H-1: Lelahmu menjadi berkah

70 10 50
                                    

"Sekecil apapun yang kau kerjakan, jika kau melakukannya dengan ikhlas, maka itu akan menjadi berkah untukmu"

"Sekecil apapun yang kau kerjakan, jika kau melakukannya dengan ikhlas, maka itu akan menjadi berkah untukmu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan Ramadhan memang bulan yang berkah dan mulia. Beruntung orang yang dapat menikmati dan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan.

Hari ini, hari pertama di mana umat muslim menjalankan puasa Ramadhan. Puasa ini juga tentunya dilakukan oleh Arra dan keluarganya.

Sekolah libur. Jadi Arra hanya bisa berdiam diri di rumah. Rutinitas paginya telah ia lakukan, saatnya ia ke dapur untuk membantu bundanya.

Tiba di dapur, Arra yang baru datang langsung diperlihatkan pemandangan makanan yang sangat banyak. Bundanya memasak itu semua untuk pesanan.

"Banyak sekali Bunda," Arra sempat melongo melihatnya.

"Alhamdulillah, ini rezeki Ra. Sudah jangan berdiri di situ terus, bantu Bundamu ini," titah bunda.

Arra membantu bunda membuat martabak kentang, dengan Arra yang sangat mahir pasal melipat-lipat. Jari jemari nya yang mungil itu, mampu membuat martabak itu semakin cantik dan rapi.

Cukup lama memang membuat martabak, apalagi dengan jumlah pesanan 250 buah martabak.  Wajar saja jika bundanya tampak kewalahan melakukannya.

°°°°°

Lima jam sudah berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Arra yang telah lelah, ia telah tertidur di lantai dengan terigu yang masih menempel di bagian wajahnya.

Vino--saudara laki-laki Arra yang baru memasuki dapur, cukup terkejut melihat Arra yang sedang tiduran di lantai. Sontak Vino berusaha untuk membangunkannya. Namun, niatnya justru terhentikan oleh bunda.

"Sudah, jangan bangunkan Adikmu itu. Dia sudah sangat lelah tadi membantu Bunda," cegah bunda pada anak sulungnya.

"Apa Arra sudah salat dzuhur?" tanya Vino pada bunda.

Bunda mengangguk, "Sudah, tadi ia sempatkan untuk salat dzuhur. Maka dari itu, bunda biarkan ia tertidur di lantai," ujar bunda.

"Jika begitu, biarkan Vino bawa Arra ke kamarnya. Supaya lebih nyaman istirahatnya," sahut Vino.

"Ide bagus, Bunda juga ingin menyapu lantai. Lihatlah lantai ini sudah hampir tidak terbentuk lagi. Dan Bunda tidak tega jika ingin membangunkan Adikmu," kondisi dapur memang sangat memprihatikan. Kotor dan penuh tepung terigu. Maklum.

"Baiklah Bun. Setelah pekerjaan Bunda ini selesai, Bunda juga pergilah istirahat, Vino tidak mau Bunda kenapa-kenapa," Vino memperingati bundanya.

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang