Part 06

51 7 3
                                    

HAI, APA KABAR? SEMOGA BAIK YA.

YANG LAGI SAKIT SEMOGA CEPAT SEMBUH.

YANG SEHAT YA BERSYUKUR.

TETAP JAGA KESEHATAN & SELALU PATUHI PROKES!

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MINUM AIR PUTIH.

SEKOLAH AMAN? SAYA BELUM :(

Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...

******

HAPPY READING SAYANG

******

"Rame banget, Pi. Ada apa sih?" heran ku saat pertama kali menginjak Caffe ini.

"Kepo. Udah ikut aku aja!"

Tanpa banyak tanya aku mengikuti Savina meskipun masih penasaran.

"Kok kau bisa dapat tempat ini? Padahal yang baru datang ga dapat tempat duduk." bisik ku.

"Tempat duduknya dibooking sama doi aku dong." ujar Savina tersenyum bangga.

Aku memutar bola mata mendengar jawaban antusias Savina. Mata ku tertuju pada pintu yang terbuka memperlihatkan lima pria remaja bersamaan dengan teriakan para gadis disini, termasuk Savina.

Aku membekap mulutnya, "Jangan teriak bodoh! Kau harus stay cool depan doi."

Untungnya ia mengangguk jadi kita tidak perlu bertengkar. Memperhatikan mereka satu persatu, aku membelalakkan mata mengenal salah satu dari mereka.

"Sav, bawa masker ga?"

"Ya enggak lah. Lagian buat apa sih? Kita itu lagi di dalam ruangan bukan di luar."

Aku tak menghiraukan ocehan Savina. Aku tak ingin ada seseorang mengetahui siapa aku sebenarnya. Aku teringat maskernya tertinggal di mobil, tidak mungkin aku pergi mengambil. Itu akan menjadikan pusat perhatian karena aku berada di depan.

Aku menoleh ke belakang lantaran merasakan tepukan di bahu. Terdapat seorang gadis seumuran Savina memberikan sebuah masker.

"Jangan salah paham dulu. Aku tadi tak sengaja mendengar percakapan mu dengan gadis disebelah mu itu. Tenang aja ini baru kok bukan bekas soalnya aku selalu bawa cadangan." jelas gadis itu.

Aku ingin menolak tapi keadaan memaksa ku untuk menerima masker pemberiannya. "Thanks." ucapku setelah mengambil masker dari tangan gadis itu.

Gadis itu tersenyum sembari mengedipkan mata sebelah, "Your welcome. Semoga kita berjumpa kembali."

*****

Beberapa lagu telah dinyanyikan oleh Bryan dan satu pria remaja seumurannya yang tidak aku kenal, karena mereka berdua adalah vokalis. Sedangkan tiga orang lainnya memainkan alat musik.

Aku menoleh ke Savina, mengikuti arah pandangan dia, ternyata ia melihat lelaki disebelah Bryan. Tebakan ku itu adalah orang yang disukai oleh kakak ku.

SHEVALONICA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang