Part 03

62 8 4
                                    

Lupakan masalah tadi, karena aku tidak terlalu menanggapi dengan serius. Hari ini perasaanku begitu campur aduk, kesal lantaran bertemu kembali dengan cowok yang sangat-sangat aku hindari ketika di Spanyol, sekarang pun aku harus kembali menghindari cowok itu.

Kedua, aku mendesah kecewa karena tidak jadi bertemu kakak ku dan Ken tidak mengenal diriku. Ya Ken sahabat lama ku, disisi lain aku senang dapat bertemu dengannya. Sepertinya seru juga mengerjai gadis itu, baiklah aku akan memikirkannya lain kali.

Ah iya hampir melupakan satu orang, Cia. Sifat kekanak-kanakan miliknya sangat mirip dengan someone.

Sekarang aku merindukan kamar kesayanganku dan ingin segera tidur di ranjang empuk itu. Mengapa aku tidak rindu kepada orang tuaku? Apakah itu masih berlaku? Ku rasa tidak, sebab mereka benar-benar menyebalkan selalu melakukan video call 24 jam penuh denganku, huh semoga kelak aku tidak memiliki pacar ataupun suami yang memiliki sifat sama dengan mereka yaitu, posesif.

Membayangkan saja membuatku bergidik ngeri, jangan sampai hal itu terjadi! Bisa gila aku dibuatnya. Oke pikiranku terlalu jauh untuk sampai kesana.

Aku berlari setelah mobil berhenti tepat di depan pintu utama, membiarkan koperku yang masih berada di bagasi mobil. Memeluk wanita paruh baya lebih tua dari ibu ku. Dia lah Bi Sekar, asisten rumah tangga di keluarga Wiliam.

Setelah berbincang lumayan lama aku pamit menuju kamarku, Ngomong-ngomong soal ibu ku, beliau di kantor bersama ayah ku, pria itu sangat tidak ingin berjauhan dengan ibu ku, selalu beralasan, "Supaya pekerjaan Daddy cepat selesai jadi kita punya waktu lebih untuk berkumpul bersama."

Kata anak jaman sekarang itu BUCIN, beruntung sekali memang ibu ku mendapatkan sesosok pengganti kakek yang menjaga dan mencintai sepenuh hati.

Walaupun kisah cinta mereka berdua sempat tidak mendapat restu dari nenek pihak ibu. Tapi karena usaha ayah tidak sia-sia yang berusaha mengambil hati ibu semenjak masa SMP. Ingin sekali aku tertawa dihadapan ayah yang tertolak mentah-mentah pada waktu mengajak ibu pergi berkencan, sayang nya aku tidak memiliki nyali. Daripada diam-diam dicoret dari KK mending tutup mulut rapat-rapat.

*****

Caca memegang pegangan pintu dan menekan kebawah, melangkah masuk ke ruangan persegi cukup luas. "Hai kamar," sapanya. Kaki mulusnya memasuki kamar yang sudah 8 tahun ia tinggal.

"Enggak berubah sama sekali." ia bermonolog menatap sekelilingnya. Hingga…

Ia berjalan menuju dinding dan mengambil bingkai foto disana terdapat ke enam gadis kecil tersenyum manis. Ia mengusap wajah satu persatu dari mereka.

Ibu jarinya berhenti di salah satu gadis polos berkacamata bulat sedang tersenyum merangkul dirinya di hiasi dengan senyum lebar.

Ia rindu…

Ingatan nya berputar kembali di masa lalu.

Di Suatu Negara ~

"Eva, ayo main." terlihat gadis berkacamata bulat itu sedang menarik tangan Caca kecil.

"Aku capek Mbul. Ajak yang lain aja!" tolak Caca kecil lembut kepada gadis yang ia panggil Mbul.

"Yang lain lagi tidur, tinggal Eva sama Icha yang masih buka mata." jelasnya dengan mata berkaca – kaca.

Caca kecilpun tak tega melihatnya, "Fine! Kamu panggil Icha sana! Aku tunggu disini."

Gadis dengan panggilan Mbul itupun segera berlari menghampiri Icha.

SHEVALONICA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang