Sore ini, bunda telah selesai memasak. Bumbu-bumbu yang sudah ia giling kemarin, sudah menjadi sebuah makanan sekarang. Ketupat dan lontong pun telah siap di atas meja begitupun dengan makanan-makanan ringan.
Hari ini hari terakhir. Suka bercampur duka, rasanya ingin hati menangis.
Kini, keluarga kecil itu telah berada di ruang keluarga, sambil menonton. Menunggu waktu berbuka.
Dug dug dug
Allahu akbar Allahu akbar
"Alhamdulillah," ucap mereka syukur. Alhamdulillah mereka telah sampai pada Ramadhan yang terakhir. Mereka pun minum air putih untuk memecahkan.
Seperti biasa, mereka melakukan salat magrib berjamaah lalu berbuka bersama.
"Arra cepat hidupkan televisi nya, lihat penentuan satu Syawal," seru Vino. Arra pun meraih remote yang berada di atas meja, lalu menekan tombol on.
Di setiap channel sedang menyiarkan berita keputusan sidang isbat yang nanti akan dipaparkan oleh menteri agama.
Mata Vino dan Arra terus menuju televisi hanya untuk mendengar keputusan dari sang menteri. Ayah yang melihat tingkah laku anaknya itu lantas menegur,
"Vino, Arra makanlah dulu. Jangan melihat televisi terus.
Vino dan Arra saling menoleh, "Baiklah Ayah." Mereka pun fokus makan. Setelah selesai makan, Vino dan Arra langsung pergi duduk di depan televisi.
" ... Maka, 1 Syawal 1442 jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Agama Islam, di salah satu siaran TV One.
"Alhamdulillah ya Allah!" seru Vino dan Arra girang. Artinya, malam ini adalah malam takbiran. Dan besok, mereka akan merayakan hari raya idul Fitri.
Sedangkan bunda yang berada di belakang mereka, sedang menahan tangisnya. Setiap kali malam takbiran, bunda pasti ingin menangis.
Terdengar, sebuah pengumuman dari masjid mengatakan jika besok sudah jatuh satu Syawal. Suara takbiran pun menggema dari satu masjid ke masjid lainnya.
Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar
Laa illaa haillallahuwaallaahuakbar
Allaahu akbar walillaahil hamd
Kini suara takbiran memenuhi isi telinga. Bahkan, semua orang keluar untuk menyemarakkan suasana ini.
Bunda yang sudah tidak bisa menahan, kini air matanya sudah membasahi wajahnya. Arra yang mengetahui lebih dulu lantas mendekat .
"Bunda ada apa?" tanya Arra pelan. Vino pun mendekat.
"Bunda hanya ingat kakek kalian," ungkap bunda yang kini sedang ditenangkan oleh ayah.
Melihat bunda sedih, Arra jadi ikut sedih. Arra juga rindu kakek. Itulah mengapa saat Vino mengumandangkan azan waktu lomba di sekolah, Arra menangis. Itu karena suara Vino yang sangat mirip dengan kakek. Suaranya sangat merdu.
"Sudah Bunda, tidak usah bersedih kan ada Vino, Arra dan ayah yang menemani Bunda," ujar Vino menenangkan. Bunda pun tersenyum lalu memeluk kedua anaknya, juga dirangkul oleh ayah.
Arra melepas pelukannya lebih dulu. "Sudah-sudah Arra tidak ingin bersedih. Sebaiknya Arra harus menyiapkan sesuatu," ucap Arra lalu beranjak dari duduknya.
°°°°°
Setelah Arra menata-nata kuenya di atas meja, ia dan Vino pergi keluar. Menghidupkan obor yang sudah terpasang di pinggir pagar. Nampak suasana sangat indah dan ramai. Tidak lupa Vino pun menyalakan lampu Tumbler .
Mereka berdua pun mengambil kembang api yang sempat Vino beli waktu ke pasar. Dihidupkannya, lalu ia mainkan bersama Arra. Sebuah senyuman tercipta dari bibir mereka. Sedangkan bunda dan ayah hanya memantau mereka dari teras rumah.
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Terdengar segerombolan remaja, tengah berkeliling sambil membawa bedug.
"Vino, Arra mau ikut bersama kami?" tawar Ical saat lewat di depan rumah mereka.
"Mau ke mana?" tanya Vino.
"Takbiran keliling, mau ikut?"
Vino menoleh ke arah Arra. "Mau ikut tidak?" Arra mengangguk.
"Tunggu sebentar ya Cal," pinta Vino pada Ical.
"Bunda, Ayah, Vino dan Arra izin ikut Ical takbiran keliling ya?" izin Vino.
"Baiklah, jangan lama-lama ya," pesan bunda.
"Jaga adikmu, jangan sampai lengah," ayah menyahuti.
"Baiklah Yah, Bun, kami pergi dulu Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." Mereka pun ikut Ical takbiran keliling.
Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar
Laa illaa haillallahuwaallaahuakbar
Allaahu akbar walillaahil hamd
Ada yang membawa obor, membawa bedug ataupun ember, ada juga yang menghidupkan petasan untuk memeriahkan malam itu. Remaja yang ikut sangat ramai, bahkan para orang tua pun ikut mendampingi. Rasanya sangat senang sekali melihat suasana seperti ini.
-
-
-Bersambung....
Jujur ngetik ini ngerasa sedih juga, sempet mau nangis.. oke tunggu part terakhir besok ya... Akhirnya hari kemenangan sudah di depan mata. Andai, pandemi udah hilang pasti Ramadhan bisa meriah kek dulu. Semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan✨ Salam sayang untuk para pembacaku❤️
Minal aidzin walfaidzin Mohon maaf lahir dan batin sahabat Fillah🙏
Rabu, 12 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Diarra Ufaira✓
Teen FictionAssalamualaikum wr.wb sahabat Fillah... Wah besok udah puasa🎉🎉, nah di tahun ini in sya Allah DIARRA UFAIRA atau biasa dipanggil ARRA akan menemani sahabat Fillah di sini. Wih seruu! Di setiap harinya in sya Allah author akan up tentang kegiatan...