Part 42

4K 117 0
                                    

Papah, Mamah, dan Raymond duduk disatu sofa yang sama, sedangkan Ladyra dan Radith menduduki masing-masing sofa berukuran single.

Aura dirumah orang tua Radith masih sama dinginnya sejak terakhir kali Radith datang dan kemudian pergi dengan Mamah menangisi kepergiannya.

Papah terlihat sedikit lelah, tapi dari binar wajahnya tak bisa ditutupi kalau ada secercah kebahagiaan disana, apalagi pandangan Papah tak pernah lepas dari Ladyra yang ikut salah tingkah karna keadaan.

"Ladyra, kabar kamu baik?" Kata Mamah dengan wajah sendu seperti biasa.

"Baik Mah. Aku sama Radith baik-baik aja. Sekarang."

Jawaban Ladyra justru memicu kecanggungan yang luar biasa, Raymond bahkan hingga berdeham karna Ladyra langsung tembak jawaban yang menjadi alasan pertemuan kali ini.

"Radith dan Ladyra sudah menyelesaikan semua, kita sudah bicarain permasalahan kita dari awal hingga menemukan solusi jika kejadian yang sama terulang lagi. Dan yah... Saya memutuskan untuk pulang kerumah." Diakhir kalimat Radith menatap Ladyra. Ladyra mengerti arti 'pulang kerumah' yang Radith maksud. Tiba-tiba pipinya terasa panas.

"Papah tau, Papah tau kamu dan Ladyra pasti akan bersama lagi. Walau dengan melewati banyak cobaan yang cukup sulit, Papah yakin kalian akan bahagia."

Radith menangkap arti kata cobaan yang baru saja pria paruh baya itu sebutkan, perkelahiannya dengan Papah dan Raymond belum lama ini akan menjadi kenangan serta pelajaran berharga untuknya.

Radith tau Papahnya sangat berusaha untuk memperbaiki permasalahan rumah tangganya dengan Ladyra, Radith juga tau Raymond yang mencari seluruh informasi mengenai isterinya untuk menemukan letak kesalahan rumah tangga adiknya ada dimana, karna dia kesal melihat Ladyra menangis sedangkan Radith justru sibuk dengan kegiatannya.

"Mamah senang kalian baik-baik aja. Kita semua baik-baik aja." Ralatnya cepat, Mamah adalah orang yang paling sensitif, jadi tak heran jika Mamah sudah menitihkan air mata yang buru-buru diseka nya sendiri sambil tersenyum bahagia.

"Mamah harap, ngga akan ada lagi pertikaian-pertikaian berikutnya yang membuat rumah tangga kalian berantakan. Karna Mamah tau sehancur apa Ladyra kemarin, dan sekacau apa kamu, Dith."

Perkataan Mamah membuat Ladyra dan Radith saling tatap. Radith hanya mendengar bagaimana Ladyra mengakui kesalahannya didepan keluarganya, dia tidak berani membayangkan 'sehancur' apa Ladyra pada saat itu.

Ladyra pun berpikiran sama, karna kebodohan yang dia lakukan berulang kali membuat suaminya kacau balau, bahkan sampai menjauh dan menghilang untuk mengalah. Dia akan mengakui bahwa Radith adalah laki-laki paling sempurna yang pernah dia temui dalam hidup. Mulai dari sikap, perilaku, tutur kata, semua sempurna.

"Saya ngga akan sia-siain apa yang sudah saya dapatkan lagi untuk yang kesekian kali. Kalau genggaman saya terlepas, saya akan raih kembali, kalau genggaman saya dilepas, saya ngga akan pergi lagi, tapi akan saya perjuangankan mati-matian sampai saya dapatkan genggaman isteri saya kembali ketangan saya. I promise."

Ladyra kembali merasa kehilangan oksigennya, degup jantungnya kembali tak beraturan. Radith-nya kembali, beserta dengan perasaan yang selalu membuat Ladyra jatuh hati lagi dan lagi pada laki-laki ini.

Kata-kata Radith selalu berhasil membuat pipinya memanas, semua perkataan yang dilontarkan untuk Ladyra selalu disisipi pujian yang membuatnya merasa seperti satu-satunya wanita yang paling dia butuhkan.

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang