Hello all, saya kembali.
GIMANA KABARNYA? BAIK SEMUA?
JANGAN SEDIH TERLALU BERLARUT YA.
SEMANGAT BUAT KALIAN YANG LAGI PAS!!!
MASA CUMA NGEJAR CRUSH, DOI, EX YANG SEMANGAT TAPI PAS ENGGAK. KAN GAK LUCU PREND!!!
JANGAN LUPA PROMOSIKAN KE TEMAN-TEMAN KALIAN, OKE?
MAKASIH JUGA YANG UDAH MAMPIR, LUV BANYAK-BANYAK BUAT KALIAN <3
SUDAHI GALAU MU, MARI BACA SHEVALONICA BERSAMA KU. ANJAYYY
Note: Kalau ada bahasa asing dan tidak ada translate-nya tolong bilang yaa. Mungkin kelewatan jadi lupa translate. Makasih...
*****
HAPPY READING SAYANG
*****
Jangan lupa vote kalau bisa komen juga.
Karena semangat Bubu ada disitu.
Yang vote, disayang bias kalian sekebon.
“Kalian pulang aja ya? Cia gapapa kok.” pinta gadis dengan wajah imut. Saat ini mereka berada di rumah Adit. Lelaki itu bahkan menghubungi bodyguard untuk mengawal keempat gadis cantik ini. Tidak, hanya Cia yang cantik di matanya.“Ini udah pengusiran kau ke sepuluh kali. Sekali lagi nyuruh kita pulang,” Rhea menodongkan pisau buah ke arah gadis imut itu, “Pisau ini bakal ngerusak pipi Cia. Mau?!”
Cia sontak memegang kedua pipinya, “Ga ada yang boleh pegang pipi Cia!”
“Kali ini nurut ya. Setidaknya sampai Adit balik,”
“Oh iya, Cia ga mau cerita kejadian tadi? Biar kita bisa bela Cia kalau mereka fitnah.”
Cia menatap Caca tak paham. “Kebanyakan tukang bully playing victim.” sahut Ken.
*****
Bryan meminta ijin ke Adit dan yang lain untuk membawa Caca pergi. Ia tahu gadisnya tidak membawa kendaraan.
“Mau makan dimana?”
“Ha?”
“Aku tau kau lapar, Shev.”
“Terserah. Soalnya belum terlalu hafal tempat mana yang jual makanan enak.”
Bryan melirik Caca dari ujung mata, ternyata gadisnya menguap, lucu juga. Bryan menghentikan mobil di pinggir jalan, “Pindah belakang aja, Shev. Biar lehernya ga sakit pas bangun tidur nanti.”
“Disini aja ntar jatuh lagi kalau di belakang,” Bryan mengacak rambut Caca dengan gemas, lalu menjalankan mobilnya kembali.
*****
Bryan memesan makanan sedikit berteriak, lalu mengusap pipi chubby Caca. “Jangan pergi lagi,” bisiknya setelah mencium pipi yang dipegang.
Caca mengerang pelan merasakan ada yang mengusik tidurnya, “Udah sampai?” tanya Caca dengan suara sedikit serak.
“Udah,” Bryan mundur memberi ruang untuk Caca keluar. Tubuh Caca sedikit oleng langsung ditangkap Bryan. Caca dituntun jalan perlahan.
Salah satu tangan Bryan menarik kursi kosong, lalu mendudukkan Caca. Caca menarik pergelangan tangan Bryan saat hendak ke kursi depan. “Duduk sini aja,” Lalu bersandar pada bahu Bryan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEVALONICA [ON GOING]
Novela JuvenilMaaf ceritanya sempat di unpub karena sesuatu, dari awal part hingga beberapa part berikutnya mungkin ada kesamaan seperti cerita sebelum di unpub. Jika ada kesalahan kata bisa diingatkan atau kurang menarik bagi kalian mohon maaf sebesar-besarnya k...