Part 29

10 2 0
                                    

Semua siswi menatap rendah Sheva disertai cibiran yang dapat mencemari indra pendengaran. Sheva tetap tidak peduli karena tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Namanya juga cewek, secuek apapun mereka, mereka pasti mempunyai rasa penasaran. Sheva salah satunya.

Ia mempercepat langkahnya menuju kelas dan langsung mendudukkan diri tepat dihadapan Dania. “Kenapa pada liatin aku sampai begitu?”

“Astaga, Sheva, kau tidak tahu?” Sheva menggeleng, “Jika aku sudah mengetahui itu, aku tidak akan bertanya.”

Dania hanya tersenyum polos lalu membuka handphone menekan aplikasi Galeri. Dania menyempatkan memotret postingan di mading sekolah. Jaga-jaga jika Sheva tidak tahu dan benar saja.

Tangan Sheva mengepal hingga telapak tangannya membekas kuku panjang miliknya. “Shit! Siapa yang berani menyebar berita sampah seperti ini?”

“Cindy,” tebak Dania. Salah satu teman sekelas berdiri mengatakan pembelaan, “Enggak! Belakangan ini akun dia ga bisa di buka termasuk akun pribadinya. Begitu juga yang pegang akun sekolah,”

Reaksi Dania menjadi panik, “Terus siapa dong?”

“Bilang ke guru, aku sakit.” pesan Sheva sebelum benar-benar pergi meninggalkan kelas. Langkahnya menuju kelas Ken dan Cia yang kebetulan mereka sedang tidak ada pelajaran. Disana juga sudah terdapat Rhea, gadis itu juga menggunakan alasan yang digunakan Sheva.

Posisi mereka dipojok belakang. Sheva duduk disamping Ken. Sedangkan Rhea dan Cia meminjam tempat duduk dihadapan Ken.

“Jadi gimana?” ucap Rhea memulai pembicaraan.

Sheva menggeleng, sebenarnya ia tidak ada niat untuk menyelesaikan masalah ini. Terlalu sepele menurutnya.

“Kau tidak ingin menjelaskan?” Lagi-lagi Sheva menggeleng, “Menjelaskan apalagi? Bukankah semua sudah jelas, itu aku dan Alvin.”

“Lakukan pembelaan, Sheva! Circle Kak Savina berbahaya,” Rasanya Sheva ingin tertawa. Mana mungkin Savina melawan Sheva –adiknya sendiri– itu tidak mungkin. Satu lagi, Sheva dapat mengalahkan Savina dengan mudah jika mau. Sheva adalah gabungan sifat beringas Dalbert dan Sofiya.

“Tidak semudah itu membuat mereka langsung percaya, Cia.”

“Setidaknya kau sudah berusaha Sheva bodoh!” Rhea kesal. Dia sedang badmood sebab ada tamu datang.

“Ya sudah kalau begitu kalian bertiga saja yang mengurus. Aku tinggal menunggu hasil,”

“Tidak perlu. Alvin sudah mengurus.” Rhea ingin membalas perkataan Sheva tetapi terpotong oleh ucapan singkat dari Ken.

“See? Seorang perempuan elegan tidak perlu mengotori tangan mulusnya untuk menyelesaikan sampah.”

“Pirimpiin iligin, perempuan gila baru benar.”

“Kalimat yang tepat untuk mu, Nona Claudia Navara.” ejek Sheva.

*****

Dua puluh menit sebelum bel istirahat berbunyi, Sheva dan ketiga temannya sudah mengganti menu makanan. Ke-empat gadis itu semalam tidak sempat makan malam. Alhasil ya begini. Rakus.

Seperti biasa teriakan lebay gadis lain saat melihat rombongan Adit, si cuek yang mempunyai mantan tersayang polos nan cerewet alias gamon seperti kalian para readers.

Lalu terdapat Bryan, yang matanya tidak bisa tenang seolah mencari sesuatu. Mata Bryan dan Sheva bertabrakan, Bryan tersenyum senang. Namun Sheva menatap memancarkan aura kebencian.

Ketiga ada Alvin, yang biasanya ikut Bryan menggoda gadis lain kini berubah menjadi lesu sebab calon kekasihnya masih belum sadarkan diri.

Selanjutnya yaitu Elbrecht, lelaki paling misterius di SMA GALAKSI 69. Lelaki yang hanya berkata tentang cibiran menggunakan bahasa tempat kelahiran dan mempunyai kekasih bernama lengkap Lavina Floretta Zsingmond. Bahkan ia mengganti nama belakang dari Zabrina menjadi marganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHEVALONICA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang