CHAPTER XV

116 5 1
                                    

--(di jalan)—

“Kenyang nya. Terimakasih karena kau telah mentraktir kami. Roy” kata Jino. “sama-sama” jawab Roy. “oh,ya. Luna kau tadi melihat siapa?” tanya Jino. “aa… bukan apa-apa” jawab Luna.

“Kai, aku ingin bertanya kepada mu sesuatu” kata Roy. “apa itu Roy?” tanya Kai. “biasanya kau bersama Schmidt dan Breaking. Kemana mereka semua?” tanya Roy. “mereka sedang ada urusan penting. Schmidt bilang dia keluar negri untuk menjemput saudara nya. Sedangkan Breaking ada acara penting di keluarga nya” jawab Kai. “O. Seperti itu” kata Roy.

--(di bengkel Mac)—

  Saat mereka masuk ke ruangan mereka melihat Maru. “hai. Maru” sapa Kai. Maru yang mendengar itu menoleh dan membalas “hai kalian semua. Kalian dari mana?” . “kami dari kedai pizza” jawab Jino sambil ia duduk di samping Maru. “kenapa kalian tidak mengajak ku? Tapi aku tadi makan siang bersama Dr. Eugene, Tn. Fortner dan Mac membahas tentang masalah kunci pikiran” kata Maru. “tentang kunci pikiran. Memang apa yang kalian bahas?” tanya Kai. “mereka menginginkan bahwa kita harus segera mencari seluruh kunci pikiran secepatnya. Untuk berjaga-jaga jika Kumpulan Dark Wind menjalankan rencana mereka” jawab Maru. “satu kunci pikiran berhasil didapatkan. Tinggal enam kunci pikiran lagi” kata Jino sambil mengepalkan tangannya. “hey. Teman-teman aku berhasil mengetahui siapa penjaga kunci pikiran selanjutnya” kata Maru. “sungguhkah Maru?” tanya Luna. “tentu saja dan juga aku diminta dia untuk menemuinya besok di suatu tempat” jawab Maru. “wah itu keren” kata Luna. “baiklah kita akan pergi besok!” seru Jino.
--(keesokan nya di lorong kota)—

  “kau benar ini alamatnya? Maru” tanya Jino. “Itu benar” jawab Maru “Dia bilang, dia meminta ku untuk menemui dia disini tapi…”. “tapi apanya?” kata Kai.
“hey! Kalian! Semua..!” seru seseorang.
Mereka terkejut dan menoleh ke arah seseorang “siapa kau?” tanya Luna dengan sikap waspada. “jangan khawatir nona cantik” kata orang itu “aku, kesini hanya ingin bertemu dengan seseorang yaitu si besar kuning itu. Tidak kusangka ternyata dia membawa teman-temannya. Lebih baik kita menuju ke poin nya saja untuk mempersingkat waktu”. “aku adalah Gushion dan ini mobil jam ku yaitu Maximus. Karena kupikir yang ku lawan hanya satu orang saja, jadi ku lawan kalian saja. Bagaimana? Tawaranku?”

  “dia tidak terlihat seperti seorang penjaga kunci pikiran. Melainkan seperti musuh” bisik Luna kepada yang lainnya. “kau benar juga” kata Roy. “bagaimana,teman-teman apakah kita terima tantangan mereka?” tanya Kai. “Jino apa keputusanmu?” tanya Maru. “dari tingkah lakunya sih, seperti seorang penjaga kunci pikiran tetapi penampilannya seperti penjahat. Mana mungkin dia adalah penjaga kunci pikiran. Tapi untuk membuktikannya aku akan menerima tantangan nya” kata Jino “apa keputusan kalian?”. “aku akan ikuti keputusan mu” kata Kai. “aku, Luna dan Roy setuju dengan mu”.

  “Hey! Gushion kami terima tantangan mu!” seru Jino. “Baiklah tetapi aku punya taruhannya” kata Gushion. “Apa itu?” tanya Jino. “Baiklah. Jika kalian menang maka kalian akan mendapatkan sesuatu. Jika kalian kalah maka kalian tidak akan mendapatkan sesuatu yang berharga. Bagaimana?” kata Gushion. “Kami menerima tantangan mu!”

  Pertarungan dimulai di lokasi tersebut. Pertarungan diawali dengan para mobil jam menyerang Maximus. Mereka berfikir bahwa Maximus akan rusak langsung teryata perkiraan mereka salah. Maximus tidak terjadi goresan apapun pada tubuhnya. Mereka terkejut karena hal itu. Tetapi dengan santai Maximus menghadapi mereka.

--(di bagian lain lorong kota)—

  Di tempat tersebut terdapat Zenon dan Score yang sedang berbicara. “Score. Ini semua salah mereka berdua. Mengapa mereka memaksa kita memakai kunci ini dan kita disuruh melakukan pekerjaan mereka. Aku muak dengan hal ini”. Lalu ia memegang kunci yang terpasang di pengontrol tersebut dan berkata sambil mencoba untuk melepasnya “lagi pula kunci ini sulit untuk dilepaskan. Apakah ini macet?” . ia melepas kunci yang terpasang di pengontrol “percuma jika ku lepaskan tetap saja seperti ini. Aku ingin hidup seperti semula bebas dari mereka”

--(di tempat semula)—

  “astaga. Dia kuat sekali” kata Maru. “HAHAHA. RASAKAN INI! Ayo! Maximus” seru Gushion. “kalahkan! Dia Savire” seru Luna.  “bagaimana ini? Teman-teman ku sedang dalam kesulitan apa yang harus kulakukan?” kata Jino dalam hati. “hey! Jino jangan diam saja lebih baik kau bantu kami!” kata Roy. “diamlah aku sedang berfikir!” kata Jino. “Cepatlah jangan lama-lama” kata Roy. “sabar!” kata Jino. “apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan. Apa-apa! Yang! Harus! Kulakukan!” kata ia dalam hati. Lalu ia mengingatkan kejadian sebelumnya “tunggu sebentar. Itu dia mengapa tidak menggunakan senjata itu. Yah! Senjata mode akhir. Mengapa tidak terpikirkan oleh ku ya”.

“temam-teman bagaimana kalau kita menggunakan senjata mode akhir?” tanya Jino. “tentu saja” jawab Roy “mari kita gunakan senjata mode akhir”. “Bluewill dan kalian semua. Bersiaplah untuk mengaktifkan senjata mode akhir” kata Jino, “Luna di dan kalian semua apakah kalian siap?”. “kami siap!” jawab Luna. “BAIKLAH!” seru Jino

  “senjata mode akhir!”.

  “AKTIFKAN!” Seru mereka secara bersamaan. Para mobil jam mulai mengumpulkan kekuatan untuk menembakan senjata tersebut.

  “tak hanya kalian saja yang memiliki senjata itu!” kata Gushion “aku tidak mau kalah. Rasakan ini! Maximus aktifkan senjata itu sekarang!”.

Mereka langsung menembakan senjata mode akhir. Karena tidak imbang, Maximus kalah.

  “tidak! Ini tidak mungkin terjadi, alu kalah. Mengapa jadi seperti ini?” kata Gushion “aku dikenal sangat tak terkalahkan mengapa aku bisa kalah”.   “hore! Kita berhasil” sorak Jino. “jadi bagaimana Gushion?” tanya Maru. “ku akui kekalahan ku dan sesuai taruhan aku akan memberikan benda istimewa dan berharga” kata Gushion sambil memberikan sebuah kotak. “terimakasih” kata Jino sambil menerima kotak yang diberikan oleh Gushion. “buka saja kotak itu” kata Gushion. Jino mulai membuka kotak tersebut, dan ternyata isinya adalah sebuah kunci pikiran mereka terkejut melihat hal itu, Jino berkata “wow. Ini adalah..”. “itu adalah kunci pikiran tahap dua yaitu kunci pikiran kekuatan” lanjut Gushion. “mustahil” kata Maru dengan terkesan. “mengagumkan”,kata Roy dengan nada memuji. “jadi kau adalah penjaga kunci pikiran?” tanya Kai. “itu benar” jawab Gushion. “baiklah sebaiknya aku pergi. Jaga diri kalian” kata Gushion. “baik sampai jumpa” kata Jino. Kemudian Gushion pergi meninggalkan mereka.

  “ayo! Teman-teman. Mari kita kembali”kata Jino. “ayo. Lagi pula aku sangat lelah” kata Maru. Saat Jino berbalik tiba-tiba muncul seseorang. Seseorang itu berkata “hai! Bagaimana keadaan kalian setelah mendapatkan sebuah kunci pikiran kekuatan?”.  Mereka terkejut dan Jino berkata “kau, Zenon. Sedang apa kau disini?”. “aku disini sebenarnya ingin mendapatkan kunci pikiran tetetapi. Aku ternyata terlambat datang kesini” jawab Zenon. “hish. Dasar kau” kata Luna dengan marah.  “kalau begitu bagaimana kalau kita bertanding yang kalah tidak akan mendapatkan kunci tersebut” kata Zenon. “baiklah aku terima!” kata Jino dengan kesal.

  Pertarungan dimulai mereka mulai saling menyerang satu sama lain. Pertarungan tersebut berjalan begitu agak lama dan akhirnya.

  “teman-teman. Mari kita gunakan kunci ini” kata Jino. “baiklah. Lebih baik kita akhiri dengan cepat” kata Kai.  Jino mulai mengaktifkan kunci pikiran tersebut dan para mobil jam mulai bertransformasi. Dan kekuatan mereka menjadi meningkat. Mereka pun berhasil mengalahkan Zenon. Zenon yang melihat hal itu menjadi kesal dan berkata “kalah lagi”.  “yey. Jadi bagaimana Zenon?” tanya Jino. Zenon menjawab “itu bukan apa-apa. Aku akan kembali”. Dan Zenon pergi meninggalkan Jino dan Teman-temannya.



























Maaf lama :)

POWER BATTLE WATCH CAR : BATTLE OF FRIENDSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang