Delapan Belas

1.2K 94 4
                                    


Holla...

Setelah sekian purnama dan akhirnya EAGER kembali 🤗

Part ini berisi 1600 kata.

Semoga suka ☺️

***

"Bagas kerja nya gimana Evelyn?"

Eve menelan kunyahan sebelum menatap lawan bicaranya. "Mas Bagas kerjanya baik Pak."

Pak Bram mengangguk singkat. "Sementara saya masih mengusahakan agar kekosongan posisi di redaksi segera terisi. Kasihan anak itu kalau terusan mengerjakan semuanya."

"Papa mau minta siapa lagi. Anak kita cuman dua Pa." Cetus Ibu Mefa yang duduk tepat di sebelah suaminya berhadapan dengan Gerald.

Agil belum pulang dari urusannya dengan sang Oma. Namun Eve belum cukup mampu menolak permintaan Ibu Mefa untuk bergabung. Jadilah dia disini sekarang, ikut menyantap sayur capcay dan ayam kentang pedas buatan Ibu Mefa.

"Tatiana?" Pak Bram kembali bicara.

Ibu Mefa langsung meraih gelas berisi air dan meneguknya. "Tatiana? Tatiana kita?!"

"Iya, Tatiana. Tersisa dia kandidat yang pas. Dia anak Pedro, cucu mama, pendidikan S2 dan aku lihat dia masih pengangguran. Jadi tidak ada salahnya memasukan dia ke perusahaan."

"Papa masih waras kan?"

"Tentu saja."

"Lalu kenapa Tatiana?"

"Apa salahnya?"

"Papa benar nggak tahu atau pura-pura lupa? Tatiana... astaga, dia itu satu-satunya cucu yang berani melawan mama, bahkan sampai sekarang pun masih. Dia pengangguran karena ada alasannya Papa. Dia nggak mau hidupnya diatur sama mama Bertha."

"Dia akan mulai sadar kalau sudah bekerja. Tidak perlu khawatir." Pak Bram dengan tenang melanjutkan makannya.

Namun sepertinya sang istri belum cukup puas. "Bagaimana dengan Tatiana? Apa dia setuju? Aku yakin dia pasti langsung nenolak." Wanita itu semakin yakin tebakannya tepat saat Pak Bram tak kunjung membantah. "Kalau terasa sulit nggak perlu harus Tatiana kan? Papa bisa cari orang lain."

"Mama nggak setuju." Ucap Pak Bram lagi. "Aku merekomendasikan Tatiana juga semata karena permintaan Mama."

Ibu Mefa meletakkan kembali gelas di meja dengan tak sabar. "Kalau bukan Tatiana nggak apa-apa Pa. Tapi ini Tatiana. Dia keras kepala dan sulit untuk di bujuk. Papa pasti kewalahan sendiri."

"Aku nggak kewalahan sendiri. Ada anakku yang akan membantu."

"Maksud papa?"

"Dari dulu Tatiana selalu menempel pada Gerald. Mama nggak ingat dia bahkan nekat menyusul ke Aussie hanya karena anak kita." Pak Bram tersenyum geli sambil melirik anak sulungnya. "Seperti yang kubilang, aku nggak akan kewalahan karena Gerald akan membujuk Tatiana. Tatiana sudah pasti tidak akan menolaknya."

Tatapan Ibu Mefa langsung terarah sepenuhnya pada Gerald. Apa yang dikatakan suaminya memang benar adanya. Tatiana dekat dengan Gerald dan itu juga alasan kenapa mertuanya tidak suka.

"Kamu mau bantu Papa mu?" Tanya Ibu Mefa memastikan. Sekadar ingin tahu bahwa anaknya memang tak menolak dan mau membantu. Bukan apa tapi Tatiana bisa sampai dekat dengan Gerald itu juga karena sifat mereka yang sama. Keras kepala dan sulit di bujuk.

"Gerald?" Panggil ibu Mefa karena Gerald tak kunjung merespon. Heran deh, punya anak kok bisanya cuman menyulut kesabaran gini. Dumel ibu Mefa dalam hati.

EAGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang