SHEVALONICA [ON GOING]

Part 22

HAPPY NEW YEAR ALL 🥳🥳🥳

SEMOGA TAHUN INI LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA

CIS DULU YANG BESOK SEKOLAH

JANGAN LUPA PROMOSIKAN CERITA SHEVALONICA KE TEMAN-TEMAN KALIAN, OKE?

MAKASIH JUGA YANG UDAH MAMPIR, LUV BANYAK-BANYAK BUAT KALIAN <3

SUDAHI GALAU MU, MARI BACA SHEVALONICA BERSAMA KU. ANJAYYY

VOTE DAN KOMEN JANGAN KETINGGALAN YA SAYANG SAYANG KU 😻

Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...

*****

HAPPY READING SAYANG

****

Jangan lupa vote kalau bisa komen juga.
Karena semangat Bubu ada disitu.

Panti Asuhan Bina Nusantara kini banyak sekali yang berkunjung dengan pakaian berwarna hitam. Dua Minggu lebih empat hari Echa masuk Rumah Sakit, tepat hari ini Echa dinyatakan meninggal dunia lantaran penyakit yang dideritanya.

Semua anak-anak sangat terpukul, hampir semua menitikkan air mata tiada henti. Ada juga yang tidak menangis tetapi hati mereka sesak. Beberapa diantara mereka yang tidak menangis berusaha tegar dan menenangkan saudaranya, termasuk Clara dan Calista.

Anak kembar yang Echa rawat sebelum tinggal di Panti. Anak kembar itu lebih lama bersama Echa daripada adik-adiknya yang lain. Tak jarang orang sekitar mengira Clara dan Calista anak kandung Echa.

*****

Setelah acara pemakaman Echa yang dilakukan sama seperti pada umumnya selesai. Caca menyuruh Clara agar membawa adik-adiknya pulang dibantu Calista dan beberapa pengasuh. Caca tahu Rei masih ingin berada dibawah gundukan tanah, memeluk nisan bertuliskan nama, tanggal lahir, serta tanggal meninggal Echa.

Berbicara dengan Echa dan menangis sepuasnya, toh semua orang juga memaklumi. Terlebih Caca sudah pernah berada diposisi Rei. Daritadi Caca melihat Rei tidak menangis sama sekali bahkan hanya menatap datar jenazah Echa. Caca juga dengan tega mengusir Bryan agar ikut membantu Clara.

Jadi, di makam hanya ada Caca dan Rei.

“Ma, ini Rei.” sapa Rei dengan suara bergetar.

“Mama jahat. Tapi, Rei tidak bisa benci Mama.

“Kenapa Mama tidak cerita ke Rei? Kenapa Mama melarang Kakak Kembar untuk bercerita juga?

“Kenapa Mama menyuruh Om Biyan buat ajak Rei dan Mymy jalan-jalan disaat Mama jatuh sakit?

“Rei salah apa sama Mama sampai Mama pergi? Atau ada Adik dan Kakak Rei yang bikin Mama marah terus Mama pergi? Bilang ke Rei, Ma. Siapa orangnya, biar Rei yang marahin mereka. Asal Mama kembali,

“Nanti siapa yang tidur sama Rei kalau Mymy pergi ke luar negeri? Siapa yang dengerin Rei curhat soal Mymy?

“Ma, Mama pulangnya kejauhan. Harusnya Mama pulang ke Panti bukan disini.

“MAMA JANGAN TINGGALIN REI. REI MAU SAMA MAMA. REI BELUM BISA JAGA ADIK-ADIK, MA. APALAGI KEVIN BANDEL. MAMA GA KASIAN SAMA KAKAK KEMBAR YANG NGURUSIN REI DAN YANG LAIN?”