“Sometimes, happy memories kill the most.”
—————
Hallo, hallo, hallo. Tetap semangat yang sekolah tatap muka disaat puasa!
Jangan lupa promosikan cerita SHEVALONICA ke teman-teman kalian yang suka baca wattpad!
Makasih juga yang sudah mampir, luv banyak buat kalian <3
SUDAHI GALAU MU, MARI BACA SHEVALONICA BERSAMA KU.
Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...
*****
HAPPY READING SAYANG
*****
Jangan lupa vote kalau bisa komen juga.
Karena semangat Bubu ada disitu.Sheva terburu-buru memasukkan buku kedalam tas. 30 menit sebelum jam pulang sang guru memberikan tebakan dadakan yang mengharuskan semua murid bisa menjawab.
Beberapa siswa yang kesulitan menjawab menghambat waktu pulang hingga telat 10 menit. Sial, Alvin pasti sudah pulang terlebih dahulu. Baik itu tidak masalah. Ia akan ikut dengan temannya yang satu arah.
Siapa sangka Alvin masih menunggu di atas jok motornya.
“Ni, aku duluan bareng Alvin.” pamit Sheva kepada Duo D. Sheva pergi begitu saja tanpa mau mendengar kata yang dilontarkan salah satu dari mereka.
“Sorry telat. Nunggu lama?”
“Tidak juga,” bohong Alvin. Faktanya, Alvin sudah menunggu dari 25 menit yang lalu.
Sheva menolak jaket yang diberikan Alvin. Ia mengeluarkan jaket pertama kali Sheva dapat dari Mr. R. Dahi Alvin mengernyit melihat tulisan di sebelah kanan serta lambang Phoenix Mahkota dibelakang jaket kulit. Alvin sempat terpesona dengan desain jaket tersebut. Sebelum Sheva menyadarkannya.
“Ayo! Tunggu apalagi?”
“Ah iya,” jawab Alvin gugup seraya memakai helm full face.
“Kita mampir ke supermarket sebentar ya? Buat nanti aku jenguk Savina,”
Sheva spontan menjawab, “Aku ikut.” Pasalnya ia tengah sibuk, tidak sempat melihat keadaan Savina secara langsung, hanya melalui video call saja.
*****
Alvin mengambil keranjang menuju rak camilan ringan. Sheva berada di rak samping, yaitu lemari pendingin berisi berbagai macam minuman. Lalu mengambil minuman kesukaan Savina.
“No! Savina tidak suka cokelat.” pekik Sheva saat Alvin mengambil satu batang cokelat merk Silverqueen.
“Benarkah? Tetapi Lavina memberitahu ku bahwa Savi suka cokelat. Dia juga tidak menolak saat aku memberikan ini.”
“DAMN! Lain kali jangan membelikan Savina apapun yang berhubungan dengan cokelat. Entah itu warna ataupun rasa!”
“Kau bisa mati ditangan Dalbert jika beliau mengetahui kau memberi putri satu-satunya sebuah cokelat.”
“Itu hanya cokelat, Shev.”
Plak! Bunyi tamparan terdengar tidak begitu keras namun terasa panas di pipi Alvin. Sheva menunjuk lelaki didepannya menggunakan jari telunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEVALONICA [ON GOING]
Fiksi RemajaMaaf ceritanya sempat di unpub karena sesuatu, dari awal part hingga beberapa part berikutnya mungkin ada kesamaan seperti cerita sebelum di unpub. Jika ada kesalahan kata bisa diingatkan atau kurang menarik bagi kalian mohon maaf sebesar-besarnya k...