YA? PRODATOR SEX KELAS KAKAP, YANG LAGI MENYAMAR JADI COWOK SOK KEREN DI SEKOLAH KITA?!"

Teriakan itu seolah menjadi ultimatum untuk Agas, lelaki itu sudah tahu akan seperti ini jadinya. Lelaki itu tersenyum, tidak marah sama sekali, Agas tahu siapa dalang dari semua ini dan lelaki itu akan menerimanya dengan tabah seolah ini adalah karma untuk semua perbuatannya.

Wajah lelaki itu masih di hiasi dengan senyuman, senyum yang lirih seolah menyimpan banyak sekali arti. Senyuman yang tidak pernah ia tunjukan kepada siapapun, dan kini untuk pertama kalinya Agas menunjukan senyuman itu kehadapan sang adik yang tadi baru saja memanggilnya sebagai prodator sex.

Iya Gema yang baru saja berseru lantang di belakang Agas, menatap Agas dengan tatapan meremehkan sembari menyilangkan tangannya di depan dada. Tersenyum miring seolah ini adalah kesempatannya untuk membalaskan semua yang telah lelaki itu perbuat selama ini.

Disebelahnya ada Naradha, dan beberapa teman – teman Gema.

Melihat itu Agas hanya menghela napas, senyuman tidak pernah luntur dari bibirnya. Karena jujur saja, untuk saat ini Agas sudah lelah untuk melawan, ia akan menerima apapun karena rasanya Agas sudah tidak memiliki harapan apapun lagi dalam hidupnya.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang