Part 29

2.4K 93 6
                                    

Setelah menyelesaikan make up nya, Ladyra menyemprotkan parfume ketangannya yang kemudian diusapkan ke belakang telinga dan juga lehernya. Memakai gelang dan kalung menjadi kegiatan selanjutnya.

"Mau sampai kapan sih lo kayak gini?" Kata Tya dengan suara tegas.

"Itu dia alasan kenapa gue ngajak Fadly ketemu hari ini, gue mau jelasin arti kedekatan kita selama ini dan..." Dyra menatap Tya lekat. "Gue akan jujur kalau gue udah nikah." Lanjutnya.

"Terus?" Kata-kata Tya membuat Dyra bingung, tidak mengerti apa maksudnya.

"Ya biar dia tau kalo gue udah nikah."

"Terus kalo dia udah tau lo udah nikah, selanjutnya gimana? Kalian tetep mau ngejalanin hubungan haram kayak gini?"

"Sekali lagi ya gue kasih tau, gue ngga ada hubungan apa-apa sama Fadly!"

"Ngga ada hubungan tapi kalian deket banget semalam, sampai lo izinin dia nyium pipi lo, Ra!"

"Kan gue udah bilang dia yang nyium gue."

"Iya tapi lo ngizinin, kan? Duh udah deh, gue ngga mau ikutan dosa. Lebih baik lo selesain urusan lo sama Fadly yang mungkin dulu belum kalian selesaikan. Pastiin semuanya aman, ngga ada ke-gap lagi sama orang lain. Apalagi Radith."

Tya bangkit dari sofa, mengambil cardigan tipisnya lalu kemudian berjalan menuju pintu kamarnya dengan cepat. Alih-alih membuka pintu, Tya justru berbalik menghadap Dyra kembali.

"Satu ya, Ra pesen gue. Jangan sakitin Radith lagi kayak dulu. Lo ngga pernah tau perasaan dia seperti apa waktu lo putusin, dan kalau sampai Radith tau lo deket lagi sama Fadly, gue yakin, rasa sakit yang Radith terima nanti akan jauh lebih besar dari yang dulu dia rasain." Kata-kata Tya menjadi tamparan keras untuk Dyra, entah kenapa hati Dyra serasa diremas saat Tya mengatakan bahwa Radith akan lebih sakit hati lagi. Seharusnya Dyra jauh lebih tau tentang itu. Seharusnya.

"Radith orang baik, Ra. Kalau lo sampai tega nyakitin dia lagi, sorry, gue ngga akan ada dipihak lo lagi." Lanjutnya sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu kamarnya.

Dyra terdiam. Hatinya serasa dicengkram yang mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa. Apa yang dikatakan Tya benar, Radith akan menjadi satu-satunya orang yang tersakiti jika semuanya terbongkar.

Tapi Dyra pun tidak merasa semua adalah salahnya. Dia dan Fadly hanya bertemu kembali sebagai mantan kekasih, tidak lebih. Hanya saja memang Dyra terlihat seperti memberi kesempatan untuk Fadly masuk kembali ke hatinya. Apalagi dia sempat melepas cincin pernikahannya dengan Radith saat sedang berdua dengan Fadly yang membuat semuanya terlihat semakin jelas, kalau Dyra pun masih menginginkan Fadly kembali. Tapi tidak seperti itu, Dyra berani bersumpah dia tidak lagi menginginkan laki-laki itu.

Tiba-tiba teringat kalau dia lupa memberitahu Radith bahwa dia sudah sampai dirumah Tya semalam, apa Radith masih menunggu kabar darinya?

Untuk sekedar memberi kabar saja tidak bisa Dyra lakukan. Ya Tuhan, dia ingin segera pulang untuk bertemu Radith, tiba-tiba Ladyra merindukan Radithya.

******

Fadly melambaikan tangannya setelah melihat Ladyra muncul dari pintu masuk, senyuman pria itu tidak pernah hilang dari bibirnya sampai Ladyra duduk tepat dihadapannya.

"Udah lama?" Tanya Ladyra basa-basi, moodnya sudah hilang untuk makan siang bersama Fadly, dia ingin cepat-cepat menyelesaikan semuanya agar dia bisa segera pulang dan memeluk Radith sekencang-kencangnya. Dia rindu.

"Ngga kok, cuma nunggu sekitar 15 menit aja."

Setelah pelayan memberikan menu, Ladyra buru-buru memesan caramel machiatto dan memesankan americano untuk Fadly. Bahkan keterburu-buruannya terlihat jelas oleh Fadly yang kemudian mengerutkan keningnya heran.

"Kamu ada acara lagi setelah ini?"

Ladyra menggelengkan kepalanya, "Cuma mau cepat pulang aja."

Fadly mengangguk kemudian melipat kedua tangannya didepan dada dan maju sedikit lebih dekat.

"Kamu ngajak aku kesini emang mau ngomongin apa?" Senyum Fadly kembali merekah, jauh berbeda dengan wajah panik Dyra yang entah karna apa.

"Sejak pertemuan pertama kita lagi beberapa waktu yang lalu, sebenarnya ada satu hal yang belum dan harus aku kasih tau. Sebenarnya aku tuh..."

"Tunggu-tunggu." Potong Fadly tiba-tiba sambil menoleh kebelakang Ladyra.

"Ada satu orang lagi yang mau ikutan lunch sama kita." Fadly kembali melambaikan tangannya sebagai isyarat.

Ladyra ikutan menoleh dan mendapati Radith sedang berjalan menuju meja mereka.

Napas Ladyra tiba-tiba berhenti sepersekian detik, kepalanya mendadak pusing, detak jantungnya yang terlalu cepat membuat dadanya sesak. Dia kehilangan banyak oksigen, napasnya terengah, kakinya terasa lemas.

Kehancuran sedang menghampiri dirinya... Sekaligus pernikahannya.

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang