─ 9 ─

9.4K 2.6K 1.2K
                                    

Maaf baru update, buntu ide buat cerita ini T_T
Di unpub aja kali ya...?






Sunoo tahu kalau auranya memang tidak mengenakkan. Membahayakan diri sendiri dan yang lain? Tergantung, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Perkataan Rika─kakak Ni-Ki─kemarin membuatnya kepikiran. Dia jadi tidak fokus sepanjang pelajaran sampai ditegur berkali-kali oleh guru. Sungguh, dia tidak bisa fokus disaat makhluk tak kasat mata menganggu hidupnya.

Hari ini hari kelima belas, rubik tidak menunjukkan pertanda apapun, tidak ada petunjuk ataupun kedatangan hantu menyeramkan itu sejak kemarin.

Mungkin saja hantunya lagi main ke rumah orang lain, Sunoo. Rumah yang baca, mungkin? Gak.

"Ganta, lo kenapa sih? Dari tadi ngelamun mulu, lagi sakit ya?" Tanya teman sebangkunya, Jinan namanya.

"Gak apa-apa, cuma lagi banyak pikiran aja," jawab Sunoo lesu.

"Seorang Ganta yang suka ketawa di kelas tiba-tiba jadi pendiem begini itu tandanya lagi ada masalah. Masalahnya besar banget ya?"

Mau jujur, tapi takut hantu itu tiba-tiba muncul. Kalau dia bohong, pasti akan didesak Jinan terus menerus, perempuan yang satu itu tidak mudah dibohongi, dia pintar membaca ekspresi lawan bicara, entah dari intonasi suara, mata, bibir, ataupun mimik wajah.

"Gue gak bisa cerita, gue gak mau lo terseret ke masalah gue juga..." Sunoo menundukkan kepalanya, dia berharap Jinan paham. "Jangan dibahas, ya. Kepala gue pusing."

"Oke...? Lo tidur dulu gih, nanti gue bilang ke Pak Dede kalau lo sakit."

"Makasih, Jinan."

"Sama-sama."

Karena kepalanya terlampau pening, Sunoo memutuskan untuk tidur sejenak. Rasanya nyaman ketika dia memejamkan mata─ tenang seperti tidak ada masalah.

Dalam diam, Jinan menatap sendu Sunoo yang terlelap ke alam mimpinya.

"Semoga lo baik-baik aja, Ganta. Entah kenapa perasaan gue gak enak lihat sesuatu di depan meja kita, warnanya hitam dan besar. Apa cuma perasaan gue doang kali ya?"









































Berbeda dengan Sunoo, Ni-Ki malah lebih tidak fokus belajar. Selain karena memikirkan masalah rubik, ada masalah lain yang disebabkan oleh teman sekelasnya. Gara-gara temannya itu, Ni-Ki jadi tersangka, dia dituduh mencuri uang kas kelas. Katanya dia mencuri uang kas lalu sengaja tidak masuk sekolah untuk menyembunyikan uang hasil curiannya. Padahal kan dia sakit gara-gara hantu, Heeseung juga sudah ijin ke wali kelasnya.

Ni-Ki yang tidak terima berkelahi dengan temannya itu, temannya sampai masuk uks.

"Gue bukan pencuri!"

Begitu katanya sebelum dipanggil ke BK. Suasana hatinya sedang buruk semakin buruk, teman-temannya tidak mengerti dirinya, mereka malah percaya dengan tuduhan tidak jelas tersebut.

Sekarang Ni-Ki bingung, dia takut Heeseung marah karena perbuatannya. Heeseung itu paling benci yang namanya berkelahi di sekolah, tapi bukan berarti di luar sekolah boleh berkelahi.

Berada di rooftop disuasana mendung seperti ini rasanya sangat tentram, semilir angin berhembus menyejukkan pikiran. Dia juga lapar...

Semenjak tidak ada Jungwon, tidak ada yang memaksanya membawa bekal berisi sayur dan susu. Dia tidak menerima bekal buatan Jay, dia gengsi, mereka kan sering berkelahi walau tidak sampai fisik.

20 Cube | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang