─ 3 ─

16.6K 3.9K 2.7K
                                    

Bayangkan jika kalian bertemu dengan sosok misterius yang tidak diketahui manusia atau bukan.

Bayangkan jika sosok itu datang ke rumah kalian, menatap kalian dengan mata merah menyala seperti yang dilakukannya terhadap Jungwon dan Ni-Ki.

Terakhir, bayangkan jika sosok itu masuk ke dalam rumah kalian, datang di malam hari, disaat kalian tertidur pulas. Bukankah itu mengerikan?

Apalagi, jika sosok itu bersembunyi di dalam rumah, mengawasi kalian setiap harinya dari dalam lemari, kolong meja dan kursi, atau mungkin... kolong kasur?





































Sejak kejadian kemarin, dimana Ni-Ki dan Jungwon kejang-kejang dan mimisan hebat, para penghuni kos tertua menjaga mereka dengan ketat.

Ya... walaupun sedikit tidak percaya dengan penjelasan Ni-Ki dan Jungwon. Itu tidak masuk akal, mana mungkin ada sosok aneh menenteng kepala dan bisa menyebabkan mimisan.

Saat ini, Sunoo yang ingin jajan ke warung saja ditemani sama Jay, Heeseung yang suruh. Sunoo kan termasuk yang termuda, jadi harus ditemani sama Jay yang notabenenya pandai berkelahi─ dan tidak melakukan apa-apa di kosan, jaga-jaga jika sosok itu datang lagi.

"Ganta, menurut lo cerita Ricky sama Nathan masuk akal gak?" Tanya Jay disela minum susu ultramennya. Ultra milk maksudnya.

"Kalau dipikirin emang gak masuk akal, tapi cerita mereka bukan kebohongan," jawab Ganta terus memandang ke depan, ke arah warung.

"Kalian kebanyakan baca cerita horor ya?" Celetuk Jay mencoba berani, padahal dia merinding. Tapi harus jaga image, diluar kosan harus terlihat keren.

"Gak kok, kalau gak percaya liat aja ke kiri, di kebun kosong."

Badan Jay menegang, jantungnya berdegup kencang. Dia pikir Sunoo bercanda, tapi ekspresi wajahnya tidak menunjukkan kalau Sunoo sedang bercanda.

Pada dasarnya memang penakut, Jay memutuskan untuk merangkul Sunoo, berjalan cepat ke warung untuk membeli jajan tanpa menoleh ke arah yang dimaksud.

Pasalnya, aura disekitar berubah mencekam, ada suara tawa.

"Ganta, kalau sosok itu beneran ada, kenapa lo gak takut?"

Sunoo pun membalas, "karena disini wilayah kekuasaan sosok hitam bertubuh besar. Kalau dia macam-macam, nanti dia bakal kena masalah atau parahnya disingkirkan."

"Tau dari?"

"Gosip ibu-ibu pas beli sayurnya mang Minhyun."

"Gak mungkin." Jay terlihat tak percaya. "Lo keliatan yakin sama ucapan lo, lagian biasanya lo gak peduli sama gosip orang lain."

Sunoo tersenyum manis. "Karena gue bisa liat mereka, kak. Mau coba kenalan?"

"Hah?! Gak gak gak, ogah gue kenalan sama setan!" Tolak Jay mentah-mentah. Sunoo pun pura-pura kecewa.

"Yah, padahal di belakang lo ada yang mau kenalan loh..."

Oke, Jay menyesal menemani Sunoo jajan.





















































Jake mengupas kulit jeruk dengan tidak ikhlas, kesal dia tuh. Dia diminta menemani Ni-Ki di rumah sakit, dia juga disuruh membeli buah untuk penghuni termuda di kosan tersebut, tapi Ni-Ki tidak mau berbagi.

Katanya, "Kak Jake kan orang kaya, tinggal beli lagi apa susahnya?"

Untung Jake sabar, tampan, pintar, dan kaya raya.

"Rubik kemarin ada dimana?" Tanya Ni-Ki karena tas sekolahnya sudah tidak ada di meja.

"Di kosan, ditaruh di kamar lo, Kak Hazen yang bawa," jawab Jake acuh, masih kesal.

"Gak terjadi hal aneh kan? Gue takut rubik itu dikasih guna-guna dan lain-lain."

Pergerakan tangan Jake terhenti, seketika kejadian tadi pagi terputar di benaknya. Saat Sunghoon sedang mengambil kamera milik Ni-Ki untuk dipinjam, pemuda itu tak sengaja melihat rubik yang awalnya berjumlah dua puluh, kini tersisa sembilan belas saja.

Tak hanya itu, Sunghoon juga menemukan selembar kertas bertuliskan 'kalian akan mati tak lama lagi' berwarna merah dan berbau amis.

Orang iseng mana yang berani menulis itu?

"Kenapa bengong? Bener ya?"

Lamunan Jake buyar, dia tatap Ni-Ki dengan serius. "Habis gue, giliran siapa yang bakal jaga lo disini?"

"Err... gak ada."

"HAH?!"

Ni-Ki jadi heran. "Kak Hazen kan mau nginep di rumah temennya karena ada kerja kelompok, Kak Sena jagain Nathan, Kak Jayden mau ke rumah tantenya di Jaksel, kalau Kak Ganta mau ngerjain pr."

"Malam ini, gue bakal balik kesini jagain lo," ucap Jake. "Gak ada penolakan, demi keselamatan lo."

Ni-Ki pun semakin heran. "Bukannya tadi lo gak percaya? Kenapa sekarang jadi khawatir begitu?"

Jake mendekat ke Ni-Ki, lalu berbisik. "Firasat gue mendadak buruk soal itu, apalagi tadi pagi si Ganta bilang kalau malam ini ada yang dateng ke ruang rawat lo."

"Siapa?"

"Sosok hitam itu."

"Kenapa dia ngincer gue ya...?"

"Kalau menurut gue, ada yang gak suka sama kita..."

"Alasannya terlalu basi," sangkal Ni-Ki. "Emangnya siapa yang gak suka sama kita? Emang pernah kita ribut sama orang? Gak kan? Paling Kak Jayden doang. Kalaupun ada yang gak suka sama dia, otomatis dia doang yang ngalamin kejadian aneh ini, gue dan Kak Nathan enggak."

"Tapi bisa aja." Jake berpendapat. "Siapa tau dia pingin hidup Jayden jadi hancur, melalui kita. Karena kita udah kayak keluarga."

Ni-Ki tertawa hambar. "Ha ha ha, gak mungkin."

"Mungkin aja, kalau semuanya dipikirin lebih jauh lagi."

Ni-Ki pun terdiam. Kenapa dia jadi pusing ya? Aduh, tau begini seharusnya dia tidur saja daripada menunggu Jake mengupas kulit jeruk yang tak kunjung selesai. Pada akhirnya, dia harus membahas masalah rubik biru misterius itu.

"Sosok itu hubungannya apa sama dua puluh rubik yang ada di tas gue?" Tanya Ni-Ki kemudian.

"Jumlah awal dua puluh, itu kemarin. Hari ini jumlahnya sembilan belas, gue berpikiran kalau rubik itu bakal berkurang, menghitung hari sebelum hari kematian kita, sesuai yang dibilang di kertas," jawab Jake menjelaskan sedetail mungkin.

"Tapi masalahnya, kenapa rubik itu ada di tas gue? Satu persatu rubik bakal hilang kan, rubiknya diambil siapa? Gak mungkin rubiknya hilang sendiri," tanya Ni-Ki merasa janggal.

Tanpa Ni-Ki sadari, Jake membeku di tempatnya duduk. Wah, ternyata Ni-ki bisa berpikir jauh juga ya...



















Menurut kalian, sosok hitam
yang bawa kepala itu dateng
karena apa dan kenapa rubik
nya bisa berkurang padahal
'sejauh ini' gak ada yang terlihat
ambil rubik itu? :)

20 Cube | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang