22-sakura

77 10 0
                                    

"Dasar hiluluk. Seharusnya aku melarangnya saja untuk ikut festival itu." Ucap dokter kureha mengarungi jalan yang penuh dengan salju dengan langkah tergesa-gesa.

Setelah pemeriksaan terhadap kondisi hiluluk, pikirannya terasa bersalah membiarkan teman bodohnya itu untuk tetap pergi.

"Oi dimana hiluluk." Ucap dokter kureha yang langsung membanting pintu, dan membuat chopper kaget.

"Pamam? Ohh dia sedang pergi ke tempat festival." Ucap chopper ketakutan, sambil bersembunyi namun tak tersembunyi.

"Aduuuh si bodoh itu kan sedang sakit. Kenapa kau gak melarangnya?" Ucap dokter kureha kecewa setelah perjalanannya melewati padang salju berakhir sia-sia.

"Kalau itu tenang saja. Paman baru saja meminum obat. Dia sudah sembuh sekarang. Hihihi." Ucap chopper sambil tertawa bangga.

"Obat?" Ucap dokter kureha yang heran karena seingatnya dia tidak pernah memberi hiluluk obat.

"Lihat obat ini." Ucap chopper menunjukkan obat yang di beli asal di apotek.

"HAAAAH OBAT INI PUNYA DOSIS TINGGI KALI. INI HANYA BOLEH DIKONSUMSI DENGAN RESEP DOKTER." Ujar dokter kureha kaget setelah memeriksa obatnya.

"Eeeh tapi kan. Paman bilang kalau ini bisa menyembuhkannya..." ucap chopper gugup, bercampur takut.

"DENGAR YA BODOH. OBAT ITU TIDAK DIGUNAKAN SEMBARANGAN. ITU TERGANTUNG PENYAKIT, DAN DOSISNYA. KALAU BEGINI HILULUK AKAN MATI." Ucap dokter kureha yang sudah hampir frustasi dengan perbuatan chopper.

"Matiii. TIDAAAK. TIDAAK." Ucap chopper kaget, dan langsung buru-buru keluar dari rumahnya untuk mengejar hiluluk.

🎷🎷

Hiluluk akhirnya sampai ke kastil. Kali ini senyuman menghiasi bibirnya sepanjang jalan menuju kesana. Walaupun warga mengusiknya dia tak peduli.

Saat sampai di depan kastil. Dia melihat rombongan marching band kastil sudah berkumpul dengan wapol.

"Yooo wapol. Akhirnya kalian mau membuat festival di kerajaan ini. Akhirnya julukan drum sebagai negara festival kembali." Ucap hiluluk menyapa wapol.

"Panggil aku dengan hormat orang gila. Lagian siapa yang mau membuat festival?" Ucap wapol dengan senyum keji dari mulutnya yang besar.

"Eeeh bukannya kau panggil aku kesini untuk mengajakku memeriahkan festival?" Tanya hiluluk kaget.

"Mana mungkin ada festival. Bodoh. Marching band ini cukup menghiburku di dalam istana saja. Kami menipumu supaya dapat menangkapmu karena kau terlalu berisik." Ucap wapol.

Hiluluk seketika menghela nafas, kemudian dia mengambil terompet kesayangannya." Begitu kah? Jadi aku cuman di tipu. Tapi gak apa-apa karena memang waktuku tidak cukup sampai ke fastival. Untuk terakhir kali aku ingin memainkan musik kepada kalian."

Semua orang kaget mendengar apa yang hiluluk ucapkan, termasuk dolton yang merupakan bawahan wapol waktu itu. Alunan musik itu menggambarkan suasana bahagia, sangat tidak cocok dengan suasana pada hari itu.

Beberapa orang meneteskan air matanya, dan itu juga sontak membuat wapol marah. Dari arah bawah kastil muncul seorang bertubuh kecil sedang memaksa berlari di padang salju yang tebal ini.

"Pamaaaan." Ucap chopper berteriak dari kejauhan sambil meneteskan air mata hangat yang tak dapat membeku pada negeri dingin ini.

Hiluluk menyudahi permainan terompetnya yang meninggalkan banyak air mata. Dia tersenyum kemudian melihat dolton menangis.

"Jangan cengenglah dolton!" Ucap hiluluk yang melihat air mata tidak cocok dengan tubuh besarnya.

"Kenapa kau sampai berbuat sejauh ini?" Ucap dolton sambil meneteskan air mata.

Straw Hat BandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang