Part 16

3.7K 151 2
                                    

Suasana mendadak sunyi, Flo melirik Tya, Tya melirik Ladyra, dan Ladyra melirik Flo dan Tya bergantian. Mereka duduk beralas karpet berbulu yang berada dikamar Tya, suasana apartemen Tya tidak pernah sesunyi ini, selalu ada hingar bingar yang kali ini entah pergi kemana.

"Jadi..." Flo tidak jadi meneruskan kata-katanya, dia malah menarik napas dalam dan menghembuskannya kasar.

"Lo ngerasa ngga sih ini kayak semacam campur tangan Tuhan?" Celetuk Tya yang membuat semua tatapan tertuju padanya.

"Takdir, maksud lo?" Tya mengangguk menanggapi jawaban Flo.

"Setau gue takdir ngga sejahat ini." Balas Flo sambil mengusap kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.

Kembali hening. Si pemeran utama malah hanya bisa diam, Dyra tidak tau harus bilang apa, dia benar-benar kehabisan kata-kata setelah menceritakan apa yang terjadi kemarin pada dua sahabatnya. Kejadian super ajaib yang terjadi untuk kedua kali dalam hidupnya.

Benar kata Tya, ini memang semacam takdir, tapi perkataan Flo juga sama benarnya, takdir ngga mungkin sejahat ini. Seharusnya. Tapi dia lupa kalau hidup itu memang kejam, hanya dalam hitungan minggu hidupnya seperti rangkaian drama yang sudah pernah tamat tapi diulang kembali.

Fadly Fernando.

"Tapi kenapa kita jadi pusing gini, sih? Toh elo cuma kebetulan ketemu dia kan, Ra? Ngga ada apa-apa lagi yang harus dipermasalahin kan sama dia? Case close!"

"Seharusnya memang segampang itu, Ty. Tapi gue ngerasa ada yang aneh aja sama kebetulan-kebetulan yang belakangan ini gue alamin. Kebetulan keluarga gue sama keluarga Radith udah deket banget, kebetulan gue sama Radith dijodohin, dan sekarang kebetulan juga gue ketemu sama Fadly di rumah sakit. How come!"

Tya mengangguk setuju, "Tuhan kayak sengaja mempertemukan kalian kembali dengan kisah yang sama lagi. Iya ngga, sih? Gue jadi penasaran sama ending nya. Apa akan sama kayak yang dulu?"

"Terus lo gimana sekarang?" Flo kembali memfokuskan tatapannya pada Dyra.

"Lo baik-baik aja kan sama Radith?" Lanjutnya.

Dyra hanya bisa mengangguk lesu, dia teringat terakhir kali dia berbicara dengan Radith via aplikasi chatting yang terputus sejak di rumah sakit kemarin setelah ponselnya mati total. Dyra memang sedang malas melakukan apapun selain bertemu dengan Flo dan Tya, termasuk untuk membeli ponsel baru.

"But you seem stressed." Gumam Flo tanpa didengar oleh Dyra yang sudah sibuk kembali dengan pikirannya sendiri.

******

"Dy."

Suara ketukan pintu membangunkannya, padahal dia baru saja berhasil memejamkan matanya sekitar 45 menit yang lalu. Karna masih mengantuk Dyra mengabaikan Maminya, paling-paling hanya menyuruhnya sarapan, dan Dyra tidak akan mati hanya karna dia melewatkan sarapannya satu kali. Dyra menarik tinggi selimutnya kembali hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Dy, kamu belum bangun?"

Ketukan itu kembali terdengar, Dyra mencoba menulikan telinganya namun tidak berhasil, karna Maminya juga tidak menyerah untuk membangunkannya.

"Kenapa sih Mams? Dyra masih ngantuk nih baru tidur." Teriaknya dari dalam kamar.

"Ya ampun ini udah pagi. Buka dulu pintunya."

Kali ini bukan ketukan lagi, Mami memainkan handle pintu yang suaranya lebih membuat Dyra kesal. Mau tak mau Dyra bangkit dan membuka pintu.

"Duhhh kenapa siiiih." Itulah sapaan pengganti ucapan selamat pagi setelah Dyra membuka pintu kamarnya.

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang