Aku dan Reinette sudah berada di dalam mobil dan Rei hanya duduk diam setelah kejadian tadi.
"My," panggil Rei dan aku pun menoleh.
"Om tadi siapa? Kok dia seperti kenal dekat dengan Mymy."
"Astaga Rei kamu daritadi melamun gara-gara om itu?" Tuhkan jadi ikut manggil Bryan dengan sebutan 'om'
Rei mengangguk polos, "Emang salah ya, My?"
Aku menggeleng pelan, "Kamu yakin mau tahu?"
"Yakin tapi kalau Mymy tidak mau cerita tentang om tadi juga tidak apa. Aku bakal cari tahu sendiri lewat Mama atau Onty Avi."
Aku mendesis pelan mengetahui otak licik Rei. Akhirnya aku pun menceritakan kejadian awal bertemu Bryan di luar negeri dan kini bertemu kembali di sekolah Savina.
"Oh begitu ceritanya." Aku terkejut mendengar respon Rei yang terbilang cukup singkat.
"2 tahun mengejar Mymy tapi belum mendapatkan hati Mymy sedikit pun? Bodoh sekali." cibir Rei secara terang-terangan.
"Jangan ngomong begitu sayang!" tegurku.
"Lain kali kalau mau ngomong seperti itu dihadapannya langsung."
"Kapan-kapan saja."
"Eh tapi ya, My. Perjuangannya patut diacungi jempol. Aku saja sampai salut dibuatnya. Bisalah dia jadi Dydy aku."
"Shut up! Kamu sendiri yang bilang kalau om itu tidak pantas jadi pendamping Mymy kenapa jadi berubah pikiran?"
"Aku kan cuma bilang gitu bukan berarti dia tidak pantas jadi Dydy aku."
"Sama saja sayang."
"Oh Berarti Mymy mau dong nikah sama om itu."
"NO! Jangan harapkan hal itu terjadi, oke? Kamu sendiri sana yang nikah sama dia."
"Mana bisa nanti aku disangka sugar baby lagi."
Aku hanya menaikkan bahu untuk mematikan topik jika diteruskan maka tidak ada habisnya. Karena daritadi hanya berkeliling tanpa tahu tujuan, aku berinisiatif mengajak Rei ke taman.
Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama. Kini aku dapat merasakan momen itu kembali terulang.
"Kenapa berhenti?" tanya Rei.
"Kamu tidak melihat sekeliling?"
"Park? Are you serious about taking me to the park?"
"Yeah, do you not like it?"
"Bagaimana bisa aku tidak suka? Sedangkan ini adalah hal yang aku inginkan sejak lama." Rei menarik tanganku ke bawah agar aku menunduk, aku pun menurutinya dan…
Cup
Ia mengecup pipi kanan ku, "Thank you and i love you so much, My."
"Love you too my little girl."
*****
Setelah melakukan perjalanan sekitar sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di panti asuhan Mutiara Kasih. Selama perjalanan gadis kecil di sebelah Caca terlelap dalam mimpi. Daripada membangunkan Rei, Caca memilih menggendong saja.
"Ma, barang-barang yang aku beli sama Rei ada di bagasi. Boleh tolong ambilkan? Aku mau bawa Rei ke kamar dulu." permintaan tolong ku diiyakan oleh Mama Wira, ibu pengurus panti ini.
*****
"Kemana saja kamu, Ca?" Satu pertanyaan dilontarkan secara tiba-tiba saat aku membuka pintu utama.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEVALONICA [ON GOING]
Fiksi RemajaMaaf ceritanya sempat di unpub karena sesuatu, dari awal part hingga beberapa part berikutnya mungkin ada kesamaan seperti cerita sebelum di unpub. Jika ada kesalahan kata bisa diingatkan atau kurang menarik bagi kalian mohon maaf sebesar-besarnya k...