14 - Cemas

192 22 2
                                    

🦋Happy Reading Everyone🦋
.
.
.
.
.

"Cinta dari seorang pria memang sangat penting, namun cinta dan kasih sayang dari sahabatku lebih penting!"

***

LUI berdiri di depan pagar pembatas balkon hotel tempat acara pernikahan Lida berlangsung. Angin malam membuatnya menggigil kedinginan, namun hal itu tidak membuatnya berbalik dan masuk ke dalam.

Wanita itu merapatkan cardigannya dan memeluk dirinya sendiri dengan kedua lengannya. Sangking fokusnya dengan apa yang ada di dalam pikirannya sekarang, Lui sampai tidak sadar kalau sedari tadi Aldy berdiri di belakangnya sembari menatapnya.

Aldy merasa kalau Lui masih marah kepadanya karena kejadian sepele tadi pagi. Aldy perlahan mendekati istrinya itu sembari melepas mantel hangat yang membalutnya.

Setelah ia cukup dekat dengan Lui, barulah Aldy menyampirkan mantelnya di bahu Lui. Wanita yang ada di hadapannya pun terkejut karena kehadirannya. Sontak Lui berbalik dan menatap Aldy dengan pandangan malas.

"Pake aja udah, masuk angin ntar," ucap Aldy tanpa memandang Lui.

Lui hanya diam saja, tidak jadi membantah ucapan Aldy. Jujur saja Lui sangat malas berdebat dengan suaminya pada malam ini.

Hening, tak ada yang bersuara di antara mereka berdua sekarang. Tak lama, Lui menoleh ke arah Aldy yang memang sedang menatapnya. Sontak Lui terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya ke alin arah.

Aldy terkekeh pelan melihat Lui yang salah tingkah karena dirinya. Lui bahkan sampai blushing karena Aldy menatapnya terus menerus.

"Ngapain sih ngeliatin terus?! Nyebelin!" kesal Lui yang salah tingkah.

"Kamu blushing?" tanya Aldy semakin gencar menggoda Lui.

Lui semakin membuang wajahnya dari Aldy dan tidak menatap suaminya itu barang sedetik pun.

"Nggak!"

Aldy mendekat dan langsung menyelipkan kedua tangannya di samping-samping pinggang ramping Lui. Lui terkejut dan merasakan hangat tubuh Aldy menguasai tubuhnya. 

"M-Mas," ucapnya yang langsung diinterupsi oleh Aldy.

"Ssssttt..."

Lui langsung diam setelah mendengar interupsi dari Aldy barusan. Aldy mengeratkan pelukannya sambil meletakkan dagunya di bahu kanan Lui.

"Masih marah soal tadi pagi?" tanya Aldy berbisik di telinga Lui.

"Nggak!" jawab Lui jutek.

"Jangan buang tenaga kamu untuk bohong, kamu itu gak pinter sama sekali kalau soal bohong," balas Aldy yang merupakan kalimat skakmat untuk Lui.

Lui diam saja, tidak menjawab ucapan Aldy karena tidak ada lagi bahan untuk membalas ucapan Aldy barusan.

"Diem kan lu?"

"APA?! KOK LU-GUA LAGI SIH PANGGILANNYA?!" sentak Lui setelah mendengar ucapan kecil Aldy barusan.

"Nggaa sayang, maaf keterusan," jawab Aldy.

Astheneia 2: End With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang