Halo halo sayangku. Apa kabar kalian? Semoga baik ya.
Jaga kesehatan, banyakin minum air putih supaya ga dehidrasi. Sekarang banyak yang mudah jatuh sakit. Mulai ada omicron juga.
Jaga protokol kesehatan, kalau mau keluar harus banget pakai masker, jangan keseringan nongkrong.
Mending baca SHEVALONICA.
Sekalian rekomendasikan SHEVALONICA ke temen kalian kalau dia suka baca wattpad.
Kurangin insecure. Love yourself, you are valuable, don't be discouraged.
Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...
*****HAPPY READING SAYANG
*****
Jangan lupa vote kalau bisa komen juga.
Karena semangat Bubu ada disitu.Jalan raya terdengar ramai dari berbagai macan kendaraan, ada yang mengklakson, memaki lantaran macet, ataupun suara knalpot motor. Berbeda dengan keadaan mobil Bryan. Hening.
Berisi dua orang remaja dan tiga anak kecil berbeda usia. Suara hanya timbul jika salah satu dari mereka gerak ganti posisi.
“Shev, sebelah Rei mukanya datar banget. Sebelas dua belas sama mayat hidup.” bisik Bryan.
Caca menjitak kepala Bryan. Enak saja anak asuhnya dikatain mayat hidup. Tidak sadar diri jika Bryan setan sebenarnya. “Mulut dijaga kalau ngomong, jangan sembarangan!”
“Iya-iya maaf. Kau yakin mau merawat mereka sendiri?”
“Kenapa kau tanya begitu?”
“Tanya saja. Salah?”
“Tidak. Sekalian mengurangi beban Kak Clara dan Calista. Harusnya sih cuma Rei sama Kevin, tapi berhubung kata Calista Kevin tidak bisa pisah sama Axel, ya sudah ku bawa. Tambah satu bukanlah masalah.”
“Kalau butuh bantuan, telepon aku saja.” tawar Bryan.
“Sepertinya tidak akan. Justru dengan menelpon kau yang ada tambah repot.” Caca melirik Bryan sinis.
Caca menoleh ke belakang, menatap Rei, Kevin, serta Axel dengan pandangan teduh. “Lapar?”
Kevin mengangguk sementara Rei dan Axel menggeleng. Caca menghela napas, “Tiga suara mengatakan lapar. Jadi, mau tidak mau kalian harus makan.” paksa Caca diakhiri senyuman tipis.
*****
“Rei, kamu tidur sama Mymy. Sedangkan kalian berdua tidur bersama. Tidak masalah kan?”
“Tidak,”
“Ya sudah, kalian boleh bersih-bersih. Jika perlu bantuan jangan lupa beritahu Kakak.”
Setelah menatap tiga anak kecil pergi ke kamar. Caca menghempaskan tubuhnya di sofa. Sangat melelahkan. Untung saja sudah makan. Caca tidak perlu memasak untuk beberapa jam kedepan.
Meskipun dengan sedikit paksaan menyuruh Rei terutama Axel makan. Masalah menu, tentu saja pilihan Kevin. Karena Caca sendiri tidak tahu selera Axel seperti apa.
Bryan langsung pulang. Tidak menerima tamu, itulah kalimat halus bermaksud penolakan yang dilontarkan Caca kepada lelaki tampan tetapi banyak mantan. Caca juga tadi melihat nama perempuan menghubungi Bryan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEVALONICA [ON GOING]
Teen FictionMaaf ceritanya sempat di unpub karena sesuatu, dari awal part hingga beberapa part berikutnya mungkin ada kesamaan seperti cerita sebelum di unpub. Jika ada kesalahan kata bisa diingatkan atau kurang menarik bagi kalian mohon maaf sebesar-besarnya k...