Malam ini, Jay mengajak Sunoo dan Ni-Ki tidur bersama di ruang tengah. Tidur beralaskan karpet tidak masalah, Jay ingin berkumpul seperti dulu. Rasanya beda, dulu ramai karena bertujuh, sekarang tinggal mereka bertiga.
Hanya lampu ruang tengah yang menyala, lampu ruangan lain dimatikan agar menambah kesan menenangkan disana. Lampu ruang tengah berbeda dari lampu di ruangan lain. Lampu ruang tengah lebih redup dan berwarna kuning.
Baik Jay, Sunoo, dan Ni-Ki tidak berbicara. Pikiran mereka mengarah ke hal yang sama, yaitu kenangan masa lalu saat mereka bertujuh masih lengkap.
Dulu, mereka bertujuh pernah berbaring seperti ini saat malam tahun baru. Mereka berbaring sambil bercerita mengenai pengalaman pribadi sembari menunggu pukul 00.00.
Sekarang mereka bertiga mengulang hal itu, namun tidak ada rasa bahagia sama sekali. Rasa kosong sangat terasa, sedih rasanya.
Jay dan Ni-Ki tidak tahu kalau Jungwon, Sunghoon, Heeseung, dan Jake ikut berbaring di pinggir kanan dan kiri. Sunoo menyadarinya, dia berusaha untuk tetap tegar dan membiarkan mereka bergabung bersama.
Mereka berempat belum tenang, mereka tidak bisa pergi dari dunia. Sunoo paham. Dia sedih melihat keempat sahabatnya tertahan dan tidak bisa pergi ke alam sana, kasihan mereka...
Heeseung tahu apa yang dipikirkan Sunoo. Dia usap lembut kepala Sunoo walau dia tahu Sunoo hanya bisa merasakan dingin disana. Dia juga mengusap kepala Ni-Ki, sang penghuni termuda. Kasihan sekali Ni-Ki, seharusnya di umurnya yang masih muda dia bersekolah dan bermain bersama teman-temannya, namun kenyataannya tidak.
Heeseung tidak marah pada Ni-Ki, sungguh. Heeseung hanya takut Ni-Ki akan kecewa dan menyakiti diri setelah tahu kebenarannya. Begitu juga yang lain─yang sudah tiada, mereka juga tidak marah pada Ni-Ki.
"Biasanya jam segini kita seru-seruan. Kak Jayden selalu jadi target kejahilan Ricky. Gue, Kak Jake, dan Kak Hazen bagian ketawa. Nathan pusing sama tingkah kita tapi aslinya seneng. Kak Sena bagian komporin. Gue kangen," ucap Sunoo sambil memandang langit-langit ruangan.
"Kita juga kangen, Ganta..."
Suara lembut Jake menyebabkan air mata menggenang di mata Sunoo. Sudah lama dia tidak mendengar Jake berkata dengan lembut seperti itu, pasti sekarang Jake merasa bebannya telah terangkat karena lepas dari masalah.
"Gue juga kangen. Gue kangen berantem lagi sama kalian," kata Jay sambil mengingat kejadian tujuh bulan lalu, dimana dia, Jungwon, dan Jake berebut jagung manis buatan Sunghoon sampai dorong-dorongan kemudian berakhir dipukul pelan pakai sendok oleh Heeseung.
"Pas itu si Ricky ketawa kenceng banget, habis itu mulutnya disumpal pakai kain sama Kak Ganta. Rasain," sambung Jungwon.
"Pingin mengulang masa itu, tapi mustahil," kata Sunghoon. "Kalau kita berharap itu keulang lagi, itu tandanya kita berharap Jayden, Ganta, dan Ricky nyusul kita..."
Sunoo mendengarnya. Dia sama inginnya mengulang masa lalu. Namun tidak mungkin.
"Gue kangen papa..."
Semua menoleh ke Ni-Ki. Si yang termuda terlihat sendu menatap foto sang papa di ponselnya.
"Papa apa kabar? Ricky kangen papa. Ricky kangen dipeluk papa. Keluarga yang lain gak peduli sama Ricky, cuma papa yang peduli dan sayang sama Ricky. Apa Ricky punya kesalahan besar sampai Tuhan buat takdir Ricky jadi kayak gini?
"Andai aja Ricky bangun lebih awal malam itu, papa masih ada di samping Ricky. Andai aja Ricky tahu kalau mama sama Kak Rika bukan orang baik, papa pasti lagi peluk Ricky. Seharusnya Ricky yang ada disana, bukan papa. Seharusnya Ricky aja yang mati, jangan papa..."