Part 11

32 5 4
                                        

Halo, apa kabar? Semoga sehat semua ya.

Lama ya saya update? Maaf. Saya down kemarin-kemarin,

Dan ngumpulin mood supaya baik itu sulit. Sesulit dapatin dia.

Oh iya, jangan panggil saya author! Dikira saya temannya Spiderman. Manggil ‘Thor,

Call me Bulan atau Bubu, okay?

Jangan lupa follow ig saya: @blngrhn untuk dapat info lebih lanjut.

Jika ada typo bilang saja dikolom!

Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...

*****

HAPPY READING SAYANG

*****

Jangan lupa vote kalau bisa komen juga.
Karena semangat Bubu ada disitu.

Caca bangun kala merasakan ada cahaya matahari masuk membuat indra penglihatannya silau. Sebuah tangan kekar memeluk perutnya.

Sialan siapa orang yang berani memeluknya? pikirnya sebelum membuka mata. "Bryan?" gumam Caca.

"Sejak kapan?" Caca melihat sekeliling, melihat benda-benda itu bukan miliknya. Ia lupa jika semalam menginap disini.

Caca melihat ke arah Bryan yang sama sekali tidak terusik, "Nyenyak banget ya, Bry?"

"Fuck udah jam 9? Gila pertama kali di rumah orang bangun siang."

"Gapapa, Shev. Aku yang nyuruh Bunda buat ga bangunin kamu. Aku tau semalam kamu ga langsung tidur,"

"Eh?" Bryan bangkit dari tidur, duduk dan bersandar di headboard.

"Sana mandi dulu, terus sarapan, baru ku antar pulang."

"Ga bawa baju ganti bodoh!"

"Ambil pakaian di kamar ku!"

"Dih mendingan aku pakai punya adik kamu."

"Baju Ziya kekurangan bahan semua. Yakin mau pakai? Disini cuma ada aku, Bunda lagi keluar."

Caca mengacungkan jari tengah kepada Bryan. "Ambilin!!"

"Up to you baby," Bryan mengecup jari tengah itu kemudian lari keluar dari kamar Ziya.

"Bryan Alexander brengsek!!!" umpat Caca berteriak.

*****

"Hari ini sibuk gak?"

"Sibuk pake banget, banget, banget, dan banget!"

"Oke. Ini kemana?"

"Apart Janda Bolong,"

Dua orang berbeda jenis kelamin itu sedang berada di satu mobil karena Bryan memaksa Caca agar mau diantar. Itu pun dengan bantuan Sisca yang baru saja kembali. Tentu saja Bryan merasa menang lantaran sang Ibunda memihak padanya dan Caca tak punya pilihan lain. Sedangkan motornya ia tinggal di rumah Bryan.

"Loh? Ini kan bukan jalan ke Apart?"

"Memang."

"Terus kita mau kemana, Bry? Jangan macam-macam ya atau aku laporin ke Bunda"

SHEVALONICA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang