H-6: Membuat buletin

16 5 0
                                    

Hari ke-6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ke-6.

Hari ini hari Minggu, Arra berusaha untuk merancang tugas yang diberikan bu Hilma beberapa hari yang lalu. Sebenarnya ia bingung apa yang akan ia tulis di sini. Sudah beberapa kali Arra berpikir namun idenya masih saja tetap kosong.

Arra berbaring di kasur kesayangannya, menatap langit-langit kamarnya seraya berpikir, berharap mendapatkan sebuah ide.

Tapi nihil, pandangannya saja pun terlihat kosong.

BUK

Sebuah bantal mendarat ke wajah Arra, "Kak Vino!!!," kesal Arra tatkala Vino melempar bantal ke arahnya.

"Apa?!" tantang Vino yang tengah berkacak pinggang di ambang pintu.

"Kenapa kau melempar bantal ke arahku?!" Arra yang tadi tengah berbaring, kini merubah posisinya menjadi duduk dan menatap kakaknya dengan raut wajah kesal.

"Kau sendiri mengapa melamun seperti itu?" tanya Vino membuat Arra kembali berbaring.

Vino melangkahkan kakinya menuju Arra, ia duduk di pinggir kasur,

"Ada apa?" tanyanya.

Arra menoleh ke arah kakaknya yang berada di sampingnya, "Tidak ada apa-apa,"

"Lalu kertas ini?" Arra melihat sekilas kertas-kertasnya yang berserakan di atas kasur.

"Oh, itu hanya rancangan tugasku," jawab Arra lesu.

Vino melihat kertas demi kertas. Tidak ada satu kalimat pun yang terpampang di kertas itu, justru hanya ada gambaran tidak jelas.

"Ini yang kau katakan rancangan?" tanya Vino tidak percaya. Arra mengangguk lemah, ia sudah pusing.

"Ini namanya bukan rancangan, tapi menggambar tidak jelas," ungkap Vino.

"Aish, sudahlah. Arra sedang pusing, nanti saja Arra kerjakan," sontak penuturan Arta mendapat jitakan dari sang kakak.

TAK

"Kak, sakit!!" keluh Arra.

"Biarkan saja, kau sering sekali menunda pekerjaanmu," ucap Vino.

"Bukankah kau sudah tahu, bahwa menunda pekerjaan itu tidak baik. Bukankah kau juga tahu, bahwa ada salah satu hadis mengatakan manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara. Salah satunya, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, kau tahu itu bukan?" Arra mengangguk paham.

"Arra tidak menunda pekerjaan Kak, hanya saja Arra tidak tahu mau seperti apa dan bagaimana bentuk tugasku itu," ungkap Arra, kini ia duduk kembali sambil menoleh ke arah kakaknya.

"Memangnya seperti apa tugas mu ini?" tanya Vino penasaran.

"Bu Hilma menyuruh kami untuk membuat buletin dengan tema bulan Ramadhan," tutur Arra.

"Hahahahah, Arra...Arra..," Vino tertawa, entah apa yang lucu, pikir Arra.

"Kakak! Apa ada yang lucu? Sehingga membuatmu tertawa seperti itu?" tanya Arra heran.

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika ada tugas seperti ini? Membuat buletin itu mudah sekali, Ra," jawab Vino.

"Apa? Mudah?" tanya Arra seolah tidak percaya.

Vino mengangguk, "Kau tahu Kak, aku sudah memikirkannya sedari tadi. Tapi sampai sekarang aku tidak punya ide apapun untuk tugasku ini," keluhnya.

"Mangkanya, segala sesuatu jangan kau pikir 'ah susah sekali,' 'ah aku tidak bisa,' itu salah. Kau kan punya Kakak, kenapa kau tidak bertanya padaku, hm?" ucap Vino seraya menjawil hidung mungil Arra.

"Arra sudah pusing tadi, tidak tahu harus berpikir apa," tuturnya.

"Em, ta--pi maukah kau membantu tugasku, Kak?" bujuk Arra sambil menyengir.

"Hem, baiklah akan ku bantu. Tapi Kakak hanya membantu membuat desainnya saja. Isi nya tetap harus kau yang cari," balas Vino.

"Apa kau punya ide Kak? Kira-kira topik apa yang bagus untuk aku buat ini?" Arra meminta pendapat Vino.

"Begini saja, kau ambil saja dari keseharian mu. Itu akan lebih mudah merancangnya bukan?" usul Vino.

Arra tampak berpikir, "Oh iya kau benar Kak, sepertinya Arra tau apa yang akan Arra buat,"

Arra mengambil pena dan kertas lalu menuliskan sesuatu yang sudah ada dipikirannya. Idenya sekarang muncul. Tidak tersendat seperti tadi.

Setelah menuliskan sesuatu di kertas itu, Arra menyerahkan kertas itu pada kakaknya.

"Coba kakak periksa," pinta Arra.

Vino memeriksanya, "Nah ini bagus, kenapa tidak dari tadi?"

"Hehe, kan Arra baru mendapatkan idenya sekarang," balas Arra sambil menyengir.

"Baiklah, akan Kakak buatkan. Dan kau pergilah ke dapur untuk membantu Bunda. Kasihan Bunda sendiri," titah Vino seraya mengelus kepala Arra yang terbalut jilbab merah muda.

"Baiklah Kak, terima kasih ya telah mengerjakan tugasku," ucap Arra sambil menarik hidung Vino yang mancung.



-
-
-

Bersambung....

Minggu, 18 April 2021

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang