Part 39

3.2K 113 1
                                    

Ladyra berlari sekencang mungkin menuju Radith yang sedang menunggu pesanannya selesai. Tanpa mengucapkan apapun lagi, Dyra langsung memeluk tubuh Radith dari belakang, memeluk sekencang-kencangnya agar Radith tidak hilang lagi dari pandangannya.

"Dith, maafin aku. Aku tau kamu sulit maafin aku apalagi ini kesalahan aku yang kedua kali untuk kasus yang sama." Kata Dyra tanpa jeda, dengan suara yang tak terdengar jelas karna isak tangisnya.

"Saat kamu bilang aku cinta sama Fadly, entah kenapa hati aku ngga terima. Aku tau ini akan sulit kamu pahami, kamu ngga akan percaya. Tapi aku berani bersumpah demi pernikahan kita, yang aku cinta ternyata cuma kamu. Entah sejak kamu muncul lagi dihidup aku sebagai calon suami aku, atau sejak aku ke New York untuk nemuin kamu, aku sudah benar-benar jatuh cinta sama kamu. Sangat. I already choose you over him. You." Ulangnya menekankan.

Walau dengan volume rendah, Dyra menambahkan, "Bodohnya, aku terlalu gengsi untuk ngakuin semua perasaan aku, sampai aku terbawa hasrat liar untuk ngedeketin laki-laki lain cuma untuk make sure apa yang aku rasain selama ini terhadap kamu benar-benar soal cinta. Dan aku udah nemuin jawabannya seiring bertambahnya perasaan nyaman aku ke kamu setiap harinya. Tanpa jeda. Dan sadarnya aku tentang perasaan cinta ini setelah kamu menceraikan aku. Aku bodoh, kan? Sekarang aku ngerti tentang rasa penyesalan, aku ngerti tentang rasa sakitnya ditinggalkan." Tangis Dyra semakin pecah.

"I repeating the same mistake over and over again and that's stupid, I know." Tangis Dyra mereda, nada suaranya pun ikut merendah, seperti kehabisan energi, serta kehilangan kepercayaan diri.

"I know I'm not forgiven, tapi aku disini benar-benar meminta maaf secara tulus, benar-benar dari lubuk hati aku yang paling dalam. I apologize."

Dyra sudah tidak perduli lagi dengan suasana bandara yang cukup ramai siang ini, dia bahkan sangat sadar bahwa sekerumunan orang membuat lingkaran disekitar mereka untuk mencari tau apa yang sedang terjadi.

Persetan dengan mereka semua, Dyra harus mengungkapkan semuanya sekarang sebelum semuanya terlambat.

Dan kalau-kalau Radith memutuskan untuk melepas pelukannya dan tetap memilih penerbangannya, setidaknua Ladyra sudah mengutarakan semuanya, mengatakan yang sesungguhnya.

Dia selalu mengingat kata Flo kala itu, hargai pilihan Radith, apapun itu.

"Dyra." Si pemilik nama memejamkan matanya kesal, kenapa suara Flo yang terdengar ditelinganya, bukan Radith.

"Dyra, Ladyra." Ulang Flo karna tak kunjung mendapat respon darinya.

Tapi Dyra tetap dengan pilihannya, memeluk Radith sekencang mungkin agar laki-laki itu tidak ikut menoleh kearah Flo yang tiba-tiba menghancurkan suasana.

"Dith, jawab aku, bilang sesuatu, apapun itu aku akan terima." Mohon Dyra dengan suara bergetar, mendadak takut mendengar jawabannya.

"Saya sudah maafin kamu." Kata Radith akhirnya, hati Ladyra tiba-tiba mencelos. Ladyra tersenyum, tapi kemudian dia merasa ada yang aneh, ada yang salah dengan suara Radith. Suaranya terdengar jauh.

"LADYRA!!!" Teriak Flo dengan suara yang sangat kencang hingga menggema, Ladyra kemudian membalikkan badan dan menemukan Flo dengan wajah kesalnya bersama Radith berdiri tepat disampingnya.

Ladyra perlu waktu untuk mencerna semuanya, dia mengedipkan matanya berkali-kali berusaha membenarkan penglihatannya yang terlihat membingungkan. Kalau Radith ada disana, berarti...

Radith perlahan mulai menghampiri Ladyra yang berdiri terpaku dengan raut wajah bingung. Tapi Radith tidak berhenti dihadapannya, dia justru menghampiri laki-laki yang belakang kemeja putihnya sudah basah oleh air mata yang sama sekali tidak dia mengerti apa yang sedang terjadi.

"Maaf sebelumnya Mas, ini istri gue." Kata Radith sambil menarik tangan Ladyra untuk kemudian digenggam. "Mungkin dia pikir di Indonesia ini cuma gue yang punya Rimowa." Lanjutnya sambil melirik koper bertuliskan Supreme berwarna merah yang kebetulan dimiliki juga oleh Mas yang tadi dipeluk Ladyra kuat-kuat.

"Ah, no worries!" Kata laki-laki berkemeja putih itu dengan senyum malu.

Saat air matanya sudah benar-benar mengering, barulah Ladyra melihat dengan jelas bahwa laki-laki yang dipeluknya tadi bukan Radith. Bukan Radith!

Rimowa sialan! Kenapa juga gue cuma mastiin dari koper aja, aduh malu banget! Gue mau pulang!!! Batin Ladyra meronta-ronta.

"Kata adik gue pernikahan agak rumit, ngga melulu soal hidup damai akur berdampingan, tapi justru itu yang bikin greget, kan?" Kata laki-laki itu sambil menahan tawa setelah melirik Ladyra yang wajahnya sudah memerah menahan malu.

Radith mengangguk menanggapi ucapan laki-laki itu sambil ikut melirik Ladyra yang semakin menunduk malu, "Pernikahan ngga selalu menjanjikan kebahagiaan, tapi worth to try."

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang