Hallo...
EAGER datang lagi!
Happy reading yeorobun
***
"Kalian biasa makan bareng gini juga?"
"Saya biasa bareng Mbak Eve dan Mbak Tika. Kalau Mas Bagas mah nggak usah ditanya Bu, bekal buatan istri biasanya lebih menggoda daripada makanan Kantin." Rendy melempar lirikan menggoda pada Bagas yang ditanggapi pria itu dengan geleng-geleng kepala.
"Eh, berarti tadi bawa bekal juga dong Mas? Kok nggak bawa sekalian ke sini?"
"Nggak apa-apa Mbak. Saya bisa makan lagi nanti." Sahut Bagas kalem.
Seperti hal nya Evelyn, Tatiana juga meminta Bagas memanggilnya Mbak namun dengan alasan umur pria itu yang jauh di atasnya. Atas permintaan wanita itu juga yang katanya sejak dia bergabung belum pernah mereka duduk semeja untuk mengobrol, hingga terlaksanalah makan bersama di kantin siang ini. Padahal jika menilik dari masa Agil sebagai bos, mereka tidak pernah harus bersama saat makan siang.
"Kang Daniel juga gitu? Bawa bekal?"
Daniel yang sudah selesai makan dan menjauh untuk menyulut rokok menjawab santai. "Saya makan bareng istri, dia divisi marketing."
Tatiana membulatkan mulut mendengarnya. "Wah... asyik ya yang pasangannya satu kantor." Tatiana mendadak menoleh pada Rendy yang sedang minum. "Iri nggak kamu Ren? Nih, Mas Bagas sama Kang Daniel kelihatan banget bahagia sama pasangannya. Kamu kapan nyusul?"
Seringnya bersama Gerald membuat Tatiana ikut mengenal Rendy dengan baik. Rendy bukan saja belum menikah tapi juga belum punya kekasih.
"Nanti kalau saya menikah, divisi kita pada sold out pria nya. Saya nggak tega." Sahut Rendy beralasan.
Tatiana berdecak. "Alasan saja kamu." Sambung wanita itu telak.
Rendy terkekeh. "Menikah itu enak untuk yang siap menikah seperti Mas Bagas dan Kang Daniel, kalau untuk yang belum siap menikah seperti saya nggak akan enak sama sekali Bu. Saya masih mau menikmati masa sendiri. Sama kayak Mas Gerald."
Meski sibuk memisahkan kacang panjang dari tempe namun Eve sedari tadi menyimak obrolan rekan kerjanya dan mendengar yang barusan matanya langsung tertuju pada Rendy yang berbicara. Tiba-tiba saja tertarik.
"Kenapa harus Mas Gerald yang jadi patokan kamu?" Tanya Tatiana.
"Mas Gerald keren loh Bu. Orangnya pekerja keras, tapi bukan itu yang bikin kagum, Mas Gerald percaya diri dan tahu apa yang dia mau. Orangnya juga nggak neko-neko. Saya sampai sekarang masih nggak percaya Mas Gerald yang desain bangunan Graha Permai."
"Graha Permai yang di Tebet itu?" Daniel menyambung kaget.
"Iya Kang, itu arsiteknya Mas Gerald, kakaknya Pak Agil."
Ditempatnya, Eve membelalak syok. Demi apa?! Gedung yang kalau lihat ujungnya harus mendongak sampai leher keseleo itu Pak Gerald yang bikin? Oh my goddess. Kok bisa dia nggak tahu?!
"Nggak heran sampai di pakai ke luar negeri. Graha sekeren itu."
Rendy mengangguk setuju atas ucapan Daniel. "Sempat menang penghargaan pas munas arsitek kemarin juga."
"Bisa gitu ya Pak Gerald." Gumam Kartika begitu saja.
Tatiana yang mendengarnya langsung bertanya ingin tahu. "Gitu apa?"
Kartika menyengir malu. "Pak Gerald kayak paket komplit Bu. Udah ganteng, pintar, mapan, keren lagi. Lengkap deh."
"Bukan cuma kamu yang mikir gitu Tika. Kebanyakan begitu." Ucap Tatiana. "Tapi nggak lengkap karena belum punya pasangan. Mas Gerald udah tiga puluh tiga. Udah setua itu tapi belum mau menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGER
Random#14 - chicklit 12/09/2022 EAGER : INGIN SEKALI; BERHASRAT; Evelyn bukan mati rasa. Dia tahu apa arti tertarik pada lawan jenis. Tapi selama hidupnya, Eve belum pernah merasakan efek "kupu-kupu berterbangan dalam perut" seperti kata kebanyakan orang...