H-11: Bersyukur

18 4 0
                                    

Hari ini Arra dan Vino izin tidak masuk ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Arra dan Vino izin tidak masuk ke sekolah. Mereka diminta untuk ikut bersama bunda dan ayah ke Yogyakarta. Vino dan Arra tidak tahu pasti mengapa bundanya mengajak pergi secara tiba-tiba.

Sebuah kendaraan dengan roda empat kini melaju sedang di jalan tol. Jalanan sedikit sepi, hingga membuat sang ayah sedikit menambah kecepatannya.

Arra yang sadar melihat ayah menambah kecepatan lajunya, sontak bersuara, "Ayah pelan-pelan saja, mengapa ayah terlihat buru-buru? Apa semua baik-baik saja?" tegur Arra dari tempat duduk bagian tengah.

Sang ayah menoleh ke arah bunda seolah meminta bantuan untuk menjelaskan kepada Arra. "Semua baik-baik saja Ra, kau tenang saja ya," ucap bunda mencoba menenangkan.

Arra tampak heran, di bulan puasa seperti ini jarang sekali kedua orangtuanya mengajak Arra dan Vino untuk berpergian secara mendadak. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh bundanya, tapi apa?

"Kak, apa kau tahu sesuatu?" bisik Arra agar tidak terdengar oleh bunda dan ayah.

Vino menggelengkan kepala tanda tidak tahu, Arra menghela napas. Ia sandarkan kepalanya pada bahu Vino. Dengan bentuk tubuh Vino yang lebih tinggi dibandingkan Arra, itu akan memudahkan Arra untuk menyandarkan kepalanya pada bahu sang kakak.

"Oh ya Ra, bagaimana dengan lombamu? Bukankah perlombaan itu akan dilaksanakan hari ini?" tanya sang kakak pada adik satu-satunya ini.

"Ya aku tidak ikut Kak, mungkin akan digantikan dengan temanku," balas Arra.

"Ya sudah, mungkin lain waktu kau bisa mengikutinya," balas Vino seraya mengelus kepala Arra.

Ting!

Sebuah notifikasi masuk, Arra membuka ponselnya. Tertera nama Abim di sana.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Abim

Assalamualaikum Ra, lomba cerdas cermat bukan hari ini. Lombanya akan dilaksanakan pada hari Selasa, hari ini lomba tilawah Al-Quran. Ku rasa kau nanti masih bisa ikut.

Waalaikumsalam Bim, tapi mengapa lombanya diundur?

Kurasa kita kemarin salah lihat Ra, apa nanti kau bisa ikut? Berapa lama kau pergi ke Yogyakarta?

Aku tidak tahu pasti Bim berapa lama aku di sana. Dan aku juga tidak bisa janji.

Apa di sana baik-baik saja?

Semoga saja begitu, doakan saja,
Oh ya begini saja Bim, kau cari saja cadangan untukku, jika aku pulang sebelum hari Selasa aku bisa ikut lomba. Tapi jika tidak, cadangan nantilah yang menggantikanku.


Baiklah, akan aku carikan cadangan untukmu,

Terima kasih Bim,
maaf ya jika aku tidak bisa ikut,

Tidak apa Ra, semoga urusanmu cepat selesai ya dan semoga baik-baik saja.

Aamiin Allahumma aamiin.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Kak, lombanya bukan hari ini tapi hari Selasa," ucap Arra memberitahu.

"Semoga saja masih rezekimu Ra,"

°°°°°

Sampailah mereka di rumah sakit yang terletak di Yogyakarta. Bunda dan ayah langsung masuk ke dalam kamar yang dituju. Sedangkan Vino dan Arra, diminta untuk menunggu diluar. Dua beradik ini masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Mereka pun duduk yang letaknya tidak jauh dari pintu kamar. Arra yang tadi diam, kini sedikit risih tatkala ia merasa ada yang memperhatikannya sedari tadi.

Arra mencoba mendongakkan kepalanya, terlihat seorang lelaki dengan rambut yang sedikit berantakan. Jika dilihat-lihat sepertinya ia sebaya dengan kak Vino. Semakin Arra melihat, semakin pula lelaki itu memperhatikan Arra. Sontak hal itu membuat Arra sedikit takut.

Arra menggenggam tangan Vino erat, Vino yang sadar pun menoleh seolah mengatakan 'ada apa'. Arra menunjukkan lelaki itu lewat matanya. Vino pun mengikuti arah itu.

"Sudah tidak usah takut, ada Kakakmu di sini," bisik Vino berusaha menenangkan.

Arra yang berada di fase tidak nyaman, mengusulkan untuk pergi masjid. Vino setuju. Mereka berdua juga sudah izin pada kedua orang tua mereka.

Melangkahkan kaki menuju masjid yang letaknya tidak jauh dari area rumah sakit. Lagipula matahari sudah hampir tenggelam, dan sebentar lagi waktu berbuka puasa akan tiba.

-
-
-

Waktu berbuka tiba, semua jamaah yang berada di masjid langsung menunaikan salat magrib bersama.

Sekilas, Arra melihat seorang ibu yang tengah kesusahan untuk masuk. Ia menggunakan kursi roda, sepertinya kakinya lumpuh.

Arra menggerakkan kakinya untuk membantu sang ibu. Jika dilihat-lihat ibu ini sudah sedikit tua, terlihat dari garis keriput yang terukir di wajahnya.

"Apa Ibu mau salat?" tanya Arra yang tengah mendorong kursi roda sang ibu.

"Iya Nak, Ibu mau salat," jawab Ibu dengan semangat.

Arra mengarahkan kursi roda itu pada shaf yang telah tergelar di sana.

Dalam hati Arra berucap, Lihatlah ibu ini, salah satu anggota tubuhnya sudah tidak berfungsi, garis keriput pun telah menghiasi wajah yang pernah muda itu, tapi semangatnya untuk beribadah sungguh luar biasa, berusaha untuk tidak tinggal salat lima waktu. Lalu bagaimana dengan diriku yang masih muda? Yang anggota tubuhku belum ada cacat sama sekali, apa masih ingin untuk meninggalkan salat? Harusnya aku bersyukur dengan keadaanku yang masih diberi anggota tubuh yang lengkap dan sempurna, agar aku bisa selalu beribadah.











-
-
-

Bersambung....

Jum'at, 23 April 2021

Diarra Ufaira✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang