Part 21

3.1K 137 2
                                    

Selama di perjalanan, topik yang mereka bicarakan beragam, seperti bagaimana kabar Mamah dan Papah Radith, kapan Radith akan kembali ke New York lagi, hingga membicarakan sikap Flo dan Tya yang kelihatan konyol hari ini. Hingga tak terasa mobil Radith sudah memasuki pekarangan rumah Dyra.

"Thank you ya udah nemenin." Ucapnya sambil melepas sabuk pengaman.

"Tunggu bentar, Dy." Radith menahan lengan Dyra yang sudah siap membuka pintu.

Radith memutar tubuhnya untuk mencapai kursi belakang, kejadiannya biasa saja sebenarnya, tapi berbeda dengan yang Dyra rasakan. Tubuh Radith sangat dekat dengannya, bahkan lengan mereka bersentuhan saat Radith mencapai kursi belakang. Exhale Inhale, perintahnya untuk dirinya sendiri dalam hati.

Tenang Dy, tenang!

"Ini oleh-oleh buat Mami, aku ngga tau Mami lebih suka Gucci atau Fendi, jadi aku beliin dua-duanya." Radith menyodorkan dua paper bag berukuran besar kedalam pelukannya.

"Dan yang ini..." Radith menggantungkan kata-katanya seraya dia merogoh saku celananya. Dyra ikut mengintip karna terlalu penasaran, dan kemudian timbullah sebuah kotak perhiasan berukuran kecil berwarna biru muda. Dyra sukses melebarkan matanya karna terkejut. "Untuk kamu." Lanjutnya setelah membuka kotak yang dijuluki Flo dan Tya sebagai little blue box of happiness yang didalamnya berisi satu buah cincin berukiran sederhana dengan satu mata berlian sebagai penghias yang memperlengkap kemewahan cincin itu.

"Saya sering melamar kamu tapi ngga pakai cincin, mungkin itu alasan kenapa saya ditolak terus." Radith mengulum senyum, Dyra pun ikut tersenyum geli. Dua-duanya tau bahwa itu bukan alasan yang sebenarnya.

"Saya ngga tau lagi harus melamar kamu dengan cara seperti apa karna saya sudah sering kamu tolak, yang jelas saya ngga bisa berlutut didepan kamu soalnya kita lagi didalam mobil." Kali ini Dyra benar-benar tertawa. Lelucon Radith benar-benar kampungan.

"Will you marry me?"

Radith mulai khawatir karna Ladyra sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun. Apa kali ini, lamaran semi resmi seperti ini pun masih dia tolak?

"I don't really know what I'm supposed to do if you say no, so could you save us both the trouble and say yes, please?" Lanjutnya lagi.

Oh, Radith, Radith, Radith! Dia melamarnya secara resmi sekarang?!

Napas Dyra tercekat, tidak tau harus menjawab apa dan tidak tau harus melakukan apa sampai Radith menarik tangannya, diambilnya cincin tadi dari kotak perhiasan dan menyematkannya di jari manis Ladyra.

"I love you more than any word can say," Radith memajukan tubuhnya perlahan, mendekati wajah Dyra yang sudah cukup dekat sebenarnya. "I love you more than every action I take." Radith meraih dagu Dyra dan mengangkatnya, menyejajarkan posisi bibir mereka. Kemudian Dyra sudah menahan napas dan menutup matanya saat Radith mengucapkan kata terakhirnya. "I'll never break your heart, I promise." Lalu ciuman itu terjadi.

Radith memagut bibir Dyra lembut, sangat lembut hingga gadis itu terbuai. Tidak ada penolakan, justru Dyra menerima dan membalasnya saat Radith sudah mulai menciumnya lebih dalam. Radith pun sama terbuainya dengan Dyra. Dia menikmati ciuman itu, ciuman yang sudah dibayangkannya sejak dulu. Dan kini Radith tau selembut apa bibir gadis itu, dan selihai apa gadis itu membalas ciumannya.

Radith tidak bisa menjelaskan secara detail, intinya adalah, dia menyukai bagaimana cara gadis itu mulai menerimanya. Perlahan, tapi Radith bisa memastikan tidak ada penolakan. Manis sekali.

******

Picture Sent.

Dyra mengirimkan foto jari manis tangan kirinya yang sudah tersematkan cincin yang Radith berikan tadi ke group WhatsApp.

Flo :
Finally engaged?!

Tya :
Si kampret kan, nolak-nolak tapi doyan juga.

Dyra :
Tiffany&Co, guys. Ngga ada yang ngiri, nih?

Tya :
Ngga usah banyak bacot lo!

Dyra :
HAHAHAHAHAHA!

Flo :
Kapan nikah? Bahan buat seragam gue 3 meter Ra.

Tya :
Gue juga sama. Jaitin sekalian kalo bisa.

Dyra :
Bahan gigi lo! Udah ah gue capek. Bye bencooonggg.

Dyra melempar ponsel barunya kesamping. Mengangkat tangan kirinya dan memandangi cincin pemberian Radith sekali lagi.

Setelah melancarkan aksi penolakannya hampir selama satu bulan, akhirnya dia terikat juga. Tidak bisa dipungkiri lagi kalau dia sudah nyaris menjadi milik Radith seutuhnya. Tapi apa mereka akan berakhir sampai ke jenjang pernikahan?

Ladyra merinding. Dia masih takut membayangkan pernikahan, dan lagi calon suaminya adalah bekas pacarnya dulu. Dan ditambah munculnya Fadly beberapa hari yang lalu.

Fadly! Dia hampir lupa dengan pria itu.

Dyra meraih ponselnya dan mencari nama Fadly didaftar kontaknya. Apa dia perlu menghubunginya? Atau mengiriminya pesan? Dyra menggeleng kepalanya untuk mengusir pikiran yang baru saja terlintas. Pertanyaannya adalah, untuk apa?

Dyra teringat senyuman menenangkan yang dia sukai dari Fadly, lalu tangan Dyra menyusuri bibirnya, tempat dimana Radith dengan lembut menciumnya tadi. Ada perasaan aneh diantara keduanya yang Dyra sendiripun tidak tau apa itu.

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang