H-12: Tertidur

15 3 0
                                    

Hari ini, Vino, Arra bunda dan ayah masih berada di Yogyakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Vino, Arra bunda dan ayah masih berada di Yogyakarta. Ternyata, mereka ke Yogyakarta karena kakek yang tengah mengidap penyakit jantung dan kritis. Syukur Alhamdulillah kemarin kakek telah melewati masa kritisnya. Mereka pun diminta untuk tinggal beberapa hari di Yogyakarta.

"Bun, apa Kakek sudah siuman?" tanya Arra pada bundanya yang baru saja keluar dari kamar.

"Belum Ra," jawab bunda seraya mengelus kepala Arra.

"Vino, ajak Adikmu ke mobil saja ya. Kali saja kau dan Adikmu ingin beristirahat. Mana pula kalian tadi tidak sempat sahur," instruksi bunda.

Mereka memang tidak sempat sahur, karena ketiduran. Mau pulang ke tempat keluarga di Yogyakarta, tapi jaraknya lumayan jauh dari rumah sakit. Alhasil mereka tidur di rumah sakit.

"Ya sudah jika begitu, Vino dan Arra pamit ke mobil ya Bun," pamit Vino pada wanita yang terlihat awet muda itu.

"Baiklah, jika kalian ingin tidur pastikan pintu terkunci dan gorden ditutup, mengerti?"

"Baiklah Bunda," balas Vino dan Arra serempak.

Setelah pamit, mereka berdua pun pergi ke mobil.

°°°°°

Pintu mobil sudah terkunci, hanya gorden saja yang sedikit terbuka karena Arra masih ingin melihat pemandangan sekitar, siapa tahu dapat menghilangkan kejenuhannya.

Di balik jendela mobil, Arra melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan tengah duduk di koridor rumah sakit. Posisinya sangat jelas jika dilihat dari mobil Arra. Sedikit penasaran, Arra lalu membuka jendela mobilnya, dengan tujuan ingin melihat apa yang dilakukan sepasang manusia itu. Karena dilihat dari gelagatnya sedikit aneh dan mengundang rasa penasaran.

Vino yang sedari tadi memainkan ponselnya, melihat sang adik yang tengah berusaha membuka jendela mobil. Vino mengikuti arah mata Arra.

Sedikit terkejut, tatkala Vino melihat kejadian yang sebenarnya. Cepat-cepat ia tutup jendela dan gorden sebelum Arra melihat dengan jelas. Arra yang bingung dengan sikap Vino pun lalu bertanya,

"Mengapa ditutup? Arra belum selesai lihat Kak," sedikit protes.

"Apa yang ingin kau lihat? Tidak usah lihat-lihat ke arah sana!" larang Vino pada adiknya.

"Mengapa?" Arra yang memang tidak tahu terus bertanya.

"Aish kau ini,"

"Kau tahu apa yang mereka lakukan?" Arra menggeleng tidak tahu.

"Mereka sedang berbuat mesum! Apa kau ingin melihatnya!?" terdengar jelas nada bicara Vino yang sedikit marah karena Arra yang berusaha ingin melihat sesuatu yang sangat tidak layak.

Arra yang baru mengetahui pun terdiam dan langsung mengucapkan istighfar.

"Sungguh, Kak?" tanya Arra seolah tidak percaya.

"Sungguh. Maka dari itu aku melarangmu untuk melihatnya,"

"Lebih baik kau baca Al-Quran saja, daripada melihat yang tidak-tidak? Itu akan merugikan puasamu," saran Vino.

Arra menuruti saran Vino, ia gerakkan tangannya untuk mengambil sebuah buku yang dipenuhi tulisan Arab, apa lagi kalau bukan Al-Quran?

Al-Quran dengan sampul pink, pemberian dari Acha salah satu temannya di panti asuhan, kini telah terbuka.

Diawali dengan taawudz, Arra mulai membaca Al-Quran. Lantunan demi lantunan menggema di dalam mobil dengan cat hitam itu. Vino pun menggerakkan kepalanya untuk bersandar di paha Arra. Suara Arra yang merdu, membuat Vino memejamkan matanya, tanpa sadar ia pun tertidur di pangkuan Arra.

°°°°°°

Sekitar tiga puluh menit, Arra telah menyelesaikan mengajinya. Vino yang sudah tidak mendengar suara Arra mengaji pun ikut terbangun dan membenahi posisinya.

"Huahh," Arra menguap, sepertinya ia sedikit lelah.

"Mau berbaring di sini?" tawar Vino.

Tanpa aba-aba Arra langsung meletakkan kepalanya di atas paha Vino, persis yang dilakukan Vino tadi. Arra memejamkan matanya sebentar, ditambah Vino yang mengelus-elus kepala Arta dengan pelan, itu justru membuat Arra ingin tertidur.

"Jika tidak tahan, batalkan saja puasamu," Vino bersuara. Arra yang tadi terpejam kini matanya terbuka.

"Kakak ini apa-apaan! Tidak! Arra tidak mau batal, sayang Kak. Lagipula Arra masih sanggup kok, Arra hanya sedikit lelah saja," protes Arra. Vino hanya diam dan terus mengelusi kepala Arra.

Karena Arra yang memang sedikit lelah, ia pun tertidur di pangkuan sang kakak. Ditambah perbuatan kakaknya yang mengelusi kepalannya, itu membuat Arra menjadi pulas untuk tidur.

Melihat Arra yang tengah tidur pulas, Vino jadi ingin melanjutkan tidurnya tadi. Alhasil, Vino juga tertidur dengan posisi tangan kirinya di kepala Arra dan tangan kanannya ia letakkan sembarangan. Posisi mobil sudah aman, pintu dan jendela terkunci juga gorden yang tertutup.

°°°°°°°

Allahuakbar Allahuakbar .....

Allahuakbar Allahuakbar........

Tok tok tok..

Suara ketukan terdengar samar-samar di telinga Vino.

Tok tok tok..

Vino membuka matanya dan memastikan siapa yang mengetuk jendela mobilnya, saat ia singkap gorden jendelanya, nampak seorang pria paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah Vino dan Arra.

Cepat-cepat Vino bukakan pintunya, agar ayah bisa masuk. Sedangkan Arra masih terlelap.

"Kalian tertidur rupanya," ucap ayah yang tengah membawa beberapa kantong plastik.

"Iya Yah, kami berdua sedikit lelah, jadi kami berdua tertidur di sini," ungkap Vino.

"Ya sudah, bangunkanlah Adikmu itu. Sekarang sudah waktunya buka puasa, ini Ayah bawakan makanan, kalian makan lalu jangan lupa salat," pesan ayah sambil menyerahkan beberapa kantong plastik.

"Ayah harus kembali ke rumah sakit, karena tidak bisa ditinggal. Jangan khawatiran Bunda dan Ayah, jaga Adikmu," sambung ayah.

"Baiklah Yah," kemudian ayah pun kembali ke rumah sakit.

"Ra, bangun. Sudah waktunya buka puasa," Vino mencoba membangunkan Arra.

Arra yang dibagunkan masih setengah sadar, "Ergh, benarkah?"

-
-
-

Bersambung.....

Sabtu, 24 April 2021

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang