"Mana oleh-oleh buat gue?"
"Dilemari, pilih aja mau yang mana, asal jangan sentuh topi Gucci nya."
Seperti biasa, Flo dan Tya selalu tau saat dimana mereka bersikap baik dan manis hanya untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan, dan yang mereka lakukan tidak sia-sia hari ini. Flo sudah sibuk membuka tas besar berisi koleksi make up dari Chanel terbaru yang belum rilis di Indonesia, sedangkan Tya lebih memilih untuk memboyong berbotol-botol parfume dari berbagai merk kelas dunia.
"Lo belanja sebanyak ini ngga kempes dompet lo? Ini kan koleksi terbaru semua Ra, ada yang Limited Edition pula." Flo berkomentar tapi masih fokus dengan kegiatannya menjarah isi tas sahabatnya.
"Radith yang beliin." Jawabnya santai yang masih tak mau bangkit dari gelungan selimut bulunya.
"Seriously?! Kalo lo ngga minat sama tu laki, buang aja ke gue Ra, siap mungut gue asli!"
"Ini semua dari Radith, Ra? Ngga jadi ambil deh gue." Ucap Tya.
"Kenapa?" Bukan Dyra yang menjawab, tapi Flo. Beserta dengan tatapan tak percayanya.
"Flo, please! Lo ngga tau apa maksud Radith ngasih ini semua? Ini tuh sama aja kaya seserahan yang mau dia kasih buat Dyra. Sebagai tanda jadi hubungan serius mereka." Balas Tya dengan ekspresi yang dibuat-buat.
"Gila kali si cupu, kurang jelas apa kalo Dyra nolak dia?" Flo membanting kotak jam tangan berlabel Kate Spade yang baru saja ingin diboyongnya pulang.
"Udah ambil aja sih apa yang lo mau. Itu semua punya gue, dia cuma nyodorin credit card nya buat bayar." Jawab Dyra sambil mengganti-ganti channel TV tanpa minat untuk menonton salah satunya.
"Lo hutang cerita sama kita, apa aja yang kalian lakuin disana? Kalian bahas apa aja?" Tya mengambil posisi disamping Dyra dan merebahkan tubuhnya diranjang besar yang berbentuk bulat.
"Cuma breakfast, lunch, terus dinner. Nothing special."
"Kehidupan kalian datar ya, kaya hubungannya si penyanyi solo wanita dengan vokalis The Weeknd." Sahut Flo yang menjadi peserta terakhir ikut berbaring disamping Dyra.
"Selena Gomez maksud lo? Mereka ngga monoton kok. I like both of them." Tya menyahut tak terima.
"I don't care. Lanjut Ra."
"Ngga ada kelanjutannya. Selesai."
"Sejak kapan sih lo jadi irit ngomong gini? Pasti ada apa-apa kan disana?"
Dyra ingin tertawa sinis. Apa dia harus menceritakan bahwa dia sudah mengubah panggilan untuk Radith menjadi kamu? Atau soal mereka bergandengan tangan setelah makan ice cream? Atau memberitahu bahwa topi Gucci itu pemberian dari Radith?
"Gue masih jet lag. Lagian kalian tuh ngga ada kerjaan ya? Nyamperin gue yang baru sampai rumah 2 jam yang lalu. Princess butuh istirahat!"
"Darling, Cinderella aja ngga butuh istirahat setelah pesta." Balas Flo menyindir Dyra.
"Radith kapan balik kesini?"
"Between two weeks, maybe." Dyra mengikuti jawaban Radith saat dia menanyakan hal yang sama seperti yang Tya tanyakan.
"Jadi dia disana beneran kerja? Ngga ada yang aneh-aneh, kan?"
"Aneh-aneh gimana?"
"Bukan rahasia umum lagi kalau cowok-cowok super ganteng itu berpotensi menyimpan 'wanita cadangan' buat jaga-jaga kalo mereka lagi butuh belaian kasih sayang. Lo ngga tau apa sekarang lagi musim pelakor-pelakor?"
"Kayanya Radith bukan tipe yang kaya gitu. Dia 24 jam sama gue. And for your information, Radith belum jadi laki orang!" Dyra mencoba untuk menjelaskan bahwa pelakor ada untuk laki-laki yang sudah memiliki istri.
"Iya 24 jam sama lo pas lo lagi disana, nah kalau sekarang kan who knows."
Dyra tidak sampai berpikir kesitu. Tapi setaunya Radith adalah tipe pria yang worka holic, jika dia bisa mengencani pekerjaan, mungkin itulah objek yang paling tepat untuk dijadikan selingkuhannya.
"Gue ngga perduli juga." Tandas Dyra santai.
"Bagus deh kalau gitu. Gue cuma ngga mau aja kalo lo sampai main hati sama si Radith. Karna kaya yang lo tau, dunia percintaan itu kejam. Kalau lo ngga mau disakitin, lo harus nyakitin duluan."
"Lo mau ngajarin soal percintaan sejenis itu ke anak lo nanti, Flo?" Tanya Tya dengan nada ngga percaya.
"Kenapa?"
"Karna setau gue, kalau lo ngga mau disakitin, lo harus dapetin cintanya dia sampai dia ngga bisa nyakitin lo dengan cara apapun." Sindir Tya.
"Barbie, ngga ada yang namanya happy ending. Percaya sama gue." Tanda Flo kesal.
"Karna lo selalu ngerasain sad ending in your life?"
"Heh!"
"Aduhhh, kepala gue makin mau pecah tau ngga. Mendingan kalian keluar dari kamar gue, pulang kerumah, besok kita ketemuan di Cloud."
Dyra bangkit dan segera membuka pintu kamarnya untuk mempersilahkan kedua sahabatnya keluar dari kamar secepatnya.
"Kok kita diusir sih? Gara-gara lo nih!" Flo menyalahkan Tya, dan Tya pun tak mau kalah untuk menyalahkan Flo juga.
Well, kadang mereka bertiga bertanya-tanya dalam hati, kenapa persahabatan mereka selalu utuh walau mereka sudah sering sekali berbeda pendapat yang ujung-ujungnya akan memperkeruh keadaan. Tapi Dyra bersyukur mendapatkan sahabat seperti mereka, karna tidak ada kebohongan diantara mereka, tidak ada persahabatan manis yang setiap pertemuan harus diawali dengan cipika-cipiki serta panggilan sayang. Iyuh.
Dyra kembali bergelung didalam selimut bulunya, mengaktifkan ponselnya yang tidak ada notifikasi sama sekali sejak semalam. Dyra sudah mencoba menghubungi Radith untuk memberitahu bahwa dia sudah tiba dirumahnya, as per request. Tapi justru Radith tidak mengangkatnya. Sialan!
Radithya. Seminggu full sama dia rasanya ada yang beda, kenapa juga gue jadi lupa soal perjodohan itu? Dan entah ini cuma perasaan gue aja atau emang hubungan kita justru malah menjadi satu langkah lebih maju menuju pernikahan? Sial! Benar-benar sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex - My Next
RomanceTentang cara kerja takdir mempertemukan kembali masa lalu dan menghancurkannya lagi dengan cara yang sama. #1 in fiksiremaja (12-12-2023) #1 in keluarga (29-12-2023) #2 in selingkuh (14-08-2024)