37. Dekapan rindu

8.2K 489 28
                                    

••°°°••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••°°°••



Saat ini Naradha, Keysha dan Anandi sedang duduk sembari di berikan ceramah di ruang BK oleh Bu Arini. Keysha dan Anandi nampak tertunduk takut apalagi saat Bu Arini memberikan mereka tatapan tajam dan intonasi suaranya yang meninggi. Namun tidak dengan Naradha, cewek itu nampak masih mengangkat dagunya dengan tatapan sengit yang ia berikan kepada Bu Arini.

"Kalian itu apa – apaan sih? Pagi – pagi sudah membuat keributan, mau jadi apa kalian? Preman kampung iya?!" tanya Bu Arini geram.

Keysha kemudian mendongakkan kepalanya, dan memandang Bu Arini dengan tatapan sok teraniaya. Gadis itu menunjuk Naradha.

"Ini Bu, Naradha yang duluan cari masalah! Ibu lihat baju saya sama Anandi basah karena di siram Bu!" ucap Keysha mengadu pada Bu Arini, guru itu terlihat menghela napasnya pelan lalu menoleh kepada Naradha.

"Naradha, kamu~,"

Naradha bangkit dari duduknya dan menggebrak meja, "Apa?! Ibu mau salahin saya?! Apa yang saya lakukan, enggak sebanding dengan apa yang dulu mereka lakukan sama saya, Bu!"

Anandi menoleh, "Kita udah minta maaf ya anjing! Kenapa lo masih bahas masalah yang dulu?!" tanya gadis itu tidak terima.

Naradha melangkah maju, mencengram erat rahang Anandi hal itu membuat semua orang panik. "Minta maaf? Kapan lo minta maaf sama gue hah?! Kapan?!"

Bu Arini segera maju dan menengahi ketiga anak muridnya itu, wanita paruh baya itu membawa Naradha untuk sedikit menjauh dari Keysha dan Anandi. Bu Arini tidak habis pikir, Naradha benar – benar brutal saat ini. guru itu lantas menatap ketiga muridnya secara bergantian.

"Naradha, itu masalah lama dan sudah ditangani jadi jangan di ungkit lagi." Ucap Bu Arini sembari menenangkan Naradha.

"Sudah ditangani? Apa tindakan yang pihak sekolah lakukan saat itu?! hukuman atau malah memaklumi tindakan pumbullyan itu, Bu?!" Bu Arini langsung terdiam saat mendengar ucapan Naradha.

Guru itu tidak bisa mengelak, karena jalan keluar yang di ambil dari masalah Naradha dulu adalah jalur kekeluargaan berujung damai. Dimana semua berita itu dianggap hanya rumor dan juga Keysha, Anandi, dan Tara di berikan permakluman atas tindakannya. Tidak ada hukuman atau apapun sejenisnya.

"Eee i-itu," Bu Arini gelagapan tidak tahu harus menjawab dengan cara apa.

Naradha berdecih pelan, "Saya cuma mencari keadilan dengan cara saya sendiri, mereka juga harus merasakan rasa malu yang saya rasakan dulu. Musuh berkedok teman, mendekati saya hanya untuk meminta contekan! Memanfaatkan saya untuk kepentingan pribadi mereka!"

Keysha dan Anandi hanya bisa terdiam saat mendengar itu, ternyata Naradha sudah mengetahui semuanya. Ya, mereka memang mau berteman dengan Naradha karena cewek itu pintar. Memanfaatkan cewek itu dengan segala yang di milikimya, mereka tidak bisa mengelak dengan semua itu.

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang