HARI KEMENANGAN

19 3 0
                                    

Pukul 04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 04.45

Arra terbangun. Semalam ia telah puas mengikuti takbiran keliling bersama kakaknya. Takbiran masih menggema di waktu subuh. Arra tersenyum. Ia gerakkan kakinya untuk mandi dan menunaikan ibadah salat subuh.

Sekitar lima belas menit, Arra telah selesai dengan ritual mandinya. Mengenakan gamis hijau dibalut dengan hijab pashmina bewarna peach yang ia beli di pasar.

Menggelar sajadah, lalu mengenakan mukenanya. Setelah salat, Vino memanggil, "Ra."

Arra menoleh dan mendapati Vino yang telah rapi dengan baju kokoh putihnya juga sarung yang melingkar rapi di pinggangnya. "Ada apa Kak?" tanya Vino.

"Keluar yok, lihat pemandangannya bagus sekali," ajak Vino.

Arra pun melipat mukena dan sajadahnya, lalu ia letakkan di pinggir kasur.

°°°°°°

Tiba di depan rumah, benar apa yang diucapkan Vino. Kerlap kerlip di waktu subuh, sangat memanjakan mata. Ditambah dengan bintang-bintang yang bertaburan di langit, seolah mendukung perayaan hari ini. Mereka berdua duduk di teras rumah sambil menatap sekitar.

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Laa illaa haillallahuwaallaahuakbar

Allaahu akbar walillaahil hamd

Suara takbir masih terdengar jelas, hingga matahari datang menyapa pagi ini.

Mereka yang tadi duduk di teras, kini masuk untuk mengambil perlengkapan salat eid nantinya.

Sekitar sepuluh menit, mereka telah siap untuk ke masjid. Para tetangga pun sudah mulai melangkahkan kakinya menuju masjid.

Tiba di sana, nampak sudah ramai. Kain dengan bernuansa putih itupun telah memenuhi shaf perempuan. Arra dan bunda duduk di shaf kedua, karena shaf pertama sudah penuh.

Hingga waktunya tiba, seorang imam telah memimpin salat pagi ini. Salat dua rakaat, dengan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali di rakaat kedua.

Salat telah selesai, saatnya mendengar khutbah. Semua orang diam tanpa suara mendengar dengan hikmat apa yang disampaikan oleh Khatib.

°°°°°°

Dua puluh menit telah selesai, doa sedang dilantunkan. Semua mengangkat tangannya seraya memohon ampun dan meminta agar di tahun depan dapat berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan.

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang