Part 33

2.9K 116 3
                                    

Dith, Eva masuk ICU.

Hanya dengan sederet kalimat pendek itu saja sudah cukup membuat Radith pontang-panting tengah malam mencari tiket penerbangan ke Indonesia sepagi mungkin.

Radith bahkan melupakan jam tidurnya lagi untuk menyelesaikan semua pekerjaannya agar bisa dia tinggalkan selama beberapa hari untuk menjenguk Eva di Jakarta.

Sebenarnya berat langkahnya kembali ke Indonesia lagi, apalagi setelah dia memutuskan tidak akan kembali kesana untuk jangka waktu yang entah sampai kapan.

Semua orang mengatakan mengobati hati yang terluka hanya waktu yang bisa menyembuhkannya, tapi buktinya, sudah satu tahun dia berusaha melepas dan merelakan, hatinya masih tidak terselamatkan.

Dia takut. Radith takut mendengar informasi-informasi yang akan dia cari tau sendiri tentang Ladyra yang nantinya hanya akan menyakiti hatinya lagi berkali-kali. Dia masih belum sanggup menerima kenyataan bahwa Ladyra, untuk yang kesekian kalinya, kembali mengkhianati perasaannya.

Semenjak dia memutuskan pergi dari hidup Ladyra, Radith berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyentuh nama Ladyra sedikitpun didalam hidupnya. Bahkan dia memblokir nomor ponsel Ladyra agar semua komunikasi antara mereka benar-benar terputus.

Papah adalah orang pertama yang menamparnya keras saat Radith mengatakan bahwa dia akan menceraikan Ladyra, yang tentu saja tidak Radith jelaskan alasannya. Dan lagi-lagi tentu saja Radith hanya diam dan memendam rasa sakitnya sendiri, karna nama keluarga Ladyra dipertaruhkan disini. Radith sangat tau bahwa Papahnya adalah orang yang memegang teguh kepercayaan yang sama sekali tidak suka dikecewakan. Dan dia tidak ingin nama keluarga Ladyra hancur dimata Papahnya.

Hubungan dua keluarga yang terjalin sejak lama nyaris hancur, katanya. Bahkan Mamahnya berusaha membujuk Radith untuk menemui Ladyra dan keluarganya sekali lagi sebelum memutuskan untuk pergi.

Bahkan, disaat Radith sedang berada dititik terendah dalam hidupnya, tidak ada yang mengerti perasaannya, tidak ada yang bertanya keadaannya, tidak ada yang mengerti kalau Radith lah yang terluka.

Dan tentu saja Radith hanya diam, memendam lukanya sendiri, seperti biasa, dia harus bisa mengobati dirinya sendiri.

Jadi Radith memutuskan untuk pergi, meninggalkan Indonesia secepat mungkin sebelum bisikan-bisikan aneh yang selalu menyuruhnya kembali kerumah terdengar lagi. Toh sudah tidak ada gunanya. Untuk apa kembali jika Ladyra saja tidak menginginkan Radith sama sekali.

Untuk memaksimalkan usahanya mengobati hatinya kembali, Radith menyuruh anak buahnya untuk berjaga disemua bandara tempat Radith tinggal agar selalu melapor jika Ladyra datang dan nekat untuk menemuinya.

Benar saja, beberapa kali Radith mendapat informasi dari bagian imigrasi, kalau wanita atas nama Ladyra Anjani Pradygta baru saja tiba dinegara tersebut. Akhirnya Radith dengan cepat mengemas seluruh barangnya agar bisa pergi secepatnya, agar dia tidak pernah lagi bertemu dengan Ladyra.

Namun Ladyra tampaknya tidak menyerah, Radith mendapati laporan-laporan lainnya jika Ladyra ada, Ladyra berusaha mencarinya. Tapi Radith tidak terenyuh dengan usaha Ladyra yang ingin menemuinya, justru Radith semakin gencar menghindari Ladyra, dengan bagaimana pun caranya.

Tenang. Pikir Radith. Sudah satu tahun dia berhasil menghindari Ladyra, hanya kembali untuk dua malam ke Indonesia pasti akan sama mudahnya dengan menghindari Ladyra diberbagai negara.

******

Ladyra mengetuk pintu kamar Mami dan memanggilnya pelan, hingga tiga kali panggilan dan tidak ada jawaban jadi Ladyra memaksa masuk.

Mami duduk ditempat tidurnya fokus pada ponsel dengan earphone tertancap ditelinganya. Pasti Papi sedang menelfonnya.

Ladyra mendekat, naik ketempat tidur seraya memeluk Mami dan menyapa Papinya yang wajahnya sudah memenuhi layar.

Ladyra mencuri earphone kiri dan segera memakainya.

"Gimana Turki." Kata Ladyra begitu ikut campur dalam obrolan orangtuanya.

"Hai sayang. Ngga senyaman Indonesia." Jawab laki-laki paruh baya itu dengan senyuman lebar.

"Kamu gimana? Sudah lebih baik?"

Kembali lagi ke topik ini, topik yang bisa dengan segera merubah raut wajah Maminya menjadi kesal.

Saat malam Radith meninggalkannya, keesokan paginya Ladyra pulang dan menceritakan semua pada Mami. Ekspresi Mami tidak bisa terbaca oleh Ladyra, yang jelas matanya memerah, napasnya tertahan sesak, dan Mami bahkan sempat tidak bicara dengan Ladyra hingga dua minggu.

Ladyra tau kelakuan bodohnya bisa menghancurkan hubungan dua keluarga yang sangat erat menjadi renggang karna ulahnya sendiri.

Saat sudah dua minggu terlewati dengan memohon maaf pada Mami, pagi-pagi sekali Mami mengetuk pintu kamar Ladyra keras berkali-kali.

"Ayo pergi." Mami menarik tangan Ladyra yang sangat kebingungan.

"Kemana?"

"Rumah orang tua Radith."

Ladyra menghilangkan ingatan mengerikan yang waktu itu terjadi, syukurlah Mami sudah mau berbicara dengannya, walaupun suasananya pun masih canggung hingga sekarang.

"Seharusnya baik." Jawab Ladyra pada pertanyaan Papi tadi mengenai keadaannya.

Seharusnya. Dia tidak berani menjawab dia baik-baik saja sejak Radith meninggalkannya. Karna memang hidupnya sudah tidak lagi sama seperti waktu pernikahannya masih baik-baik saja.

Sejak malam paling mengerikan dalam hidupnya terjadi, Ladyra selalu menangis setiap malam di jam yang sama. Berharap tangisannya bisa mengurangi rasa hujaman dihatinya yang setiap malam rasa sakitnya semakin mendalam.

Bahkan Ladyra mencoba menusuk jari-jarinya dengan jarum hingga menyayat kulitnya agar rasa sakit dihatinya bisa tergantikan oleh rasa sakit yang lain.

Tapi ternyata rasa sakitnya tidak pernah hilang. Sampai sekarang.

Tak jarang Mami membangunkannya ditengah malam dengan raut wajah khawatir, Mami bilang Ladyra menangis dalam tidurnya dan memanggil nama Radith berkali-kali.

Dan saat itu juga Mami melihat bekas luka sayatan-sayatan tipis ditangannya, merasa anaknya sudah tidak baik-baik saja, jadi Mami memeluknya erat setiap malam, menemaninya tidur hingga terlelap sambil terus membisikkan,

"Anggap saja ini karma kamu, terima dengan ikhlas. Kalau Radith dan kamu sudah terikat benang merah, sampai kapanpun tidak akan bisa putus. Radith pasti akan kembali untuk kamu."

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang