"Nak, kalian tidak apa ya pulang lebih dahulu? Kalian harus sekolah," penuturan bunda memuat Vino dan Arra saling menoleh.
Ayah yang melihat kebingungan diraut wajah anaknya, mencoba ikut menjelaskan, "Tenang, kalian pulang ke Jakarta tidak hanya berdua saja, nanti Galang Kakak kalian akan menemani kalian pulang," jelas ayah.
"Terus, nanti Kak Galang pulang lagi ke Yogyakarta?" tanya Arra.
"Untuk sementara, Kak Galang tinggal bersama kalian, untuk jaga-jaga," jawab bunda.
"Nanti kalau Kak Galang punya pekerjaan mendadak bagaimana?"
"Tenang saja Ra, Kakak sedang tidak punya pekerjaan. Apa kau tidak mau jika Kakak yang mengantarkanmu ke Jakarta?" sahut Galang yang baru saja datang ke rumah sakit.
"T--tidak seperti itu Kak, Arra hanya takut saja jika Arra dan Kak Vino akan merepotkan Kak Galang nantinya," ungkap Arra yang disetujui Vino.
"Hahah, kalian ini seperti siapa saja. Mana mungkin merepotkan, santai saja," balas Galang.
"Nah dengar kan apa yang diucapkan Kak Galang, jadi bagaimana?" tanya bunda memastikan.
"Jika memang itu yang terbaik untuk kami, ya sudah tidak apa. Lalu Bunda dan Ayah bagaimana?" tanya Vino.
"Tenang saja Vin, bundamu aman bersama Ayah," jawab ayah mencoba meyakinkan Vino.
"Baiklah Yah,"
"Apa kalian ingin berpamitan pada Kakek?" tawar bunda, Arra dan Vino mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun masuk ke kamar di mana kakeknya dirawat.
°°°°°°
"Vino jaga Adik kamu ya, jika ada apa-apa cepat-cepat kabarkan Bunda dan Ayah. Arra, nurut sama Kak Vino," pesan bunda pada kedua anaknya yang ingin pulang.
"Baik Bunda, semoga Kakek cepat sembuh ya," balas dua beradik itu.
"Aamiin," jawab bunda dan ayah serempak.
"Galang, Tante titip anak Tante ya," pinta bunda pada Galang.
"Aman Tante," balas Galang.
Setelah Vino dan Arra menyalami kedua orangtuanya, mereka pun memasuki mobil yang bercat putih. Selang detik kemudian, mobil itu pun hilang dari hadapan bunda dan ayah.
Fyi, Galang ini adalah kakak sepupu Vino dan Arra dari sebelah ayah. Kak Galang sudah bekerja, umurnya pun sudah hampir memasuki 20 tahun. Ayah kak Galang adalah kakak ayah Vino dan Arra. Mereka hanya dua bersaudara. Dan kakek yang sakit tadi, itu adalah orang tua dari ayah.
"Tidak kerasa ya, kalian sekarang sudah besar semua," Galang membuka suara.
"Iya dong Kak, masa iya kita berdua kecil terus," sahut Arra yang tengah membaca buku.
"Hahahhaha, bagaimana puasa masih aman?"
"Alhamdulillah aman dong," kini giliran Vino menjawab.
"Alhamdulillah, oh ya apa kegiatan Ramadhan masih dilakukan di Jakarta?"
"Masih, di sekolah kita pun masih mengadakan lomba-lomba," jawab Vino.
"Benarkah? Lomba apa saja?"
"Macam-macam, mulai dari tilawah Al-Quran, azan, pidato islami, kaligrafi, cerpen islami, cecemi dan banyak lagi,"
"Apa kau mengikuti salah satu lomba itu?" mata Galang masih fokus untuk menyetir, sesekali ia menoleh ke belakang karena Vino dan Arra duduk di bagian tengah. Sedangkan Galang sendiri di depan.
"Tentu, aku mengikuti lomba azan, sedangkan Arra mengikuti lomba cecemi ( cerdas cermat islami ) bukan begitu Ra?" tanya Vino menoleh ke Arra. Terlihat Arra telah pulas tertidur, membuat Vino sedikit melongo.
"Vin, mengapa tidak duduk depan saja bersamaku? agar aku bisa punya teman mengobrol juga," ujar Galang yang tengah membelokkan stang mobilnya ke kanan.
"Bukan aku tidak mau Kak, salah satu alasannya karena ini," balas Vino seraya melirik ke arah Arra yang tengah tertidur dengan posisi buku yang menutupi wajahnya.
Galang menoleh ke belakang, melihat Arra yang tertidur dengan kepalanya yang bersandar di bahu Vino.
"Hahah, ternyata bahumu menjadi bantalnya," ungkapnya.
"Lihat saja nanti kak, pahaku pun akan menjadi korbannya," balas Vino sambil membenahi posisi Arra.
"Artinya bahu dan paha mu menjadi bantalnya hahaha," ucap Galang seraya tertawa melihat tingkah Arra.
"Ya begitulah Kak, tidak heran," kini buku Arra sudah Vino letakkan di tasnya.
Galang mengangguk-angguk, lalu ia memutarkan stang mobilnya ke arah kiri.
"Oh ya Vin, ku rasa kita sampai ke Jakarta pada malam hari. Mungkin kita akan berbuka puasa di luar, bagaimana?" tawar Galang yang tengah menyetir mobilnya.
"Kami berdua hanya menurut Kak, terserah Kak Galang saja," balas Vino. Galang mengangguk.
Benar saja, kepala Arra kini telah turun ke paha Vino. Vino pun membenahi posisi tidurnya, ia ambilkan selimut yang memang sudah tersedia di sana, lalu ia pakaikan selimut itu pada Arra.
Karena Arra tidur, Vino pun diam Galang pun begitu. Untuk menghilangkan rasa bosan, Galang pun memutarkan lagu yang kebetulan lagu itu adalah lagu kesukaan Vino.
Mereka berdua pun saling sesahutan bernyanyi, tanpa mengganggu Arra tidur.
-
-
-Bersambung....
Minggu, 25 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarra Ufaira✓
Dla nastolatkówAssalamualaikum wr.wb sahabat Fillah... Wah besok udah puasa🎉🎉, nah di tahun ini in sya Allah DIARRA UFAIRA atau biasa dipanggil ARRA akan menemani sahabat Fillah di sini. Wih seruu! Di setiap harinya in sya Allah author akan up tentang kegiatan...