H-18: Hadiah

4 3 0
                                    

Jumat, 30 April 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat, 30 April 2021

Hasil lomba akan diumumkan hari ini, semua siswa berkumpul dan berbaris di lapangan sesuai kelasnya.

Tiap kelas bersorak tatkala salah satu perwakilan kelasnya dapat memenangkan suatu lomba.

Seperti itu juga yang dilakukan teman kelas Arra saat Hida dan Toni memenangkan lomba kaligrafi nya.

"Wah, selamat ya Hida, Toni," ucap Arra dan Rain memberi selamat.

"Iya terima kasih, Ra," balas mereka berdua.

"Sudah kuduga kalian pasti menang, kemampuan kalian itu memang sudah tidak diragukan lagi," puji Fano pada Hida dan Toni yang tengah memegang sebuah hadiah.

"Ah iya betul itu, aku pun sudah sering melihat Hida menggambar kaligrafi, bagus-bagus sekali," timpal Afiya.

"Alhamdulillah, setidaknya dari kelas kita ada perwakilan yang menang," sahut Abim.

"Nah iya betul, ya jadi adalah sedikit yang bisa dibanggakan hahah," Galang menambahkan.

"Terima kasih ya teman-teman, kalian sudah mendukung kami," ucap Toni dengan tulus.

"Iya, tanpa dukungan dan doa kalian, kita mana mungkin bisa menang," Hida menambahkan.

"Iya sama-sama," balas teman-temannya serempak.

"Itulah kita sebagai teman harus saling mendukung, betul tidak?" sahut Bryan.

"Betul!"

"Ya sudah kita foto yok, masa iya kita tidak foto-foto," ajak Fano yang sudah mengeluarkan handphone nya dan siap untuk berfoto.

"Oke, satu.. dua...ti--gaa!!"

Cekrek

°°°°°

Waktu berbuka puasa hampir tiba. Ayah, bunda dan Vino telah siap di meja makan. Sedangkan Arra, ia masih berada di kamar untuk bersiap-siap. Karena sepulang sekolah tadi ia langsung tidur karena lelah.

Gadis dengan pakaian tertutup kini telah melangkahkan kakinya menuju meja makan. Ia berjalan pelan-pelan, niatnya ingin mengejutkan Vino. Kebetulan, Vino duduk membelakangi Arra.

"Selamat Kak Vino!!!! Cie, Kak Vino menang!" kejut Arra memeluk leher Vino dari belakang.

Vino yang tampak terkejut, langsung mencubit hidung Arra, "Ra!" kesal Vino. Sedangkan Arra hanya cengengesan dan masih memeluk Vino yang tengah duduk.

"Menang? Memang Vino ikut lomba apa?" tanya ayah bingung.

"Iya, Kakak ikut lomba apa? Kok tidak bilang-bilang?" timpal bunda.

"Heheh, ini Kakak ikut lomba azan Bun, Yah di sekolah," jawab Vino sambil menyengir.

"Bunda sama ayah tahu tidak, suara Kak Vino merdu sekali! Sampai-sampai Arra merinding!" seru Arra.

"Benarkah? Wah selamat ya Nak," ucap bunda tidak lupa dengan senyumnya.

"Makasih ya, Bun," balas Vino.

"Boleh juga anak Ayah," puji ayah bercanda.

"Boleh apa sih, Yah?" sahut Vino pura-pura tidak tahu.

Allahuakbar Allahuakbar..

"Alhamdulillah, buka puasa," ucap Arra.

"Ya sudah kamu duduk dong Ra, masa iya meluk Kakakmu terus," titah bunda pada Arra yang masih memeluk Vino. Sedangkan Vino, hanya senyum-senyum saja.

"Eh iya ya," Arra baru sadar. Ia pun pindah, duduk di samping Vino. Mereka pun berbuka bersama.

°°°°°

Setelah berbuka bersama, Arra membantu bundanya untuk membereskan makanan, dan membawa piring kotor ke dapur. Sedangkan ayah dan Vino, mereka kembali ke kamar untuk siap-siap untuk salat tarawih.

Saat Arra hendak ke kamarnya, tangannya ditahan oleh Vino.

"Ra," panggil Vino.

Arra menoleh, "Ya, ada apa Kak?" tanya Arra dengan alis bertaut.

"Nih," Vino memberikan sebuah amplop pada Arra.

"Apa ini?" tanya Arra bingung.

"Terima saja," Arra pun mengambilnya, lalu mencoba membolak-balik amplop itu.

Sepertinya ia kenal dengan amplop ini, "Eh, ini kan hadiah Kakak lomba, mengapa Kakak berikan pada Arra?"

"Ya untukmu," jawab Vino santai.

"T--tapi Kak--,"

"Tidak usah tapi-tapi, kau sudah tahu kan alasan Kakak ikut lomba ini karena apa? Arra hanya menatap Vino tanpa menjawab.

"Karenamu,"

"Kakak juga tidak terlalu menginginkan hadiah itu, lebih baik hadiah itu Kakak berikan saja pada Adik Kakak sendiri. Kakak yakin, kau bisa memanfaatkannya dengan baik," sambung Vino seraya menyender di kusen pintu.

Arra masih diam menunduk, lalu kembali menatap Vino. "Sejujurnya Arra tidak bisa menerima ini, karena ini hasil usaha Kakak. Tapi, Arra juga tidak mau mengecewakan Kakak. Hem, bagaimana kalau uang ini kita belikan bahan untuk buat takjil? Nanti kita bagikan ke anak panti," usul Arra.

Vino berpikir, dengan posisi tangannya ia sedekapkan di dada. "Boleh juga, besok kita buat," putus Vino.

"Mau buat apa?" tanya Arra.

"Ku serahkan semuanya padamu," jawab Vino santai.

"Baiklah, terima kasih ya Kak," ucap Arra sambil memeluk Vino dengan posisi yang belum siap.

"Hahah, Iya sama-sama," balas Vino sambil mengelus kepala Arra.








-
-
-

Bersambung...

Maaf terlambat ✌🏻

Jum'at, 30 April 2021
Dipublish: Minggu, 2 Mei 2021

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang