Part 5

4.8K 190 0
                                    




"Namanya Ladyra Anjani Pradygta. Dia ternyata satu kampus sama kamu, Papah ngga tau satu fakultas atau ngga, tapi dia satu almamater sama kamu, tahun masuknya juga sa..."

Radith tidak mendengarkan lagi penjelasan dari Papahnya soal wanita yang sudah digembar-gemborkan akan menjadi istrinya sebentar lagi. Yang Radith lakukan sekarang adalah menajamkan telinganya, mencoba memastikan nama yang disebut Papahnya tadi tidak keliru.

"Siapa tadi Pah namanya?" Dengan ekspresi terkejut Radith meminta ulang.

"Ladyra Anjani Pradygta.Anaknya om Pramudya dan tante Dygta."

Pramudya dan Dygta sudah tidak asing ditelinga Radith, karna sepasang suami istri itu cukup rajin berkunjung kerumahnya setiap tahun. Entah untuk merayakan ulangtahun Amanta Group, atau ulangtahun pernikahan Mamah Papahnya, atau hanya sekedar pertemuan kecil yang berkedok sebagai arisan. Radith sudah mengenalnya.

Tapi anaknya, Ladyra, Radith sangat mengenalnya! Walau kejadian itu sudah berlalu bertahun-tahun yang lalu, Radith masih bisa merasakan pengkhianatan yang dibuat Ladyra dulu pada saat mereka resmi menyandang status sebagai sepasang kekasih. Hanya 4 minggu, dan wanita itu sudah berkhianat.

Dan sekarang dia dijodohkan dengan wanita itu?!

"Radith kenal dia Pah." Seru Radith pelan yang membuat seulas senyum tercetak dibibir Fandi.

"Bagus dong kalau begitu, jadi ngga perlu repot-repot ngenalin kalian berdua." Kata Fandi menggebu-gebu. "Tinggal jelasin aja tujuan utama kamu kembali menemui dia. Kalau dia Ok, bulan depan kalian menikah."

"What the... Papah!!!"

******

"Biru ketemu pink cocok ngga sih?" Dyra menjepit ponsel antara telinga dan bahu sambil memegang hanger yang tergantung 1 atasan berwarna biru langit tanpa lengan, dan satu hanger lainnya tergantung rok pendek A line berwarna pink gelap.

"Nope." Terdengar disebrang sana, Tya menjawab dengan malas.

"Kalau biru sama tosca?"

"Nabrak."

"Hitam sama putih?

"Lo mau interview?"

"Ngh!" Dengus Dyra kesal. "Apa gue pake dress aja?"

"Massimo Dutti?"

Dyra mengangguk walau Tya tidak melihatnya. "Dress yang kita beli minggu lalu."

Terdengar Tya mulai tertarik membantu Dyra memilih pakaian yang cocok untuk acara makan malam hari ini yang sejak kemarin di gembar-gemborkan Dyra di grup WhatsApp sampai notificationnya berisi hampir ratusan chat dari Dyra yang mengeluhkan rencana orangtuanya, mengenai rencana perkenalan keluarga hari ini sampai menanyakan bagaimana cara bunuh diri paling cepat agar dia tidak menikah dengan Radith.

"Short dress yang hitam itu?" Tya memastikan lagi bahwa ingatan soal dress itu tidak salah.

"Lo pikir gue punya banyak dress-nya Massimo Dutti? Miskin gue beli banyak-banyak!"

"Yaelaaah calon bini galak amat sih." Tya tertawa. "Lagian lo katanya ngga mau nikah sama Radith, tapi sekarang lagi pusing mikirin penampilan lo buat ntar ketemu sama Radith." Lanjutnya dengan nada sinis.

"Setidaknya gue ngga boleh malu-maluin orangtua gue didepan orangtuanya dia. Gue harus tampil classy biar mereka mikir anaknya ngga pantes nikah sama gue." Dyra sedikit menegaskan kalimat dibagian akhir dengan nada bangga. Sudah saatnya dia unjuk gigi sekarang.

"Haha, ati-ati tu mulut. Kalo ngomong ngga dijaga amat sih non. Jatuh cinta sama Radith mampus lo."

Semakin jengah dia mendengar celotehan Tya, gadis itu memutuskan sambungan telfonnya dan melempar ponselnya keatas tempat tidur yang sudah sangat berantakan karna seluruh isi lemarinya sudah berpindah ketempat tidur.

Yang tadi dikatakan Tya memang benar, kenapa juga dia harus repot-repot mengurusi penampilannya hari ini, toh dia juga tidak berniat membuat Radith terkesan. Dia hanya ingin menunjukkan pada Radith beserta orangtuanya, kalau Ladyra yang ini, tidak cukup pantas bersanding dengan anak kesayangan mereka. Radith lebih cocok menikah dengan wanita penyuka buku, bukan yang suka dugem seperti Ladyra.

"Sayang, udah siap belum? Radithnya udah dateng nih." Suara Mami terdengar samar-samar dari balik pintu kamarnya.

Oke, ini dia, pertunjukan akan segera dimulai.

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang