Part 25

13 4 0
                                        

KIW CWK. HOW ARE YOU ALL?

SEHAT SEMUA YA, SEMOGA. BANYAK BANGET YANG SAKIT TERMASUK SAYA BEBERAPA HARI LALU.

SEKARANG SUDAH SEMBUH, JADI UPDATE LAGI YEYY...

PERBANYAK MINUM AIR PUTIH, BUKAN MALAH MEMPERBANYAK AYANG! TIDAK BAIK ITU PEMIRSA.

JAGA KESEHATAN, KEBERSIHAN, DAN KESELAMATAN. PATUHI PROKES! JANGAN NGEYEL! SELALU TAAT 3M!

JANGAN LUPA PROMOSIKAN KE TEMAN-TEMAN KALIAN, OKE?

MAKASIH JUGA YANG UDAH MAMPIR, LUV BANYAK-BANYAK BUAT KALIAN <3

SUDAHI GALAU MU, MARI BACA SHEVALONICA BERSAMA KU. ANJAYYY

Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...

*****

HAPPY READING SAYANG

*****

Jangan lupa vote kalau bisa komen juga.
Karena semangat Bubu ada disitu.

Bryan termenung didalam kamar. Dia memikirkan gadis yang selalu mengisi pikirannya, Sheva, nama gadis yang dimaksud. Ia pernah bertemu dengan Sheva sebelumnya. Bahkan kedua kalinya diawal pertemuan Bryan menganggap Sheva mantannya.

Sheva, sama dengan gadis di Spanyol? Akan kah mereka orang yang sama? Dia tidak ingat bahkan tidak tahu dengan nama Sheva, Shevalonica.

“Sheva.” gumam Bryan. Tangannya menulis satu persatu huruf S, H, E, V, dan A.

“Eva?”

“Dia sempat pingsan lantaran gadis sialan yang menganggu ku berduaan dengan Sheva memanggil nama Eva.”

“Apa yang menyebabkan dia tidak menyukai panggilan Eva?”

Tangan Bryan bergerak menulis huruf K, E, N, I, S, H, A. “Ken, Isha? Anak kecil tidak mungkin memanggil Isha, kan?”

“Lalu bagaimana? Isha, Ica? Mungkin tidak ya?”

Sisca memegang bahu Bryan. Bryan terkejut hingga hampir jatuh. “Ngapain, Bii? Bunda tadi ketuk pintu berkali-kali ga kamu bukain.”

Bryan memeluk Sisca dalam posisi duduk, “Maaf, Bunda. Biyan ga dengar. Bunda ada perlu apa, hm?”

Sisca menyerahkan segelas susu. Bryan melepas pelukan dan menerima sepenuh hati. Meminum dalam beberapa tegukan hingga tersisa setengah.

“Makasih, Bundayang. Rasanya enak seperti biasanya.”

“Anak Bunda lagi mikirin cewek ya?” Sisca terkekeh menggoda Bryan.

“Apa sih, Bun? Mana ada.” bantah Bryan.

“Terus ini apa? Sheva, ini siapa, Bii?” entah kapan Sisca menggambil secarik kertas.

Bryan hendak mengambil kembali kertasnya. “Stay seated or Bunda report to Ziya?”

Translate: “Tetap duduk atau Bunda lapor ke Ziya?”

“Bunda mah gitu.” rengek Bryan. Jika Ziya tahu, ia pasti akan ditodong berbagai macam pertanyaan. Lebih parahnya Ziya akan terus menganggu kalau Bryan tidak memberi jawaban yang memuaskan bagi Ziya.

Bryan menghela nafas mencoba memberi Sisca pengertian. “Bundayang-nya Biyan. Keluar ya, Bun?

“Biyan lagi tidak ingin diganggu. Biyan lagi bingung sama ini semua. Biyan ga mau nyakitin perasaan Sheva. Biyan mau yakinin perasaan Biyan ke Sheva. Apalagi sama tingkah Biyan selama ini.”

SHEVALONICA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang