--(laboratorium Dr. Eugene)—
“bagaimana keadaan kalian setelah mengalahkan penjaga tersebut?” tanya Dr. Eugene. “haaah, menyenangkan sekaligus melelahkan. Tadi saat kami setelah mendapatkan kunci pikiran keberanian, kami langsung melawan Zenon” kata Jino, “oh. Dan ini adalah kunci pikirannya” sambil ia memberilkan kunci pikiran. Dr. Eugene menerima kunci tersebut dan berkata sambil tersenyum “baiklah. Apakah kalian ada pertanyaan?”. “Oh, ya. Dr. Eugene tentang mobil jam. Saat kami melawan penjaga kunci pikiran, kami melihat mobil jam kami memiliki senjata baru yaitu senjata mode akhir. Kami terkejut saat melihatnya, karena senjata itu sangatlah kuat” kata Jino. “dan juga wujud senjata itu seperti ledakan kekuatan mereka, itu sangatlah keren” kata Maru. “apakah senjata tersebut merupakan pengembangan fitur baru pada mobil jam yang anda maksud pada waktu itu?” tanya Roy. Dr. Eugene menjawab “itu benar, yang Roy katakan itu benar sekali. Senjata tersebut merupakan fitur baru yang ku kembangkan”. “Dr. Eugene” kata Jino “tentang kunci pikiran”. “ada apa dengan kunci pikiran nya?” tanya Dr. Eugene. “pada saat kami mendapatkan kunci pikiran tahap pertama. Hanya Bluewill saja yang bertransformasi, sedangkan kunci pikiran tahap dua semua mobil jam dapat bertransformasi. Mengapa bisa seperti itu?” kata Jino. “itulah keistimewaan kunci pikiran tahap dua. Jika kunci pikiran tahap pertama hanya memfokuskan satu mobil jam. Kunci pikiran tahap dua mampu membuat kekuatan mobil jam menjadi sesuai kemampuan kunci tersebut. Dan yang hanya mobil jam yang memiliki program yang saling berhubungan saja” kata Dr. Eugene. “itu sangatlah luar biasa” kata Maru. “anak-anak” kata Mac “kunci pikiran selanjutnya yang harus kalian dapatkan adalah kunci pikiran kekuatan”. “baiklah. Kami akan mendapatkannya. Kami pasti bisa, benar bukan teman-teman?” kata Jino. “itu pasti, Jino” jawab Luna.
--(tiga hari setelahnya.Saat di bengkel Mac)--
“hari ini kita melakukan apa ya?” tanya Jino. “bagaimana kalau kita bermain video game?” kata Kai. “aku setuju” kata Roy, “taruhannya, jika salah satu dari kita mendapatkan score rendah maka traktir makan siang”. “baik” kata Jino. “kami menerimanya” lanjut Kai.
Mereka memulai permainan video game, permainan satu lawan satu kali ini Roy melawan Kai. Saat mereka ingin memulai tiba-tiba Luba datang dan berkata “wah. Kalian bermain video game rupanya”. “ya. Untuk mengisi waktu saja” kata Jino. “amm. Apakah aku boleh ikut bermain?” tanya Luna. “tentu saja” jawab Roy “kau bisa melawan Jino nantinya. Setelah kami nantinya”. “kami memiliki taruhan bahwa yang mendapatkan score rendah dialah yang mentraktir makan siang” kata Jino. “ok. Aku terima” kata Luna.
“hey, Roy apakah kau siap?” tanya Kai. “hah. Aku pasti akan mendapatkan score tinggi nantinya” jawab Roy. “kita lihat saja” kata Kai dengan semangat. Mereka memulai permainan tersebut karena batas waktu permainan tersebut adalah dua menit. Maka dua menit kemudian mereka selesai dan. “yay! Aku mendapatkan score dua ratus tiga puluh empat!” seru Roy. “baiklah. Dua ratus dua puluh itu tidak masalah, tetapi belum tentu aku yang mentraktir kalian” kata Kai, “Jino, Luna. Sekarang giliran kalian berdua”. “baiklah. Mari kita lihat siapa yang mendapatkan score tinggi kali ini” kata Luna. “aku akan melampaui score milik Roy!” seru Jino. “ha. Jika kau bisa” kata Roy.
Jino dan Luna memulai permainan. Luna melakukannya secara santai, sedangkan Jino melakukannya secara serius. Kai bertanya kepada Luna “wow. Kau bermain dengan santai. Sedangkan Jino bermain dengan serius. Bagaimana bisa seperti itu?”. “aku pernah bermain ini dengan Eric”. “dan ini adalah taktik yang sama dengan Eric. Dia pasti membaca buku panduan menang bermain permainan video ini” kata Luna sambil berbisik. Setelah beberapa saat. “haah! Aku telah mendapatkan score yang sama dengan Roy. Dan score milik Luna bisa mencapai tiga ratus” kata Jino. “karena kau dan Jino mendapatkan score sama yang artinya kalian berdua harus bermain agar adil” kata Kai “benar bukan” sambil ia tersenyum. “aku setuju dengan mu Kai” kata Luna.
Jino dan Roy duduk dan mulai memegang stik permainan. “aku pasti bisa melampaui mu! Roy!” kata Jino dalam hati. “aku! Tidak boleh kalah dari nya” kata Roy dalam hati. Mereka memulai permainan. Saat ditengah permainan tingkat keseriusan mereka mulai meningkat. Kai dan Luna merasa aneh melihat tingkah mereka. “astaga. Ini hanya permainan” kata Luna sambil menepuk dahi. “semangat mereka luar biasa” kata Kai.
“Bersiaplah! Kau akan kalah! Roy!” seru Jino. “tidak akan! Kau yang akan kalah!” seru Roy.
“mereka terlalu serius” kata Kai. “kau benar, Kai” kata Luna
“baiklah! Ini dia! Serangan istimewa dari kuuu!” seru Jino. “aku akan mengeluarkan jurus terkuat ku!” seru Roy.
“Mereka seperti anak berusia sepuluh tahun. Padahal umur mereka enam belas tahun” kata Kai. “kau benar Kai” kata Luna
Permainan selesai dan score permainan mereka keluar. “hore! Aku mendapatkan score tiga ratus dua puluh. Yey!” sorak Jino. “dan aku mendapatkan score dua ratus sembilan yang artinya” kata Roy. “yang artinya kau yang traktir makan siang” lanjut Jino dengan senang. “Baiklah” kata Roy, “ayo! Kita pergi ke kedai pizza”. “Asik! Ayo kita pergi” seru Jino. “Sudah kubilang bukan, belum tentu aku yang traktir” kata Kai. “dasar, kau licik. Kai” kata Luna. “hehe” kata Kai. Mereka pergi menuju ke kedai pizza.
--(di kedai pizza)—
“permainan yang menyenangkan tadi” kata Kai dengan tersenyum “dan juga lucu”. “kau benar” kata Luna sambil makan sepotong pizza. “hey! Lain kali jangan terlalu serius ya” kata Jino. “itu terserah kau” kata Roy.
Saat mereka Jino, Kai dan Roy asik berbincang. Luna melihat seseorang gadis dengan menggunakan gaun hitam dengan jaket yang juga berwarna hitam , rambutnya memiliki warna merah muda yang terurai ke depan membelah, selain itu dia memakai tudung kepala jadi wajahnya tidak terlihat.
“Luna apa yang kau lihat?” tanya Jino. “wanita itu” jawab Luna dengan menunjuk ke belakang Jino. “wanita yang mana?” tanya Jino kembali dengan menoleh ke belakang dan juga Roy. “dari penampilannya sangat mencurigakan” kata Luna. “dimana? Aku tidak melihat siapapun di belakang” kata Roy. “lupakan” kata Luna “lebih baik kita melanjutkan makan dan pembicaraan kita”. "Ok, baiklah. Kau ada benarnya juga" kata Jino.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER BATTLE WATCH CAR : BATTLE OF FRIENDSHIP
FanfictionCatatan dari penulis: Hai,saya adalah penggemar film animasi Power battle watch car. Saya membuat cerita ini untuk para penggemar lainnya yang menginginkan season 3 dari film tersebut. sebenarnya pihak yang membuat film animasi tersebut belum memb...