35. She is here

7.2K 417 29
                                    

••°°°••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••°°°••

"Aku kembali, bukan untuk mengulang kisah lama.
Tapi aku kembali untuk memulai sesuatu yang baru."
~ Naradha Alyana.


°°•••°°




Saat ini Gema dan teman - temannya tengah berada di ruang basket, suasana berubah tegang apalagi para anggota tim basket kini sedang di buat geram oleh tingkah ketua baru mereka itu.

Agas, sang ketua baru ekskul basket sedang merancang strategi serta memilih pemain untuk ikut bertanding beberapa hari lagi. Namun apa yang di lakukan lelaki itu, justru membuat semua orang geram.

Agas malah memilih anak - anak ekskul yang tidak terlalu aktif, atau bisa dikatakan hanya numpang nama saja. Cara bermain mereka pun sangat diragukan, apalagi mereka tidak pernah datang latihan rutin. Hal itu sungguh membuat Gema dan teman - temannya geram, mereka tidak setuju dengan cara berfikir Agas.

"Gak bisa gini, Gas! Lo mau buat tim basket sekolah kita kalah di awal pertandingan?!" Bentak salah satu anggota tim basket, lelaki itu adalah mantan pemain inti yang diketahui bernama Gangga.

"Apanya yang gak bisa, Ga? Kan gue ketuanya." Jawab Agas santai membuat Gangga menggeram kesal, Gangga mendekat maju ke arah Agas dan menatap wajah tampan itu dengan tajam.

"Apa sih mau lo njing? Lo tuh gak guna jadi ketua, lo tau?!"

Agas masih terkekeh pelan, cowok dengan rambut coklat acak - acakan itu kemudian melipat tangannya di depan dada. "Ya terserah, yang penting tanggung jawab gue jadi ketua udah terlaksana kan?"

"Oke! Kalau itu mau lo, Gas! Gue out dari ekskul basket!" ucap Gangga tegas, lalu cowok itu hendak melangkah pergi dari ruang basket.

Anak - anak ekskul basket yang lain otomatis panik mendengar keputusan Gangga, apalagi cowok itu terkenal dengan cara bermainnya yang sangat baik. Gangga juga adalah mantan pemain inti, jadi kehilangan Gangga dalam tim mereka sangatlah mengancam posisi tim.

"Ga, gak gitu! Jangan buat keputusan tergesa!" kata Natan yang ikut panik.

Deren yang sedang berdiri di sebelah Natan juga ikut berseru, "Masih bisa di omongin baik - baik, Ga!"

Namun orang yang biasanya paling keras menolak keputusan Agas, kini malah terlihat diam dan banyak menyimak saja. Tentu dia adalah Gema, entah kenapa saat ini dalam dirinya Gema menyetujui keputusan Agas. Meski ya sedikit sulit rasanya, menerima keputusan itu.

Namun Gangga masih tetap dengan pendiriannya, "Gak, gue emang harus keluar. Persaingan disini udah gak sehat."

Mendengar pernyataan Gangga, membuat Agas tersenyum puas. Lelaki itu kemudian bersuara dengan keras, "Bukannya persaingan disini memang gak sehat ya, Ga?! Gak semua orang dapat bersinar, gak semua orang mendapat bagian untuk ambil bagian dari pertandingan!"

NARADHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang