H-14: Arra sakit

14 4 0
                                    

Pukul 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 06.30, namun Arra belum ada tanda-tanda untuk bangun. Padahal hari ini mereka harus pergi ke sekolah.

Vino yang sudah rapi dengan pakaian muslimnya, sedikit heran. Biasanya, Arra lah lebih dulu bangun, dan ia pasti sudah rapi sekarang. Namun ini?

Karena Vino penasaran, ia pun pergi ke kamar Arra. Kebetulan sekali, pintu kamar Arra tidak dikunci, dan alhasil Vino langsung masuk.

Begitu Vino masuk, terlihatlah Arra yang masih tidur dengan posisi membelakangi Vino. Vino mendekat, dan mencoba membangunkan Arra.

"Ra, bangun. Sudah siang, kita mau sekolah," ucap Vino lembut sambil mencoba menggerak-gerakkan tubuh Arra pelan.

Karena tidak ada jawaban dan juga pergerakkan, Vino mencoba menempelkan tangannya ke dahi Arra.

"Panas," gumam Vino.

Vino membalikkan tubuh Arra pelan agar Vino dapat melihatnya dengan jelas. Vino begitu terkejut, tatkala melihat mata Arra yang memerah dan bengkak.

"Astaghfirullah Ra, bangun! Matamu kenapa?" Vino menepuk-nepuk pipi Arra agar bangun.

Arra mencoba membuka matanya pelan-pelan, sedikit susah, karena matanya bengkak. Ia melirik sekitar, terdapat sang kakak di sampingnya. Kepalanya pun sedikit pusing.

"Hsh..," keluh Arra memegangi kepalanya.

"Kenapa mata kamu sampai bengkak seperti ini?" tanya Vino dengan nada panik, sambil meraba mata Arra yang bengkak.

Arra tidak menjawab, ia berusaha membuka matanya tapi sedikit susah.

"Ayo kita ke rumah sakit Ra, Kakak tidak mau jika matamu ada apa-apa. Badanmu juga panas," ajak Vino sambil memegangi tangan Arra.

"Tapi, Kakak harus sekolah sekarang," tolak Arra.

"Kau tidak perlu khawatirkan Kakakmu, aku bisa izin. Yang penting dirimu," balas Vino dengan keyakinannya.

Arra hendak berdiri dari tempat tidurnya, namun seseorang menyapa telinga dua beradik itu.

"Vino, Arra, apa kalian ti--, Astaghfirullah. Ra, mengapa matamu seperti itu?"

Galang terkejut saat tiba di kamar Arra, tadinya ia hendak menghampiri untuk menanyakan apa mereka sekolah, takut jika mereka telat. Tapi alhasil, Galang diperlihatkan mata Arra yang bengkak.

"Kak, bisa antar kami ke rumah sakit?" tanya Vino to the point.

"Baiklah, ayo," tanpa basa-basi mereka pun langsung menuju rumah sakit.

°°°°°°

"Vino, Adik kamu tidak mengalami gejala serius. Matanya hanya lelah, ditambah tubuhnya yang panas itu memicu matanya menjadi bengkak. Kamu tidak perlu khawatir ya," ungkap dokter pada Vino dan Galang.

Vino melirik Arra yang terbaring lemas di atas brankar, "Tapi, Adik saya bisa sembuh kan, Dok?"

"Tentu, apa Adikmu puasa?" tanya dokter.

"Iya, Arra puasa, Dok," jawab Vino.

"Aku sarankan ia tidak perlu puasa dulu untuk hari ini, karena ia harus minum obat. Ia juga harus makan, agar staminanya kembali. Untuk matanya juga dikompres pakai air hangat ya, agar mengurangi kebengkakan pada matanya," saran dokter.

Vino berpikir, "Kak, bagaimana ini? Arra pasti tidak akan mau untuk membatalkan puasanya, Kakak tahu Arra seperti apa kan? Mau dalam keadaan apapun ia masih ingin berpuasa,"

Galang yang mendengar itu pun mencoba menyarankan, "Coba saja kau bilang pelan-pelan, jelaskan padanya, ku rasa ia akan mengerti," saran Galang.

"Baiklah akan ku coba," Vino bangkit dari duduknya, melangkahkan kakinya menuju brankar.

Sedangkan Galang, mengurus administrasi dan obat-obat yang harus Arra minum.

"Ra, batalkan puasamu ya?" ucap Vino to the point. Walaupun dalam hatinya, ia takut jika Arra akan menolaknya.

Arra berpikir, tubuhnya masih terasa lemas, kepalanya masih terasa pusing, dan matanya sulit untuk dibuka. Pasrah. Arra pun mengangguk lemah mengiyakan.

Vino lega melihat tanggapan Arra yang mau membatalkan puasanya, bukan apa-apa. Keadaannya sekarang sedang tidak memungkinkan.

Vino mengambil gelas berisi air yang berada di nakas, menuntun Arra agar meminumnya. Selesai Arra membatalkan puasanya, administrasi dan obat-obat sudah diurus, mereka pun pulang.

°°°°°°

Sampainya di rumah, Arra kembali berbaring di tempat tidurnya. Dengan kepalanya yang bersandar di sandaran tempat tidur.

Vino masuk dengan membawa makanan, kompresan, dan obat-obatan dalam satu nampan.

Di saat Vino tengah menyuapkan makanan pada Arra, Galang bersuara, "Ra apa kau semalam main handphone pada cahaya gelap? Karena biasanya, mata bengkak juga disebabkan karena itu," tutur Galang.

Vino melirik Arra, "Apa semalam kau bermain handphone ?"

Area menggeleng lemah, "Tidak Kak, Arra tidak main handphone, begitu pulang Arra langsung tidur karena lelah," jelas Arra.

"Apa kau membaca buku?" tanya Vino, karena biasanya Arra suka membaca buku malam-malam.

Arra pun menggeleng lagi, "Tidak juga, Kak," balasnya sambil mengunyah makanan yang berada di dalam mulutnya.

"Apa kau menangis?" tebak Galang.

Arra terdiam tidak menjawab. Membuat kedua kakaknya ini menjadi saling menoleh dan bingung.

"Ra?" tanya Vino.

"Iya Kak, Arra semalam menangis," ungkapnya sambil menunduk.

"Ada apa? Apa yang membuatmu menangis dan menjadi seperti ini?" tanya Vino lagi.

Arra mencoba menatap mata kakak kandungnya, "Arra rindu Kakek Ali, Kak,"

DEG













-
-
-

Bersambung.....

Arra sakit nih, bantu doa ya..

Senin, 26 April 2021

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang