E P I L O G

20.6K 686 69
                                    



Selamat pagi,
Baca pelan - pelan ya!!

Tarik napas dulu sebelum baca.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya.....

••••

••||••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••||••




Naradha tengah terduduk di tengah luasnya padang rumput yang terlihat begitu indah, terduduk sendirian sembari memeluk lututnya dan memandang lurus kedepan entah kemana karena tempat ini seolah tidak memiliki ujung. Tidak ada apapun di sini selain hamparan rumput hijau, tempat ini terlihat begitu sejuk meskipun sinar matahari nampak sangat terang dan menyengat.

Cewek itu masih terdiam, hingga saatnya sebuah cahaya indah muncul dari kejauhan. Nampak sangat terang dan menyilaukan matanya. Cewek itu mengangkat tangannya di udara, mencoba menghalau cahaya itu agar tidak menyiluakan manik matanya. Cahaya itu terasa semakin mendekat dari arah jauh tempat tak berujung ini.

Naradha pun memilih menutup kedua mata indahnya saat sinar itu terasa semakin terang dan membuatnya benar – benar silau, hingga cewek itu akhirnya bisa merasakan sentuhan lembut yang menurukan tangannya yang menghalau cahaya.

Perlahan cewek itu membuka matanya, mata cantik itu membelalak kaget saat melihat sebuah senyuman hangat terpancar di hadapannya. Senyuman yang benar – benar sangat dirinya kenali, tanpa tunggu lama lagi Naradha bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh tegap lelaki itu dengan hangat.

Lelaki itu tidak tinggal diam, ia membalas pelukan Naradha tidak kalah eratnya. "Kenapa hm?"

"Aku kangen banget sama kamu," ucap Naradha pelan, tubuhnya semakin meringkuk menyamankan diri dalam pelukan lelaki ini.

Lelaki dengan senyuman manis itu terkekeh pelan, diusapnya surai legam cewek itu dengan lembut yang mendatangkan sensasi hangat bagi sang empunya.

"Aku enggak akan kemana – mana sayang," ucapnya dengan suara husky yang begitu familiar di telinga Naradha.

"Tapi nyatanya kamu pergi, Gema! Kamu pergi!" ucap Naradha kesal, karena lelaki ini terus mengatakan ucapannya yang sama padahal kenyataannya tidak begitu. Lelaki itu, Gema. Ia kembali terkekeh renyah sembari terus mengusap punggung Naradha.

"Aku engga pernah pergi kemana pun Dha," Naradha tidak menjawab, cewek itu tahu lelaki ini bohong.

Seperti saat ini contohnya, ia sedang berada dalam pelukan Gema tapi tubuhnya terasa kosong dan hampa, seperti lelaki ini tidak nyata hanya bayangan semata.

"Bohong," cicit Naradha pelan.

Gema melepaskan pelukannya, lelaki dengan senyuman indah itu menatap Naradha dengan pandangannya yang begitu teduh dan menenangkan. Keduanya saling tatapan, hal itu membuat Naradha semakin merasakan kekosongan dihatinya, seolah Gema benar – benar tidak ada disisinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang