"Ini papa? Beneran papa?"
"Iya, Ricky. Ini papa."
Grep!
Ni-Ki menubruk sang papa lalu memeluknya erat. Mimpi apa dia semalam sampai papanya kembali ke dunia dalam keadaan sehat. Dia tidak meragukan kehadiran sang papa, rasa bahagia menutup rasa curiganya.
"Kamu sudah besar, ya. Makin tinggi," celetuk papa Ni-Ki mengusap surai hitam sang anak penuh kelembutan. Tidak ada perubahan dari gaya bicara dan perilakunya.
"Ricky makan sepuluh sepuluh setiap hari," balas Ni-Ki. Itu lho, vitamin tenten.
"Papa cari kamu kemana-mana, ternyata kamu ngekos disini, ya."
Ni-Ki melepas pelukannya sambil mengangguk gembira. "Iya, Ricky ngekos disini. Ayo kita masuk, Ricky mau kenalin papa ke temen-temen Ricky."
Jiwa manja dan anak-anak Ni-Ki akan keluar bersama papanya. Ni-Ki banyak tersenyum dan bertingkah seperti anak seusianya. Kalau Rika melihat itu, pasti dia termakan api cemburu.
"Besok papa kesini lagi. Kayaknya lagi ada tamu."
"Ada mamanya Kak Jayden sih... tapi gak apa-apa."
"Besok aja, sekalian papa bawain makanan untuk kalian."
Ni-Ki mengangguk semangat. Dia memeluk papanya lagi melepas rasa rindu yang mendalam. Walau ada rasa tidak percaya papanya masih hidup, Ni-Ki senang karena dia bisa memeluk sang papa seperti dulu.
Papa Ni-Ki balas memeluk Ni-Ki. Dagunya menempel di pucuk kepala sang anak. Wangi shampo Ni-Ki masih sama seperti dulu rupanya, wangi buah.
Papa Ni-Ki terkekeh kecil saat tahu kalau Ni-Ki tetaplah Ni-Ki, putra kecilnya yang manja. Sambil memeluk Ni-Ki, beliau mengedarkan pandangan ke kosan karena ini pertama kalinya dia datang...?
Tanpa sengaja matanya menangkap siluet seseorang di salah satu kamar kosan di lantai atas. Papa Ni-Ki menatap lama siluet itu sampai sosok pemuda bertahi lalat di hidung berdiri di jendela dengan ekspresi dingin yang ditujukan padanya.
"Datang si situasi seperti ini setelah dianggap mati oleh keluarga. Maksud Anda apa?"
"Jayden, kok kosanmu dingin banget? Kamu baru matiin AC?" Tanya mama Jay kedinginan.
"I-iya. Ta-tadi malem panas," jawab Jay berbohong. Masa iya dia jawab kalau ada hantu di kosan.
"Ohh, begitu..."
"Rencananya kita bertiga mau pindah kosan. Jayden mungkin pulang ke rumah, kalau Ganta sama Ricky bakal tempatin kosan mama yang kosong itu. Boleh kan?"
"Boleh aja, justru bagus kalau kalian pindah. Lebih deket dari kampus sama sekolah kan? Kira-kira kapan pindahnya? Biar mama minta ke Pak Dodit bersihin kosannya."
"Seminggu lebih tante, kurang tau juga pindahnya kapan. Soalnya barang-barang Kak Hazen, Kak Sena, Kak Jake, sama Nathan belum diambil. Kita bakal tunggu orang tua mereka dateng habis itu baru pindah. Kita juga belum beres-beres," jawab Sunoo menjelaskan alasan.
"Mereka meninggal karena apa ya? Saya gak dapet kabar apa-apa dari orang tua mereka."
"Itu... mereka meninggal karena-"
"Kecelakaan," potong Ni-Ki baru tiba di ruang tamu. "Mereka kecelakaan karena ada supir truk ngantuk. Kejadiannya di lampu lalu lintas perempatan sana, jalan besar dekat tol."